Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nu’aiman bin Ibnu ‘Amr Sahabat Nabi Yang Jenaka

Kisah Nu’aiman bin Ibnu ‘Amr Sahabat Nabi Yang Jenaka
Gambar : Freepik.com

Suatu hari, seorang lelaki tergopoh-gopoh berlari menuju pasar langkah kakinya mantap tertuju pada satu warung penjual makanan. Ia berkata :

“Tolong bungkuskan roti, kurma dan susu untukku, nanti kamu ambil uangnya di masjid, aku selalu berada di sana”.

Lelaki itu Nu'aiman namanya, dalam hati dia berfikir akan membagi makanan ini dengan Rasulullah dan beliau pasti tenang menerimanya. Dia begitu gembira membayangkan bisa makan bersama Rasulullah.

“Ini hadiah dari saya ya Rasulullah, saya membawa makanan ini untuk dimakan bersama” Kata Nu’aiman

Rasulullah tersenyum menerima hadiah itu dan mereka pun makan bersama, sesaat kemudian pemilik warung datang ke masjid, dia pun menghampiri Nu’aiman.

“Permisi ya Rasulullah, saya ingin berbcara dengan Nu’aiman”

Setelah Rasulullah memberikan izin, pemilik warung pun bicara pada Nu’aiman, 
“Wahai Nu’aiman aku datang aku datang untuk mengambil uang atas makanan ini”

Namun Nu’aiman menjawab “Ya Rasulullah, Aku ingin sekali memakan ini, jadi aku membelinya dan membawanya ke sini agar kita bisa makan bersama, namun engkaulah yang harus membayar”.

Rasulullah tertawa mendengar alasan nuraiman ini dan beliau pun membayar harga makanan tersebut.

Nu’aiman memang berbeda dengan para sahabat lainnya, dia suka berbuat jahil dan suka membuat candaan. SIfatnya ini kadang membuat orang lain kesal.

“Aku sungguh heran dengan Nu’aiman dia selalu berbuat sesuka hati seperti itu” kata beberapa orang sahabat.

Suatu hari datanglah seseorang dari desa yang sangat jauh, dia singgah di masjid untuk beribadah sekaligus istirahat, sebelum masuk ke masjid orang ini menambatkan untanya di sebuah pohon. Para sahabat melihat unta yang tertambat ini tanpa penjaga, mereka kagum pada unta yang berukuran sangat besar itu. Salah satu sahabat memanggil Nu’aiman dan berkata :

“Lihatlah unta itu, jika saja dia bisa disembelih tentu dagingnya akan cukup untuk kita semua makan dengan kenyang sekaligus bisa dibagikan kepada fakir miskin”

Nu’aiman berpikir jika memang unta itu tidak ada pemiliknya tentu tidak apa jika dia menyembelih, apalagi ini semua demi kepentingan umat banyak.

Setelah para sahabat itu pulang, Nu’aiman mulai beraksi, dia melepaskan tali yang mengikat si unta kemudian membawanya pergi. Beberapa jam kemudian Nu’aiman sibuk dengan proses penyembelihan unta, dia membagi daging unta itu, ada yang untuk dirinya sendiri, untuk para tetangganya, para sahabat serta orang-orang lainnya yang kekurangan.

Kemudian Nu’aiman membawa satu kantong besar berisi daging unta, dia bermaksud membawanya ke masjid dan membagikannya dengan para sahabat lain. Baru saja Masuk ke halaman masjid, Nu’aiman mendengar suara ribut-ribut. Nu’aiman menghampiri salah satu sahabat dan bertanya : “Ada apa ini?”

Para sahabat menjawab “Salah seorang tamu Rasulullah kehilangan untanya, Apa itu yang kamu bawa?”

Nu’aiman menjawab “Ini daging unta, aku sudah membaginya dengan orang-orang miskin dan ini sisanya untuk kalian”

Para sababat berseru “sungguh celaka, bagaimana bisa kamu menyembelih hewan tanpa berpikir dulu, sekarang pemilik unta itu sedang kebingungan mencari di mana untanya berada”

“Lalu bagaimana ini” Tanya Nu’aiman

“Tentu saja kamu harus membayar unta ini?” Jawab sahabat

Nu’aiman melemparkan daging unta yang dipegangnya begitu saja, dia kemudian berlari dan bersembunyi di sebuah lubang.

“Aku tidak punya uang untuk membayar unta itu, jadi sebaiknya aku tersembunyi”

Nu’aiman mengoleskan tanah ke sekujur tubuhnya agar tidak mudah ditemukan, Ia pun menutup lubang tanah menggunakan daun kurma.

Rasulullah bertanya kepada para sahabat, apakah ada diantara mereka yang mengetahui siapa pelakunya? Para sahabat pun berkata bahwa Nu’aiman lah pelakunya kemudian mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dan menunjukkan dimana Nu’aiman bersembunyi.

Rasulullah kemudian mendatangi dan membuka lobang tempat Nu’aiman bersembunyi, kemudian meminta Nu’aiman untuk keluar . Wajah Nu’aiman yang penuh debu dan tanah terlihat begitu menyedihkan sekaligus lucu, Rasulullah pun bertanya pun bertanya Mengapa kamu menyembelih unta itu dan jawaban Nuaiman sama persis seperti yang ceritakan oleh para sahabat.

Rasulullah membantu Nu’aiman keluar dari lubang, namun begitu dia sampai di atas, dia langsung berlari sambil berteriak. “Terima kasih Rasulullah”

Rasulullah tidak marah, beliau tersenyum simpul melihat tingkah Nu’aiman yang jahil itu, beliau membayar unta dan menghargai unta itu dua kali lipat. Si Pemilik unta senang bukan main dia pun berterima kasih kepada Rasulullah

Suatu hari para sahabat mendapati Nu’aiman sedang mabuk, mereka pun menegur Nu’aiman.

”Kamu sungguh keterlaluan, mengaku beriman dan cinta pada Rasulullah namun akhlakmu sungguh buruh, tidak hanya suka berbuat jahil, tapi juga suka mabuk-mabuka, suatu saat engkau akan mendapatkan hukuman dari Allah”.

Kejadian itu diketahui oleh Rasulullah beliau pun bersabda :

“Jangan pernah sekali lagi kalian menghujat dan melaknat Nu’aiman, meskipun dia seperti ini tetapi ia selalu membuatku tersenyum, dia mencintai Allah dan rasul-Nya”. Rasulullah menghukum Nuaiman dengan memukulnya dengan sandal. 

Inilah kisah Nu’aiman, sahabat yang sering membuat Rasulullah tersenyum. Nu’aiman akan masuk surga dengan wajah tersenyum begitulah sabda Rasulullah

Sumber : Kisah Sahabat Nabi

Posting Komentar untuk "Kisah Nu’aiman bin Ibnu ‘Amr Sahabat Nabi Yang Jenaka"