Bagaimana Cara Mendapat Rezeki Yang Tak Disangka-Sangka
gambar misteri.id
Suatu hari Asghar berkata kepada saudaranya Akbar : “Kita telah menyembah api ini selama berpuluh tahun, mungkin sekarang saatnya kita mengujinya, apakah api ini akan membakar kita seperti membakar benda-benda lain yang tidak meyembahnya. Jika kita tidak terbakar, maka kita akan menyembahnya untuk selama-lamanya.
"Saya setuju dengan gagasanmu itu. Marilah kita coba", jawab Akbar.
“Pikiranmu itu sangat bagus", katanya lagi. Maka keduanya menyalakan api.
“Apakah engkau lebih dahulu meletakkan tanganmu ke atas api itu ataukah saya?", tanya Asghar.
“Engkaulah lebih dahulu", jawab Akbar.
Asghar meletakkan tangannya di atas api yang sedang menyala itu. Ternyata api itu tetap membakar tangannya. Panasnya tidak berkurang sedikit pun. Dengan mengaduh kesakitan, Asghar menarik tangannya dari api, seraya berkata:
“Wahai Api, aku sudah menyembahmu selama puluhan tahun tanpa henti, tapi kenapa kau tetap membakarku, sehingga tanganku sakit begini.” Tentu saja api tidak bisa menjawab pertanyaan Asghar.
Kemudian Asghar berpaling pada sahabatnya Akbar, dan berkata, “Rupanya sia-sia saja kita menyembah api ini. Namun ia tidak mengubah sifatnya dari membakar. Ia tidak membalas kebaikan kita selama ini. Saya kira lebih baik kita tinggalkan saja perbuatan kita untuk menyembah api ini lagi.”
“Tidak, aku tidak ingin meninggalkan keyakinanku ini. Aku tetap akan menyembahnya seumur hidupku”, jawab Akbar.
“Apakah api tidak membakar tanganmu? Coba letakkan tanganmu pula di atasnya!”
Akbar kemudia berkata : “Seandainya api ini membakar tanganku, aku tetap akan menyembahnya, karena aku tidak akan meninggalkan keyakian dan kebiasaan nenek moyangku”
Akhirnya terjadilah perpisahan antara dua sahabat itu. Asghar beserta keluarganya pindah menuju kepada Malik bin Dinar, seorang sultan yang sedang berkuasa saat itu. Diceritakannya kepada sultan tentang kisah pengalamannya. Malik bin Dinar mengajaknya masuk Islam. Mulai saat itulah kemudian Asghar menyatakan diri masuk Islam setelah mengucapkan kalimah syahadat, ashadu anla ilaha illallah, wa ashadu anna muhammadar-rasulullah. Asghar dan istrinya kemudian masuk Islam dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari siapapun.
Malik bin Dinar kemudian berkata kepada Asghar, “Marilah duduk di dekatku sini, bersama sahabat-sahabatku ini. Nanti akan aku kumpulkan uang dari sahabat-sahabatku ini untukmu".
Asghar menjawab : “Tidak...aku tidak ingin uang itu. Aku masuk Islam bukanlah karena kemiskinan dan kemelaratan. Aku masuk Islam adalah karena kesadaran. Saat ini, aku tidak membutuhkan bantuan dari siapapun, bekal yang kubawa masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa hari.”
Kemudian Sultan memberikan bantuan rumah sederhana untuk tempat tinggal Asghar dan istrinya, karena Asghar menolak untuk diberikan rumah mewah. Di sanalah ia bersama keluarganya melakukan ibadah kepada Allah SWT dan menjalankan ajaran-ajaran Islam.
Suatu kali, pagi-pagi benar istrinya berkata: “Pergilah ke pasar, dan carilah pekerjaan, kemudian belilah makanan untuk kita makan bersama".
Dengan tidak memberikan jawaban sepatah kata pun, Asghar pergi ke pasar dengan maksud mencari rizki. Di pasar ia mencari pekerjaan, tapi tak seorang pun yang mau menerimanya. Asghar berfikir dalam hati, "Lebih baik aku beramal untuk Allah SWT dan aku percaya bahwa Dia itu Maha Kuasa dan Maha Pemurah".
Sesudah mengucapkan perkataan itu, ia pun pergi ke masjid dan di situlah ia melakukan shalat (ibadah) sampai jauh malam. Kemudian ia pulang dengan tangan hampa.Istrinya bertanya:
“Tidak satu pun engkau bawa pulang? Dan engkau tidak mendapatkan pekerjaan?”
“Ada orang yang menjanjikan pekerjaan besok, dan besok pula ia menjanjikan upah dari pekerjaan itu", jawab, Asghar.
Besoknya kebetulan hari Jumat. Pagi-pagi benar ia pergi ke pasar. Seperti hari-hari yang lalu, hari itu pun ia tidak mendapatkan pekerjaan. Karena hingga siang hari belum juga mendapatkan pekerjaan, ia kemudian menuju masjid untuk melakukan shalat Jumat bersama-sama kaum muslimin. Di situ, ia menadahkan tangannya seraya memohon kepada Allah SWT:
“Ya Allah, demi kehormatan agama yang kupeluk ini, dan demi kehormatan hari yang mulia ini, aku berdoa kepada Engkau, kiranya buanglah rasa gelisah dan sedih dari dalam hatiku, karena tak dapat memenuhi kehendak keluargaku. Ya Allah aku takut dan malu seandainya keluargaku kembali ke agama lamanya karena tidak sanggup dengan penderitaan saat ini”
Pada saat istrinya di rumah menunggu-nunggu kedatangan suaminya, tiba-tiba kedatangan seorang laki-laki ke rumahnya seraya mengetok pintunya.
Istri Asghar keluar menemui tamu itu. Ternyata yang datang itu seorang pemuda yang cakap dan tampan sekali. Di tangannya sebuah pundi-pundi berisi penuh,kemudian berkata:
“Ambillah pundi-pundi ini dan beritahukan kepada suamimu, bahwa inilah upah (pahala) sembahyang yang dilakukan di masjid itu. Walaupun amalnya sedikit, namun Allah SWT membeli balasan yang cukup besar".
Pundi-pundi itu diambil oleh istri Asghar dan kemudian dibukanya. Ternyata di dalam pundi-pundi tersebut terdapat uang emas 1000 dinar. Kemudian sekeping uang dinar tersebut dibawa oleh istri Asghar ke pasar dan ditunjukkan kepada tukang emas, ketika ditimbang ternyata berat uang dinar tersebut lebih berat daripada uang dinar emas biasanya. Lalu tukang emas tersebut bertanya : ”darimana engkau mendapat uang dinar ini, dan mengapa lebih berat dari uang dinar yang lain?”.
Maka diceritakanlah semua kejadian yang telah terjadi. Istri Asghar bergembira sekali menerima rizki dari Allah yang tak terduga-duga itu. Hilang rasa lapar, lalu bertukar dengan rasa syukur alhamdulillah yang tak henti-hentinya.
Adapun Asghar setelah selesai shalat di masjid, ia lalu pulang ke rumah. Akan tetapi ia masih takut dan malu untuk pulang karena tidak membawa apapun kepada istrinya. Untuk menghilangkan kekecewaan istrinya, Asghar kemudian me-naruh debu dalam serbannya. "Jika istriku nanti bertanya, akan kuberikan serban ini dengan isinya", pikir Asghar dalam hati.
Namun ketika sampai di halaman rumahnya, ia mencium bau yang sangat harum dari makanan yang sedang di masak istrinya. Asghar kemudian membuka serban dan meletakkan di dekat pintu, Asghar kemudian bertanya apa yang telah terjadi selama dia tidak dirumah. Mendengar cerita istrinya, Asghar bersyukur dan bersujud kepada Allah untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Istrinya kemudian bertanya, “Apa yang kau bawa tadi di dalam serban”
“Tidak usahlah engkau menanyakan hal itu? Saya tidak membawa apa-apa", jawab Asghar.
Istrinya kemudian bergegas menuju ke depan rumah dan dibukanya serban yang tergeletak di depan pintu.Ternyata ketika dibuka istrinya, serban itu berisi permata berlian yang banyak sekali. Rasa bahagia pun menyelimuti hati semuanya.
Keluarga Asghar kini hidup lebih dari kecukupan. Namun hal itu tidaklah membuat mereka menjadi sombong. Mereka juga tidak lupa untuk mengeluarkan zakat dan bersedekah kepada fakir miskin di sekitarnya.Sehingga tidak hanya keluarganya saja yang merasa bahagia, namun juga para tetangganya. Mereka senang memiliki tetangga seperti Asghar. Meskipun ia kaya, namun juga berhati mulia dan dermawan.
Karena itu, benarlah apa yang pernah difirmankan Allah SWT: “Barangsiapa yang bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi jalan keluar (bagi kesulitan-kesulitan yang menimpanya). Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya"(QS. ath-Thalaq: 2-3).
Imam Musbikin dan Azis Mustofa
Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Mendapat Rezeki Yang Tak Disangka-Sangka"