Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Sikap Orang Tua Ketika Sang Anak Mendapat Hasil Belajar di Sekolah yang Buruk

Bagaimana Sikap Orang Tua Ketika Sang Anak Mendapat Hasil Belajar di Sekolah yang Buruk
Gambar : Pixabay.com

Apa yang saya maksudkan dari hasil belajar di sekolah yang buruk adalah siswa gagal untuk mendapatkan ilmu yang diharapkan di sekolah dan mendapatkan nilai yang jelek dalam berbagai macam pelajaran. Hasil belajar di sekolah yang buruk ini bisa berupa hasil keseluruhan, lemah dalam semua pelajaran, atau terbatas pada satu atau dua pelajaran saja. Namun, masalah ini telah menempati tempat pertama perhatian keluarga.

Hal itu karena biaya hidup (termasuk biaya sekolah) telah meningkat luar biasa dan persaingan semakin ketat. Sehingga, hampir dalam semua hal bila prestasi dan gelar seseorang biasa saja maka tidak dapat menarik perhatian orang lagi. Orang dengan prestasi dan keterampilan luar biasa saja yang sekarang memegang pengaruh di dunia. Ini berarti bahwa bagi remaja dan kaum muda yang ingin membuka kehidupan yang baru berkaitan erat dengan prestasi luar biasa mereka di SMA atau universitas. Nilai mereka yang bagus dan gelar dari universitas yang ternama menjadi dasar anak muda laki-laki maupun perempuan mampu mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Saat mendiskusikan hasil belajar di sekolah yang buruk, banyak orang akan mengarah kepada IQ yang rendah atau tidak pintar, meski penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa intelegensi yang rendah menjadi sebab tidak lebih 5% jumlah siswa dengan hasil sekolah yang buruk. Dalam penelitian khusus terhadap 31 anak yang dipilih dari beragam sekolah dengan intelegensi yang tinggi, tapi hasil belajar yang buruk, ditemukan bahwa seluruh siswa ini memiliki sifat rendah diri dan beberapa anak tidak sadar tentang kemampuan intelegensi mereka yang tinggi. Setelah beberapa kali terapi, 28 dari anak-anak itu berhasil memahami dan lulus mengerjakan dua mata pelajaran dalam satu waktu. Mereka juga berhasil meningkatkan prestasi pada tingkat yang sama dengan kemampuan atau intelegensi mereka yang sebenarnya. Namun, di sini saya ingin menekankan pada faktor psikologi dan sosial dalam hasil belajar di sekolah yang buruk. Sebab, tampaknya dua hal tersebut lebih relevan dan penting. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mendapat nilai yang buruk di sekolah, yaitu
  1. Percaya diri yang rendah. Anak dengan prestasi belajar sekolah yang jelek mungkin merasa bahwa tugas sekolah terlalu berat bagi mereka, jauh di atas kemampuan dan potensi mereka. Apalagi mereka merasa tidak dapat berprestasi banyak di sekolah karena keadaan dan tekanan mereka.
  2. Ketakutan berlebihan mereka kepada teman. Ini akan membuat mereka tidak bertanggung jawab, seiring dengan kegelisahan yang tidak beralasan.
  3. Merasa malu dan tidak bisa berbicara atau berdebat dengan sesama murid atau guru. Seorang murid yang sangat pemalu tidak akan pernah berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan ini bisa membawa efek negatif pada hasil belajarnya.
  4. Punya sedikit semangat untuk belajar mata pelajaran tertentu di sekolah atau mungkin membenci sekolah karena tindakan guru-guru tertentu.
  5. Kondisi keluarga dan sosial tertentu. Hal ini bisa menciptakan situasi aneh sehingga menjadi penghalang remaja untuk belajar dan bersaing meraih prestasi. Contoh situasi seperti itu adalah saat seorang siswa memiliki ayah yang sangat kaya dan dia mungkin mempertimbangkan keluar sekolah sebagai tahap awal untuk ambil bagian dalam manajemen bisnis keluarga mereka. Dia berpikir memiliki uang lebih dari cukup, jadi tidak perlu berjuang keras meraih gelar sarjana. Sebaliknya, ada keluarga yang sangat miskin sehingga beberapa anaknya kehilangan dorongan untuk belajar karena mereka tidak merasa begitu yakin dapat menyelesaikan sekolah. Kemudian mereka memutuskan lebih baik mulai keluar sekolah secepat mungkin.
  6. Kurangnya dukungan dari keluarga. hal ini dapat menghalangi proses belajar anak. Motif belajar sering kali bukan dari sendiri. Motif berkembang di tangan keluarga dan guru. Banyak keluarga dengan latar belakang pendidikan yang kurang memadai tidak begitu peduli terhadap pendidikan anak-anaknya dan tidak memotivasi anak-anaknya untuk belajar.
  7. Siswa yang tidak bertanggung jawab dan tidak mau belajar. Ini adalah sumber utama pengaruh negatif. Mereka sendiri tidak memiliki cita-cita tinggi dan bisa menjadi pengaruh buruk bagi remaja yang lain. Mereka dapat menjadi contoh bagi siswa lain untuk mengendurkan semangat belajar.

Bagaimana Menghadapi Masalah Hasil Belajar yang buruk di Sekolah yang Buruk

Bagaimana Sikap Orang Tua Ketika Sang Anak Mendapat Hasil Belajar di Sekolah yang Buruk

Satu hal yang perlu disadari orang tua bahwa jika anak pertama mereka membuktikan diri menjadi anak dengan prestasi belajar yang paling bagus, hal ini tidak menjamin bahwa adik-adiknya akan mengikuti langkahnya. Mari kita ingat kembali perbedaan sifat di antara anak-anak.

"Juga apabila orang tua terlalu tinggi menetapkan cita-cita untuk anak-anaknya, bisa membuat mereka frustasi karena tidak bisa mencapai tingkatan yang ditetapkan oleh orang tua."

Anak kita harus memiliki cita-cita sebagai tujuan pasti sehingga mereka akan terus-meneruskan sekolah hingga tingkat perguruan tinggi. Kita bisa mengatakan berkali-kali bahwa kita tidak mengizinkan setiap anak kita untuk berhenti sekolah sebelum menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua agar hasil belajar anak menjadi lebih baik dan berprestasi, yaitu sebagai berikut :

1. Arahkan anak-anak kita untuk meraih prestasi tinggi sebagai salah satu prioritas hidup kita. Ini akan mengharuskan kita menyisihkan cukup uang agar mereka bisa masuk di sekolah dan universitas yang bagus. Saya paham bahwa pendidikan yang baik sangat mahal saat ini, tapi pendidikan yang buruk juga benar-benar lebih mahal, meski untuk jangka waktu yang panjang.

2. Pastikan bahwa anak kita tidak memiliki masalah gangguan pendengaran atau penglihatan atau masalah kesehatan lainnya. Berdasarkan fakta bahwa masalah pendengaran dan penglihatan yang lemah sering mengakibatkan prestasi belajar yang buruk.

3. Kita beri penghargaan bagi anak kita yang mendapatkan prestasi belajar yang bagus dengan hadiah, dorongan, dan pujian. Buatlah suasana rumah yang mendukung untuk proses belajar, jika seorang atau dua orang anak memiliki satu kamar, ini akan sangat membantu. Kemudian kurangi beban anak-anak dengan pekerjaan rumah yang terlalu banyak karena aktivitas ini bisa mengganggu tugas belajar mereka.

4. Jadikanlah suatu kebiasan dengan menceritakan kisah-kisah tokoh besar umat Islam dan juga tokoh-tokoh penting Negara kita kepada anak-anak. Jika kita bisa mengarahkan mereka kepada satu bidang atau cabang ilmu pengetahuan tertentu, lakukanlah. Sebab, hal ini akan semakin penting bagi mereka kelak.

5. Kita berdoa kepada Allah untuk anak kita sepanjang waktu. Jangan pernah kehilangan harapan atau tidak sabar dalam menanti balasan Allah terhadap doa kita.

6. Ide bagus untuk meminta anak kita belajar kelompok secara rutin dengan tiga atau empat teman, dengan syarat bahwa mereka adalah anak yang jujur dan serius. Sebab, menyenangkan bisa belajar bersama teman dan sangat bermanfaat. Ramahlah dalam menerima teman-temannya dan siapkan pula tempat yang nyaman untuk belajar.

7. Banyak remaja menganggap bahwa tidur di awal waktu mengindikasikan belum dewasa atau kurang jantan. Mereka sering menghina teman-teman sekelas mereka yang tidur di awal waktu. Alasannya bisa seperti balas dendam terhadap tekanan yang digunakan sebelumnya saat mereka kecil, yang disuruh orang tua untuk tidur lebih awal. Namun, kenyataan sebenarnya adalah bahwa remaja membutuhkan tidur lebih lama daripada orang dewasa. Para peneliti telah menyimpulkan sekitar 30 tahun lalu bahwa remaja membutuhkan tidur 10 jam setiap hari, tetapi kita ketahui bahwa kebanyakan remaja tidak lebih dari 6 atau 7 jam. Tidak tidur hingga larut malam secara alami akan mengurangi waktu tidur dan saat para remaja di sekolah keesokan harinya, mereka tidak akan siap untuk mendengar atau memperhatikan pelajaran dengan baik. Ini adalah akibat alamiah karena otak tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Merupakan fakta yang terbukti juga bahwa kurangnya waktu tidur akan mengakibatkan kemurungan dan mungkin depresi

Oleh karena itu, kita perlu bersikap tegas dalam mengatur waktu tidur semua anggota, agar mereka bisa bangun tepat waktu untuk melaksanakan shalat Subuh, serta agar mereka menjalani kehidupan yang sehat dan baik.

Sumber : Prof. Dr. Abdul Karim Bakkar

Posting Komentar untuk "Bagaimana Sikap Orang Tua Ketika Sang Anak Mendapat Hasil Belajar di Sekolah yang Buruk"