OTAK, DARAH, PERUT, DAN ALAT KELAMIN MENENTUKAN PRIBADI
Otak adalah markas atau pemimpin tertinggi yang memegang kekuasaan kerajaan diri. Di sana terpegang pikiran, perasaan, dan iradah (kemauan). Urat-urat saraf yang halus berpusat ke otak. Ada yang berperan sebagai tali halus penghubung yang menuju anggota tubuh penting di kepala, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan seluruh wajah. Ada pula yang terus menuju otak kecil yang terletak di bawah otak besar. Otak kecil laksana pembagi pekerjaan atau sekretaris jenderal, yang bertugas membagikan ke-hendak otak ke seluruh tubuh melalui sumsum. Dari sumsum itulah dibuat tali penghubung yang akan menuju ke seluruh tubuh. Ada pula urat saraf yang bekerja sebagai pengantar kabar dan penerima kabar. Semuanya berpusat di kepala. Jika mata kita melihat seorang memotong jeruk nipis, urat saraf di mata menyampaikan hal itu kepada otak dan otak menyampaikan hal itu kembali, dengan perantara saraf yang ada di bawah lidah, yaitu kelenjar. Secepat itu pula tergeraklah kelenjar air ludah di bawah lidah sehingga mengalirlah air ludah keluar melihat air jeruk nipis yang asam, hanya dalam waktu yang sangat singkat. Demikianlah kuasa otak atas seluruh anggota tubuh, dengan perantara urat-urat saraf yang berjumlah puluhan ribu.
Agar hubungan seluruh tubuh dengan otak berlangsung cepat, harus ada penguat hubungan. Tenaga penghubung yang kuat itu adalah darah. Jika darah sehat, sehatlah seluruh tubuh, sehatlah urat-urat saraf dan otak. Pusat penghasil darah tidak didekatkan dengan otak supaya tenaga pengatur tidak kacau karena memikirkan produksi darah.
Saya sendiri termasuk orang yang membantah teori lama yang membagi tingkah laku berdasarkan hawa tubuhnya. Saat masih muda, saya suka sekali menulis cerita yang sedih. Saya suka sekali jika akhir cerita ditutup dengan kematian. Orang akan sampai menangis jika membaca Tenggelamnya Kapal Van Der Wiyck, misalnya.
Ada orang yang menyangka bahwa saya bersifat melankolis dan penyedih. Akan tetapi, orang yang bergaul dan dekat dengan saya mengetahui bahwa saya sangat bergembira dan suka bersenda gurau. Mereka mengatakan, "Suatu majelis jika tidak ada Hamka, tidak meriah!" Mengapa tabiat saya sehari-hari berlawanan dengan cerita yang saya tulis? Adakah saya seorang melankolis? Tidak! Cerita adalah pengaruh buku bacaan atau pengaruh yang lain, bukan karena hawa tubuh. Padahal setelah menulis cerita itu, saya bertemu dengan beberapa keadaan atas diri saya yang betul-betul berpengaruh kepada jiwa, yaitu hal-hal sedih yang saya ceritakan dahulu pada orang lain, benar-benar bertemu pada diri sendiri, dan lebih enak jika diceritakan. Dan saya tetap gembira serta suka berkelakar.
Pengaruh kelamin atas pribadi pun banyak. Napoleon yang gagah perkasa dan dapat mengalahkan musuh besar di medan perang, selain dapat menaklukkan negeri-negeri sangat kecil untuk mengetahui semua itu. Karena itu, yang dapat dipikirkan oleh otak orang tua hanyalah hal-hal yang telah dijalani dan dialami. Di dalam lingkungan itulah kita lahir. Akal kita yang baru berkembang telah dipengaruhi oleh segala yang ada di sekeliling kita. Itulah yang terlebih dahulu akan terekam dalam otak.
Semakin lama semakin besar, masuklah kita ke dalam pergaulan hidup. Pergaulan hidup pun hanya sekadar yang dapat dijalani dengan tubuh kecil ini dan biasanya yang kita pilih adalah yang lebih sesuai dengan yang kita lihat pada awalnya. Mulailah tumbuh akal kita berdasarkan yang hal yang dilihat. Tumbuh pertimbangan dan pendapat kita atas suatu perkara sekadar yang kita ketahui dan alami.
Sesekali kita mendapatkan kekecewaan atau langkah kita terbentur. Kita pun mendapatkan pengetahuan baru yang menentukan pemikiran dan pertimbangan akal kita sehingga pandangan hidup bertambah. Terkadang kita menderita penyakit dan penyakit itu tentu saja memenga-ruhi jalan darah dan darah memengaruhi isi otak dan memerintah urat saraf.
Makanan yang biasa dimakan pun demikian juga. Ada makanan yang berkhasiat panas dan memanaskan darah, ada yang berkhasiat dingin dan mendinginkan darah. Sebab itu, ada orang yang mudah marah, tetapi mudah pula memberi maaf. Ada orang yang tidak mudah marah, tetapi tidak mudah untuk memaafkan jika sudah marah.
Iklim suatu negara juga memengaruhi jalan hidup dan jalan
pikiran. Di daerah khatulistiwa, yang suhu panas dan dingin tidak terlalu
berbeda karena pergantian musim, orang-orangnya bersifat lemah lembut, berpikir
tenang, dan banyak memakai kata sindiran sebab tidak ada suatu yang menyuruhnya
bergegas. Pribadi orang kota ingin segals sesuatu yang cepat sebab waktu adalah
uang. Pribad orang desa lebih tenang karena padi dan buah-buahan tumbuh tidak secepat
yang diinginkan dan itu akan tumbus jika dirawat. Tak perlu jauh-jauh, di
antara orang Jakarta dengan orang Pasar Minggu pun ada perbedaan.
Saya sendiri termasuk orang yang membantah teori lama yang
membagi tingkah laku berdasarkan hawa tubuhnya. Saat masih muda, saya suka
sekali menulis cerita yang sedih. Saya suka sekali jika akhir cerita ditutup
dengan kematian. Orang akan sampai menangis jika membaca Tenggelamnya Kapal Van
Der Wiyck, misalnya.
Ada orang yang menyangka bahwa saya bersifat me lankolis dan
penyedih. Akan tetapi, orang yang bergaul dan dekat dengan saya mengetahui
bahwa saya sangat ber gembira dan suka bersenda gurau. Mereka mengatakan,
"Suatu majelis jika tidak ada Hamka, tidak meriah!" Mengapa tabiat
saya sehari-hari berlawanan dengan cerita yang saya tulis? Adakah saya seorang
melankolis? Tidak! Cerita adalah pengaruh buku bacaan atau pengaruh yang lain,
bukan karena hawa tubuh. Padahal setelah menulis cerita itu, saya bertemu
dengan beberapa keadaan atas diri saya yang betul-betul berpengaruh kepada
jiwa, yaitu hal-hal sedih yang saya ceritakan dahulu pada orang lain,
benar-benar bertemu pada diri sendiri, dan lebih enak jika diceritakan. Dan
saya tetap gembira serta suka berkelakar.
Pengaruh kelamin atas pribadi pun banyak. Napoleon yang
gagah perkasa dan dapat mengalahkan musuh besar di medan perang, selain dapat
menaklukkan negeri-negeri yang lebih kuat, dia pun gagah perkasa berhadapan
dengan perempuan. Sebetulnya pribadi Napoleon tidaklah menarik hati. Daya
tariknya kurang, tetapi nafsunya kuat.
Ada pemimpin yang muncul khayalnya dan lebih hebat berpidato
jika ada perempuan cantik ikut mendengarkan dan duduk di barisan depan.
Hapalan, syair, prosa, dan puisi, semuanya mengalir keluar dari mulut laksana
air hilir jika di sana ada perempuan.
Kekasih, tunangan, istri yang setia dalam rumah tangga yang
bahagia, murid-murid dan pengikut dari kalangan kaum ibu, semuanya pun
memengaruhi pertumbuhan pribadi. Barangkali ada orang yang membawa-nya kepada
hal yang buruk, ada yang membawanya kepada yang baik. Ada cara nakal
pemuda-pemuda yang tidak dapat menahan hati, ada juga pemuda yang menempuh
jalan se-suai syari'at agama. Namun, soal kelamin tidaklah dapat di-pandang
enteng sebagai pembentuk pribadi.
Istri yang selalu memengaruhi suami yang seringkali
menentukan suami semaunya sehingga membuat suami tidak lagi yang berkuasa
menyebabkan pribadi seorang laki-laki menjadi lemah dan tidak cepat mengambil
ke-putusan. Sebab, dia takut istrinya di rumah tidak setuju.
Pengaruh istri pun terkadang tidak dapat disembunyi-kan dari
muka umum. Seorang laki-laki yang dilayani dengan baik oleh istrinya akan
gembira hidupnya dan ter-buka mimpinya untuk melanjutkan usaha. Seorang pe-muda
yang dicintai oleh seorang gadis akan giat dan gesit menghadapi pekerjaannya.
Beberapa orang besar dunes mengakui dengan terus terang pengaruh itu. Bismarck
pernah mengatakan, "Istriku yang membuat aku menjad seperti ini."
Jangankan kehidupan pribadi orang besar di dunia, kehidupan
para nabi pun dipengaruhi oleh jiwa halus pe rempuan. Tentu saja dengan arti
yang suci. Adam dengars Hawa, Yusuf dengan Zulaikha, Isa anak Maryam meski. pun
tidak sampai menikah, perempuan yang mencintai dia tetap ada. Maria Magdalena,
awalnya adalah perempuan jahat, kemudian menjadi perempuan suci karena men
cintai Isa. Muhammad, saat muda pertumbuhan pribadinya terpengaruh oleh
Khadijah dan pada waktu usia tua ter. pengaruh oleh Aisyah.
Oleh karena itu, janganlah Anda hambarkan hidup Anda dengan
tidak memiliki perempuan. Jika Anda membawanya kepada arti yang baik, tentulah
hasilnya akan membentuk pribadi yang kuat.
Ingatlah kata-kataku bahwa selain otak, darah, dan perut,
ada lagi yang berpengaruh, yaitu alat kelamin, anugerah Tuhan untuk menyambung
dan mengekalkan hidup yang tidak boleh kita sia-siakan.
Ketika saya menjadi mubaligh saat masih muda, sering saya
mengatakan dan kerapkali saya mendengar bahwa dunia ini menjadi rusak karena
tiga perkara, yaitu mengejar pangkat, mencari uang, dan perempuan.
Ketiganya memang menimbulkan kegembiraan mengejar hidup.
Namun, membawa celaka pada diri pribadi jika tidak diingat tujuan hidup yang
sejati, yaitu memberi manfaat bagi masyarakat untuk mencapai keridhaan Tuhan.
Janganlah kita menentang hidup, tetapi hadapilah dengan
berani. Bersihkan jiwa dan ingatlah Tuhan. Allah berfirman, "Dijadikan
terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas
dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang." (Ali 'Imraan:
14)
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (al-Kahf: 46)
Khalif al-Ma'mun mengatakan, "Jika tidak ada tiga perkara, rusak dan binasalah dunia ini. Jika tidak ada syahwat, putuslah keturunan. Jika tidak ada keinginan men-cari nafkah, rusak dan binasalah penghidupan. Jika tidak ada keinginan terkemuka, habislah ilmu pengetahuan."
Sumber : HAMKA
Posting Komentar untuk "OTAK, DARAH, PERUT, DAN ALAT KELAMIN MENENTUKAN PRIBADI"