Kisah La Belle Seorang Putri Cantik Yang Tidak Berbicara
Gambar : Putri La Belle kecil
Cahaya Bulan menyinari seluruh negeri, terdengar suara tangis bayi mungil yang baru saja lahir, satu keluarga besar yang kaya raya menyambut kedatangan bayi itu dengan sukacita.
“Akhirnya kau datang juga nak, ibu telah menunggumu sejak lama” Kata sang Ibu.
Di negeri itu memiliki satu tradisi unik, setiap bayi yang baru saja lahir harus segera dibawa keluar rumah agar mengenali dunia luar. Sinar rembulan terlihat memantul di kulitnya yang bersih, Ia seolah bersinar. Semua orang yang melintas terpana pada kecantikan bayi itu. setelah dirasa cukup, bayi perempuan itu dibawa masuk lagi ke dalam rumah.
“Aku dan ayahmu sudah sepakat untuk memberimu nama La Belle, yang berarti cantik, Kelak kau akan tumbuh menjadi putri tercantik di negeri ini”, Kata Sang Ibu.
La Belle tumbuh sesuai dengan namanya, parasnya sangat cantik, rambutnya panjang berkilauan dan terurai indah. Di usianya yang kelima tahun itu tidak ada satupun anak perempuan yang bisa menandingi kecantikannya.
Gambar : Putri La Belle kecil
Akan tetapi kemudian seseorang menjawab “Wajahnya saja yang sama dengan La Belle, yang lainnya tidak perlu, anak kita harus bisa berbicara. jangan seperti La Belle yang selalu terdiam”
Orang tersebut menjawab “benar sekali, gadis yang cantik itu tidak pernah bicara sedikitpun”
“Kamu ingin apa hari ini nak, steak, pasta atau ayam panggang kesukaanmu”. Tanya sang Ayah. Namun la sekali tidak menjawab pertanyaan itu. Ibunya sangat susah dan berkata kepada suaminya :
“Bagaimana ini yah, Apakah La Belle akan terus seperti ini”
“Tenang bu La Belle masih kecil, mungkin ia masih belum mau berbicara, mungkin suatu saat nanti pasti ia akan berbicara, asalkan kita terus menunjukkan kasih sayang padanya” Jawab sang Ayah.
Sayangnya hingga La Belle berusia 19 tahun pun ia masih belum berbicara, sama sekali tidak berbicara, meskipun demikian ia merupakan gadis yang cerdas
ia dapat membaca, menulis, bermain music bahkan melukis. Ia selalu punya ide untuk menghabiskan waktu luangnya.
Hal yang paling disukai La Belle adalah membaca buku, sampai-sampai orang tua La Belle membuat perpustakaan pribadi untuk anak kesayangan mereka itu. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca buku. Semakin lama kondisi La Belle semakin membuat kedua orang tuanya khawatir.
“Yah anak gadis kita sudah hampir berusia 20 tahun, tetapi ia belum juga menikah, sedangkan semua orang yang ada di kota kita sudah tahu kalau iya tidak pernah berbicara, ini yang menjadi masalah utama” Ibunya berkata dengan khawatir.
“Ah tunggu bu, ayah mempunyai sahabat yang tinggal di Kota Lenford, sangat jauh dari kota ini bukan, Ayah akan menjodohkan La belle dengan putra keduanya. Putra itu sangat pintar, sepintar anak kita, dia pasti akan setuju dengan perjodohan ini”
Orang tua La Belle menunggu surat balasan dengan penuh harap, setelah satu bulan berlalu itu tibalah surat balasan itu. Betapa kecewanya mereka ketika membaca surat itu, kabar tentang La Belle si cantik yang tidak berbicara telah menyebar hingga seluruh penjuru Negeri. Sang Ibu sangat putus asa melihat keadaan La Belle.
“Bel Apakah kamu benar-benar tidak bisa berbicara sedikitpun sayang, padahal kamu adalah anak ibu yang sangat cerdas”
La Belle hanya diam ia tak mengucapkan sepatah kata pun. Suatu hari sang ayah melakukan hal tidak masuk akal yang hanya ada di buku cerita. Sang Ayah berkata “Buku cerita ini memberikan ide jenius untukku. Aku akan mengadakan sayembara. siapapun lelaki yang bisa membuat La Belle berbicara, ia akan menikah dengan Putri kita sekaligus menerima separuh harta kekayaan kita”
Para pemuda mulai berkumpul setelah kabar tentang sayembara itu disiarkan, mereka terpesona setelah melihat kecantikan La Belle yang sesungguhnya. Dalam hati para pemuda “sayang sekali Jika aku melewatkan kesempatan emas untuk menikahi putri cantik itu, aku pasti bisa membuatnya berbicara”
Sayembara itu berlangsung selama 6 bulan, sayangnya para peserta sayembara tidak ada yang berhasil membuat La Belle berbicara. Pada hari terakhir pun tidak ada lagi peserta yang datang.
“Apalagi yang harus aku lakukan” Sang Ayah berkata dengan sedih/
Pada suatu hari datanglah seorang pemuda tampan dengan pakaian yang sederhana ke rumah La Belle. Ia adalah Bonwa.
“Selamat siang Tuan. Apakah sayembara itu masih bisa diikuti. Jika boleh saya meminta izin untuk mencoba sayembara itu” Tanya sang pemuda.
Ayah La Belle menjawab “Dengan apa kamu membujuk putriku, ratusan pemuda telah menawarkan harta, kedudukan yang sangat tinggi tetapi mereka tidak dapat menggoyahkan putriku”
Gambar : Putri La Belle dan Bonwa
Pemuda itu berkata : “Saya hendak meminta 20 pakaian yang paling cantik, 10 benda kesayangan, selimut kesayangan serta lukisan kesayangan putri ada Tuan”
Kedua orang tua La Belle tampak terheran-heran tetapi mereka tetap memenuhi permintaan unik itu demi anak mereka.
Malam harinya Bonwa menuju ke halaman belakang rumah La Belle. Ia membuat api unggun kecil dan meminta semua barang kesayangan La Belle untuk disiapkan. disana
“Mari ikut denganku Putri, aku hendak menunjukkan sesuatu yang luar biasa untukmu”. La Belle pun mengangguk Iya berjalan di samping Bonwa dengan penuh semangat Sesampainya di halaman belakang La Belle sangat gembira karena ada api unggun yang menyala, namun raut wajahnya berubah ketika ia melihat setumpuk barang miliknya ada di sana.
“Ada apa Tuan Putri” Tanya Bonwa
La Belle tetap diam dan tak berkata apapun kepada Bonwa. “Sebenarnya aku adalah lelaki yang tidak memiliki apa-apa Putri, aku mengikuti sayembara ini agar aku bisa menikahimu dan memperoleh separuh hartamu”
Bonwa memandangi langit yang penuh dengan bintang, “malam ini udara sedikit dingin, bolehkah aku membakar benda-benda itu untuk menjaga agar api unggun tetap menyala”
Putri La Belle tetap saja terdiam, bahkan mengangguk ataupun menggelengkan kepala saja tidak. “Baiklah karena kau hanya terdiam maka aku menganggap kau menyetujuinya, pertama aku akan melemparkan gaun merah ini”
Gaun merah seperti itu masih bisa dibeli, Ayah pasti akan memberikanku lagi, aku tidak perlu khawatir” Kata La Belle dalam hati.
Bonwa berkata kepada La Belle “Rok bunga, kemeja bergambar boneka, celana polkadot merah muda semuanya tampak indah, namun sebentar lagi hanya akan menjadi abu”
Sementara itu ayah dan ibu La Belle merasa khawatir. “Ibu tidak paham apa sebenarnya yang dilakukan oleh pemuda miskin itu, bukannya memberi hadiah Ia justru membakar bareng kesayangan milik bel”
“Ah ini pasti selimut yang mahal, jika dipegang terasa lembut dan hangat. Bolehkah aku membakar selimut ini putri? jika tidak boleh aku akan meletakkan kembali ke tumpukan itu”? Tanya Bonwa kepada La Belle.
La Belle semakin mengernyit ketika selimut bulu dombanya hendak dibakar oleh Bonwa. “pria ini sungguh berani, Ia juga berbeda dengan semua pria yang selama ini aku temui, Ia sama sekali tidak menyanjung ataupun menghujaniku dengan hadiah” Berkata La Belle dalam hatinya.
La Belle terdiam, Bonwa pun kini ikut terdiam. Bonwa terus-menerus membakar benda-benda kesayangan La Belle tanpa bertanya lebih dulu, tas sepatu, topi semuanya masuk ke dalam panasnya api.
“Hmm, Sampai kapan putri ini akan terus diam” Bonwa berkata dalam hati. Sampailah pada barang terakhir yaitu sebuah kanvas lukisan sederhana bergambar bunga krisan. Saat ia hendak melemparkan lukisan itu ke api unggun, tiba-tiba La Belle berteriak kencang. “Jangan, jangan bakar lukisan itu, aku mohon, meskipun sederhana tetapi itu adalah lukisan paling berharga dalam hidupku”
“Anak kita mau berbicara Yah” Seru Ibu La Belle.
“Iya bu, Pemuda itu berhasil” Jawab sang Ayah
Mereka langsung berlari ke halaman belakang untuk menemui Putri kesayangan mereka itu. “Setelah sekian lama akhirnya kau mau berbicara juga, kalau boleh tau apa yang menyebabkan selama ini kamu tidak mau berbicara” Tanya Bonwa sang pemuda.
Putri La Belle menjawab “Selama ini semua orang memanjakanku, memberiku sejuta barang yang tidak pernah aku inginkan, mereka selalu bicara tanpa henti, tetapi tidak pernah membiarkanku bergantian berbicara, jadi aku memilih untuk diam saja”
Ayah dan ibu terkejut, mereka merasa menyesal, karena sejak La Belle lahir mereka selalu memanjakan dan mengatur segalanya. ”Maafkan Ayah dan Ibu ya Nak, Ayah dan Ibu sangat menyayangimu, tetapi cara kami mendidikmu memang salah, Ibu Pun meminta maaf. keluarga kecil itu berpelukan di tengah dinginnya malam. orang tua La Belle kemudian mengajak Bonwa untuk makan malam bersama.
“Janji adalah janji, sekarang waktunya untuk merundingkan rencana pernikahan bel dan Bonwa yang telah berhasil memenangkan sayembara” Kata sang Ayah.
“Mohon maaf tuan, tetapi saya tidak bisa memaksakan kehendak sang putri, saya rasa Tuan Putri tidak akan bersedia menikah dengan saya yang hanya melihat hartanya, Saya hanya perlu mendapatkan hadiah sayembara ini”
Putri Labelle menjawab “meskipun kamu berbicara seperti itu, tetapi aku tidak melihatmu sebagai orang yang hanya mengincar harta, aku melihat ketulusan dalam semua perbuatanmu, meskipun kamu juga tidak mempunyai harta berlebih, aku tidak masalah, aku tetap bersedia menikah denganmu”.
Pada suatu hari yang indah, pernikahan La Belle dan Bonwa pun dilaksanakan. semua datang sambil membawa kejuta. Ia dan rombongan keluarganya membawa banyak sekali hadiah untuk La Belle. Mereka membawa perhiasan, tas, sepatu dan topi mahal untuk La Belle.
Ternyata selama ini Bonwa merupakan seorang pedagang yang kaya raya, usaha yang telah Ia bangun sukses dan bercabang dimana-mana. Ia memang berniat untuk mencari istri yang tidak terpengaruh pada hartanya. Kebetulan saat itu ia melihat ada berita sayembara yang menarik perhatiannya.
“jika aku tidak mengikuti saya membara itu pasti sampai sekarang kamu masih enggan berbicara” Kata Bonwa. La Belle pun mengeryit kemudian tertawa. Ia yang dikenal sebagai putri cantik tidak berbicara itu kini hidup bahagia dengan lelaki yang telah membuatnya mau berbicara.
Sumber : Kisah Dongeng Anak
Posting Komentar untuk "Kisah La Belle Seorang Putri Cantik Yang Tidak Berbicara"