Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Cara Menerapkan Metode Rasulullah SAW Dalam Mendidik Anak

Para orang tua tentunya menginginkan anak-anak mereka kelak menjadi generasi penerus yang baik. Hal itu tidak bisa dicapai begitu saja tanpa usaha. Salah satunya adalah dengan pendidikan yang bagus. Tidak sedikit orang tua yang menginginkan kebaikan anaknya mencobanya dengan pola metode pendidikan yang beraneka ragam, banyak pula eksperimen, dicoba, namun hasilnya masih jauh dari yang diinginkan.
Bagaimana Cara Menerapkan Metode Rasulullah SAW Dalam Mendidik Anak
Gambar - Mohd Fadli Salleh

Terkadang mungkin kita lupa bahwa Rasulullah SAW adalah pendidik yang telah sukses mencetak generasi terbaik sepanjang sejarah. Dari madrasah beliau muncul para pemimpin dunia. Tidakkah kita mau kembali kepada metode pendidikan ala Rasulullah agar kesuksesan kembali terulang demi mencetak generasi yang baik?

Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim ayat 6)

Seorang sahabat Ali bin Abi Thalib, berkata, "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, adalah didiklah mereka dan ajari mereka.”

Para orang tua tentunya menginginkan anak-anak mereka kelak menjadi generasi penerus yang baik. Hal itu tidak bisa dicapai begitu saja tanpa usaha. Salah satunya adalah dengan pendidikan yang bagus. Tidak sedikit orang tua yang menginginkan kebaikan anaknya mencobanya dengan pola metode pendidikan yang beraneka ragam, banyak pula eksperimen, dicoba, namun hasilnya masih jauh dari yang diinginkan.

Terkadang mungkin kita lupa bahwa Rasulullah SAW adalah pendidik yang telah sukses mencetak generasi terbaik sepanjang sejarah. Dari madrasah beliau muncul para pemimpin dunia. Tidakkah kita mau kembali kepada metode pendidikan ala Rasulullah agar kesuksesan kembali terulang demi mencetak generasi yang baik?

Berangkat dari ayat di atas, mari kita kaji sistem pendidikan serta pengajaran Rasulullah terhadap keluarga, anak dan para sahabatnya.

1. Ikhlas

Wajib bagi setiap pendidik untuk menyifati dirinya sebagai orang yang mengikhlaskan amalnya semata-mata karena Allah SWT, bukan karena riya', sum'ah sanjungan manusia. Tentu kita tidak menginginkan nasib kita seperti orang yang pertama kali ditelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka, bukan? Karena salah satu penghuni neraka adalah orang yang alim tetapi dia menginginkan agar disebut sebagai orang yang pintar. Oleh karena itu jagalah niat.

2. Beri Contoh Yang Baik

Rasulullah adalah teladan terbaik bagi orang-orang yang beriman. (QS. al-Ahzab ayat 21). Itu semua karena akhlak Rasulullah adalah al-Qur'an, sebagaimana yang dikatakan oleh ibunda Aisyah saat ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW.

Rasulullah SSAW menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan dalam kehdupan, termasuk dalam hal pendidikan. Bila Rasulullah telah merealisasikan apa yang ada di dalam al-Qur'an, maka bagi setiap pendidik hendaknya meneladani Rasulullah dan menjadikan dirinya sebagai teladan bagi para anak didiknya.

3. Sabar, Pemaaf dan Tidak Tergesa-gesa

Rasulullah adalah orang yang paling sabar. Ketika beliau berdakwah, mendapatkan gangguan dari kaumnya, sampai wajah mulia beliau bercucuran darah. Bukan umpatan yang keluar dari mulut beliau, namun sebuah doa nan mulia:

“Ya Allah, ampunilah dosa kaumku, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang belum mengerti." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Begitu pula hendaknya para pendidik menjadi pemaaf terhadap anak didiknya. Ini telah dicontohkan oleh Rasulullah. Lihatlah kisah Arab badui yang kencing di masjid dan kisah pemuda yang minta izin kepada Rasulullah untuk berzina. Keduanya dimaafkan oleh Rasulullah atas ketidakmengertiannya tentang hukum apa yang dia lakukan. Kemudian Rasulullah membimbing mereka dan menjelaskan kepada keduanya sampai akhirnya keduanya menjadi orang yang baik.

Jangan pula tergesa-gesa memetik hasil dari didikan kita. Bukankah kita sering mendengar keluhan para pendidik, "Fulan itu hafalannya kacau. Masa surat-surat pendek, setahun nggak hafal-hafal?!", “Masalah gini saja tidak bisa?!", "Huh..., lama sekali! Cepat! Ini kan, gampang?!" dll.

Subhanallah.., padahal kata-kata ini menunjukkan ketergesaan untuk melihat hasil. Bahkan mungkin kata-kata ini akan menjadi penghalang bagi kemajuan dan kesuksesan anak didik kita, karena dirinya merasa terhina dengan peremehan dari gurunya.

Maka, mendidik butuh kesabaran dan senantiasa memaafkan, karena mereka belum tahu serta tidak tergesa-gesa pada hasil.

4. Lemah Lembut.


Merupakan metode keberhasilan Rasulullah dalam mendidik adalah tidak kasarnya beliau kepada para sahabatnya. Seandainya Rasulullah berlaku keras, niscaya orang yang di sekitarnya akan meninggalkan beliau. (QS.an-Nisa'159)

Rasulullah bersabda:

“Orang yang dijauhkan dari lemah lembut, akan dijauhkan dari kebaikan." (HR. Muslim:2592)

Tidak hanya Nabi Muhammad saja yang diperintahkan untuk berlaku lembut, bahkan tatkala Nabi Musa diperintah mendakwahi orang paling kufur sedunia kala itu, Allah perintahkan untuk berkata lembut. (QS. Thaha:44)

Oleh karena itu, wahai Pendidik yang dirahmati Allah, jika kepada orang kafir selevel Firaun, Nabi Musa di perintah untuk berkata lembut, bagaimana dengan anak didik kita yang mereka adalah bagian dari orang-orang yang beriman?

5. Hindari Sikap Marah

Dalam QS. Ali-Imran ayat 134 Allah nyatakan bahwa termasuk sifat orang yang bertakwa adalah menahan amarah. Sifat itulah yang seharusnya menghiasi juga para pendidik. Karena menahan amarah akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, amarah adalah sumber dari keburukan. Ketika marah, seseorang akan mudah melakukan dosa, baik dengan hatinya (dengan membenci atau hasad), dengan lisannya (mengeluarkan kata-kata kotor), dengan anggota badannya (memukul, menendang), maka mulialah orang yang bisa menahan amarahnya. Rasulullah menyebutkan:

"Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia, sampai kemudian Allah membiarkannya memilih bidadari yang disukainya." (HR.Abu Dawud : 4777)

Di samping itu pelajarilah kiat-kiat agar tidak cepat marah, di antara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca ta'awudz, segera duduk atau berbaring, diam, dan ber-doa kepada Allah serta meminta ampun kepada-Nya.

6. Jangan Mencela Dan Memaki Dalam Mendidik.

Di antara sifat yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah jauh dari sifat mencela pada anak didiknya. Anas bin Malik pernah bercerita:

"Demi Allah, aku telah membantu rumah tangga Rasulullah 7 tahun atau 9 tahun, aku tak pernah me-ngetahui Rasulullah berkata terhadap apa yang kukerjakan, 'Mengapa kau melakukan ini dan itu?' dan terhadap apa yang aku tak melakukannya, 'Mengapa kamu tidak melakukan ini dan itu?'" (HR. Abu Dawud : 4773)

Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa rahasia keberhasilan Rasulullah mencetak generasi hebat, di antaranya tidak mencela terhadap kekura-ngan para anak didik, terlebih memakinya.

7. Berbuat Adil terhadap Semua Anak Didik.


Allah berkata dalam hadits qudsi,

“Wahai hamba-Ku, sesungguh-nya Aku haramkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku jadikan kezaliman itu haram di antara kalian; maka janganlah kalian saling menzalimi!" (HR. Muslim:2577).

Berbuat adil kepada sesama anak didik adalah suatu keharusan. Pendidik tidak boleh membedakan status, asal mereka, baik kepada mereka yang masih muda ataupun yang sudah tua. Janganlah yang tua diabaikan karena lemah atau lambatnya berpikir. Sesungguhnya mereka yang sudah tua dan masih mau menuntut ilmu adalah sebuah kebaikan pada zaman ini. Karena belajar kepada yang lebih muda banyak sekali didapati hal yang kurang menyenangkan, kalimat-kalimat yang kurang berkenan dll. Allahu a'lam.

Sumber : Abu Rima, Al Mawaddah

Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Menerapkan Metode Rasulullah SAW Dalam Mendidik Anak"