Mengenal Sejarah Singkat 10 Imam Besar Umat Islam
MENGENAL SEJARAH SINGKAT 10 IMAM BESAR UMAT ISLAM
Ulama adalah pewaris nabi yang akan membimbing umat sampai akhir masa. Dalam masa perkembangan Islam dikenal beberapa ulama yang mempunyai peranan penting dan sangat berpengaruh dalam sejarah Islam. Para Imam dan Para Ulama tersebut dikenal karena kebaikannya, ketinggian ilmunya dan keshalehannya. Keihklasan dan pengorbanannya dalam menuntut ilmu sangat dirasakan manfaatnya oleh umat. Berikut sejarah singkat 10 Imam Besar atau para Ulama yang berpengaruh bagi umat Islam sampai saat ini.
Gambar Ilustrasi : Imam Mazhab (www.aktual.com)
1. Imam Abu Hanifah.
Nama lengkapnya Abu Ilanifah An-Nu'man bin Tsabit bin An-Nu'man bin Al-Marziban. Ia lahir, tumbuh, dan besar, di Kufah (Iraq) tahun 80 H. Selama 18 tahun, ia berguru kepada Syaikh Hammad bin Abi Sulaiman, ulama paling masyhur saat itu. Abu Hanifah memiliki banyak hafalan hadits, lalu menyarikannya ke dalam kitab fiqh. Dialah ulama pertama yang melakukan hal itu. Dia pula ulama pertama yang menulis ilmu fiqh dalam sebuah kitab yang tersusun bab demi bab. Imam Asy-Syafi'i berkata tentang Abu Hanifah, “Barang-siapa belum membaca buku-buku Abu Hanifah, maka ia belum memperdalam ilmu, juga belum belajar fiqh.” Abu Hanifah sempat dipenjara oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur hanya karena menolak diangkat menjadi hakim. Di usia 70 tahun, saat masih menjadi tawanan rumah, Abu Hanifah meninggal dunia. Jenazahnya dishalati oleh lebih dari 50 ribu warga Iraq.
2. Imam Malik bin Anas.
Imam kedua dari empat imam fiqh yang tersohor. Lahir pada 93 H di daerah Dzi Al-Marwah, agak jauh dari kota Madinah. Kakeknya, Malik bin Amir bin 'Umar, berasal dari Yaman, ikut menulis ulang Al-Qur'an pada masa Khalifah 'Utsman bin 'Affan. Saat remaja, Imam Malik berguru kepada Rabi'ah bin Abi 'Abdurrahman, ulama paling kesohor di Madinah pada saat itu. Ia juga berguru kepada Imam Nafi' yang kemudian masuk dalam daftar silsilah Adz-Dzahabiyah (rantai emas), yaitu riwayat hadits dari Syafi'i dari Malik dari Nafi' dari Ibnu 'Umar dari 'Umar bin Al-Khathab. Beberapa gurunya yang lain adalah Syaikh Ibnu Hurmuz Abdullah bin Zaid, Ibnu Syihabuddin Az-Zuhri, dan Muhammad bin Al-Munkadir. Sebanyak 70 syaikh Masjid Nabawi mengizinkan Imam Malik mengajar di masjid nabi ini. Resmilah Imam Malik menjadi salah satu syaikh di Masjid Nabawi. Selain di masjid, Imam Malik juga membuka lebar-lebar pintu rumahnya sebagai tempat masyarakat bertanya fiqh dan hadits. Di antara yang datang adalah Khalifah Harun Ar-Rasyid. Buku Imam Malik yang paling terkenal adalah Al-Muwaththa' Imam Malik wafat pada 179 H.
3. Imam Asy-Syafi'i.
Lahir pada Rajab 150 H di Gaza Palestina, dibesarkan dalam kondisi yatim dan fakir di Makkah. Luar biasa, pada usia 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an. Guru pertamanya adalah Syaikh Masjidil Haram, Muslim bin Khalid. Syaikh Muslim mengizinkan Asy-Syfi'i mengeluarkan fatwa meski masih berusia 15 tahun. Bahkan, sebelum usia 15 tahun, ia sudah dipercaya meriwayatkan hadits. Imam Asy-Syafi'i dikenal sebagai ulama yang suka berpergian guna menuntut ilmu. Pertama kali ia pergi ke Madinah untuk menghadiri majelis ilmu Imam Malik selama delapan bulan. Lalu pergi ke Irak untuk menimba ilmu dari dua murid Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad bin Hasan, juga pergi ke Yaman dan Mesir. Asy-Syafi'i banyak menulis buku, termasuk buku tentang ushul-fiqh. Inilah buku pertama dalam bidang ini yang banyak dikaji oleh pengikut mazhab lain. Imam Asy-Syafi'i wafat pada usia 54 tahun.
4. Imam Ahmad bin Hambal
Lahir di Baghdad pada 164 H. Imam terakhir dari imam mahzab empat. Imam Ahmad menimba ilmu kepada Abu Yusuf, murid Abu Hanifah, dan Imam Malik di kota Madinah. Ia juga berguru kepada Imam Asy-Syafi'i sewaktu gurunya itu tinggal di Baghdad. Kata Imam Asy-Syafi'i, “Aku telah meninggalkan Kota Baghdad. Tak ada yang lebih fakih dan banyak ilmunya dari pada Imam Ahmad bin Hambal."Imam Ahmad meninggal di kota Baghdad pada hari Jumat, Rabiul Awal 241 H pada usia 77 tahun.
Gambar Ilustrasi
5. Ibnu Hazm.
Nama lengkapnya Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Sufyan bin Yazid. Ia lahir di bagian timur kota Cordova, Andalusia (Spanyol), pada akhir bulan Ramadhan 384 H. Dalam usia yang masih sangat muda, Ibnu Hazm sudah mampu menghafal Al-Qur'an. Ia memiliki guru yang membuatnya selalu sibuk dengan majelis-majelis ilmu. Guru tersebut bernama Syaikh Abu Husain Ali Al-Fasi. Keluarga Ibnu Hazm memiliki kedudukan yang terhormat di pemerintahan. Namun, setelah terjadi kekacauan politik di Cordova, orang tua Ibnu Hazm kehilangan jabatan di pemerintahan. Kehidupan Ibnu Hazm pun berubah menjadi serba susah. Semua itu justru membuat Ibnu Hazm semakin matang mendalami dan menganalisis berbagai bidang ilmu. Ia seorang ahli fiqih, ahli hadits, penulis, sastrawan, menguasai ilmu filsafat dan logikanya, serta seorang sejarawan termasuk sejarah agama dan sekte-sekte di luar Islam. Ibnu Hazm wafat pada 28 Sya'ban 456 H.
6. Al-Hasan Al-Bashri.
Lahir pada 21 H, dua tahun terakhir masa kekhalifahan 'Umar bin al-Khathab. Ia tumbuh dari lingkungan rumah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta dididik dalam pangkuan Ummul Mukminin, Ummu Salamah. Bahkan Ummu Salamah sering menyusui Al-Hasan Al-Bashri ketika ibunya berpergian. Hafal Al-Qur`an sebelum umur 14 tahun. Ia hijrah ke Bashrah bersama orang tuanya. Itulah sebabnya ia disebut Al-Bashri. Al-Hasan mengikuti halaqah Abdullah bin Abbas di Basrah yang sering dijuluki “penafsir Al-Qur`an dan tinta umat”. Ia belajar tafsir, hadits, dan qiraat. Dari ulama-ulama lain ia belajar fiqh, bahasa, dan sastra. Jadilah ia seorang ulama yang dirujuk banyak orang. Al-Hasan pernah memberi nasihat kepada Khalifah 'Umar bin Abdul Aziz tentang pemimpin yang adil dan keburukan dunia hingga membuat sang khalifah menangis tersedu-sedu. Pada malam Jumat 1 Rajab 110 H, Al-Hasan memenuhi panggilan Rabb-nya.
7. Al-Laits bin Sa'ad.
Lengkapnya bernama Laits bin Sa'ad bin 'Abdurrahman, biasa dipanggil Abu Harits. Lahir pada pertengahan Sya'ban 93 H di Qalqasyandah, sebelah selatan Kabupaten Tukh, Propinsi Qalyubiah, 10 km dari Kairo, Mesir. Laits banyak belajar kepada para ulama di Masjid Al-Fusthath, di antaranya Yahya bin Sa'id Al-Anshari dan Ja'far bin Rabi'ah. Ia periwayat hadits, terutama dari Nafi', pelayan Ibnu 'Umar Ra. Laits juga sering bertemu dan berdiskusi dengan Imam Malik bin Anas serta Imam Abu Hanifah. Sementara dengan Imam Asy-Syafi'i, Laits tak sempat bertemu. Saat Imam Asy-Syafi'i pergi ke Mesir ia hanya sempat menziarahi kubur Imam Laits. Laits juga banyak memberi petuah kepada khalifah Al-Manshur, Al-Mahdi, dan Harun Ar-Rasyid.Laits wafat pada 175 H.
8. Ibnu Taimiyah.
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Abbas Ahmad Taqiyuddin. Keluarganya sering disebut Bani Taimiyah, diambil dari nama ibu salah seorang kakeknya, seorang juru dakwah pada zamannya. Ibnu Taimiyah lahir tanggal 10 Rabiul Awal 661 H di kota Harran sebelah timur laut Turki. Ibnu Taimiyah memiliki lebih dari 200 guru. Ia juga memiliki banyak murid. Tak ada seorang syaikh memiliki lebih banyak murid dari pada Ibnu Taimiyah. Dikenal pula sebagai orator yang cerdas, peneliti yang jeli, penulis yang kreatif, alim yang rajin menelaah, dan fakih pembaharu. Ia juga piawai memainkan pedang. Ia pernah memimpin delegasi dari Kota Damaskus menghadap Qazan, Raja Tatar, untuk menghentikan aksi pengrusakan dan kezalimannya. Ibnu Taimiyah wafat pada 22 Dzul Qa'dah 728 H.
9. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.
Lahir pada 17 Shafar 691 H. Ayahnya, Syaikh As-Shaleh Al-Abid An-Nasik Abu Bakar adalah direktur Madrasah Al-Jauziyah di Damaskus. Karena itu, Ibnu Qayyim disebut juga dengan Qayyim Al-Jauziyah. Ibnu Qayyim telah mempelajari seluruh cabang ilmu syariah seperti ilmu kalam, tafsir, hadits, fikih, ushul fikih, dan faraidh. Ibnu Qayyim berguru kepada Ibnu Taimiyah sejak kepulangan sang guru ke Mesir pada 712 H hingga wafatnya pada 728 H. Ibnu Qayyim sendiri meninggal pada 13 Rajab 751 H dalam usia 60 tahun.
10. Imam Asy-Syaukani.
Nama lengkapnya Muhammad Ali bin Abdullah Asy-Syaukani Ash-Shan'ani. SiIsilah nasabnya berakhir pada Zaid bin Kahlan bin Saba'. Nama Syaukani sendiri diambil dari nama daerah kelahirannya, sebuah desa yang tak jauh dari kota Shan'a. Asy-Syaukani lahir pada 28 Dzulqa'dah 1183 H atau 1860 M. Pada masa kanak-kanak ia sudah menghafal Al-Qur'an, ribuan hadits, fikih, dan bahasa Arab. Guru pertamanya adalah ayahnya sendiri, 'Al bin Abdullah, seorang ulama besar pada zamannya. Setelah itu ia belajar pada 17 orang guru. Imam Asy-Syaukani meninggal pada Jumadil Akhir 1250 H dalam umur 76 tahun.
Sumber : www.Hidayatullah.com
Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah Singkat 10 Imam Besar Umat Islam"