Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REAL OR UNREAL (Chapter 5 – Infiltrasi Sehat Farma)

REAL OR UNREAL

(Chapter 5 – Infiltrasi Sehat Farma)

REAL OR UNREAL (Chapter 5 – Infiltrasi Sehat Farma)
Gambar : Pixabay.com

Langit mendung menggelayut rendah di atas kota, seolah tahu ada yang sedang direncanakan. Di dalam sebuah kafe kecil yang tenang, Ruby duduk dengan tiga laptop terbuka di hadapannya. Jemarinya menari di atas keyboard, mengontrol alur penyusupan yang sedang berlangsung.

Rencana dibagi menjadi empat jalur:

1. Ruby sebagai pusat kendali dan informasi dari kafe.

2. Kenzo dan Eden berpura-pura menjadi pelamar kerja.

3. Raka dan Jay menyelinap lewat pintu belakang.

4. Tia menyamar sebagai utusan rumah sakit.

Pintu Depan: Kenzo dan Eden

Kenzo dan Eden melangkah mantap ke dalam gedung Sehat Farma. Mereka mengenakan pakaian rapi, membawa berkas lamaran palsu. Di balik senyum tenang, detak jantung mereka berpacu.

Seorang karyawan perempuan menyambut mereka di lobi dengan ramah.

“Selamat siang! Kalian pasti pelamar yang dijadwalkan hari ini ya? Wah, Sehat Farma senang sekali bisa bertemu dengan talenta baru.”

Dia tersenyum hangat. “Ayo, saya antar kalian ke atas. Direktur sedang menunggu.”

Mereka dibawa ke lantai teratas. Ruangan direktur tampak mewah dan steril. Begitu masuk, direktur memberi isyarat duduk. Wawancara berlangsung tajam: pertanyaan teknis, integritas, bahkan ditanya soal pendapat tentang rahasia perusahaan.

Setelah proses panjang, direktur berkata sambil menatap tajam,

“Kalian kami terima. Tapi ingat, kalian masih diawasi. Kalian hanya boleh berada di lantai 1 sampai 8. Lantai 9 hingga 12 adalah area terbatas.”

Mereka diarahkan ke ruang ganti di lantai 7. Di sana, mereka melihat kode warna seragam:

Biru cerah untuk staf umum (lantai 1-8)

Abu-abu dengan penutup kepala dan masker untuk staf tingkat atas (lantai 9-11)

Setelah berpakaian, Eden turun ke lantai 1, ditemui oleh seorang staf.

“Di mana temanmu yang satu lagi?” tanya staf itu.

“Dia... sedang di toilet,” jawab Eden cepat.

“Baik. Ini tugasmu hari ini,” ucap staf itu, menyerahkan daftar pekerjaan.

Sementara itu, Kenzo menyelinap naik ke lantai 11 dengan pakaian abu-abu. Dia adalah bayangan, tak terlihat tapi mengincar tepat sasaran.

Pintu Belakang: Jay dan Raka

Jay dan Raka merunduk di bayang-bayang gedung, menyusup lewat pintu belakang. Dua petugas keamanan disergap dan dibungkam dengan kain bius. Mereka menukar seragam dan berjalan seolah bagian dari patroli rutin.

Tanpa banyak kata, Raka bergerak cepat menuju lantai-lantai atas, area yang disinyalir menyimpan rahasia.

# # #

Tia melangkah masuk ke gedung dengan seragam putih seperti perawat. Ia membawa dokumen pemesanan obat dari rumah sakit fiktif “Yoran Hospital.”

“Semangat, Tia,” kata Ruby melalui earpiece.

“Aman,” bisik Tia, memasuki lobi.

Suasana sibuk. Para karyawan berlalu-lalang tanpa menyadari penyusupan sedang berlangsung. Tiba-tiba, seorang karyawan cantik menghampirinya.

“Selamat siang! Anda dari Yoran Hospital ya?”

“Iya, betul. Saya diutus untuk menanyakan status pemesanan beberapa obat.”

“Silakan ikut saya. Kami akan langsung antar Anda ke apoteker.”

Mereka naik ke lantai 9. Di depan pintu bertanda "Ruangan Apoteker", sang karyawan mengetuk.

Tok tok tok.

“Ya, ada apa?” jawab suara dari dalam.

“Ini ada utusan dari Yoran Hospital.”

“Baik, silakan masuk.”

Tia masuk dan mulai berbicara dengan gaya formal, seperti seorang profesional medis. Sementara itu, matanya menangkap detail-detail kecil: botol obat tanpa label, dokumen pengiriman mencurigakan, dan peta distribusi.


Di Lantai 11

Kenzo telah berhasil menyusup hingga ke lantai 11. Ia mengaktifkan tabung kecil gas air mata yang ia sembunyikan di tasnya. Para penjaga tumbang dalam sekejap. Ia membuka jendela, memasang tali.

“Tim evakuasi, masuk sekarang,” bisiknya ke radio.

Beberapa pasukan elit muncul, masuk diam-diam dari pintu belakang, lalu keluar melalui jendela sambil membawa tawanan yang dilepaskan satu per satu.

Kenzo membuka ruangan rahasia.

“Kenzo?!” seru Sora, salah satu dari para tahanan.

“Di mana Kak Jihoon?” tanya Kenzo.

“Sini, dia masih diikat!”

Kenzo melepas ikatan Jihoon dan lainnya.

“Semua keluar sekarang! Gunakan tali!”

Tujuh anak-anak yang ditahan pun ikut dievakuasi. Namun, tiba-tiba, seorang karyawan muncul naik ke lantai 11. Ia melihat kekacauan.

Tanpa ragu, Kenzo menyerangnya dan membiusnya. Lalu ia berlari ke ruangan senjata.

Ledakan dan Pelarian

Di ruangan senjata, Kenzo memotong kabel pemicu dan menyiapkan bom kecil yang disetel meledak otomatis. Setelah memeriksa semua orang telah keluar, ia memicu ledakan.

BRUUMMM!

Getaran terasa sampai ke lantai 1. Alarm kebakaran berbunyi. Semua karyawan berhamburan.

Ruby memberi aba-aba ke semua tim:

"Evakuasi sekarang! Selesaikan misi!"

Semua bergerak cepat. Para elit keluar tanpa jejak. Tia, Jay, Raka, Eden, dan Kenzo menyatu di titik temu yang sudah direncanakan.

Back to Chapter 4 <--------

Next to Chapter 6  -------->


Penulis : Nayla Azkia

Posting Komentar untuk "REAL OR UNREAL (Chapter 5 – Infiltrasi Sehat Farma)"