Dongeng Untuk Anak, Kisah Bunga Mawar Yang Sombong
Gambar : Pixabay.com
Disuatu hari di sebuah taman terdapat benih mawar yang di tanam dan dirawat secara baik oleh si pemiliknya, selang beberapa pekan kemudian benih tersebut tumbuh dan menjadi besar kemudian memekarkan bunganya. Bunga mawar itu amatlah cantik, dari segi manapun tidak ada bunga yang dapat menandiginya di taman tersebut. Ia memiliki kelopak yang bewarna merah dan besar namun sanggatlah disayangkan karena dia memiliki sifat sombong, sampai-sampai tiada hari yang ia lalui tanpa menyakiti hati dan perasaan tanaman-tanaman di taman itu.
Suatu waktu ketika mawar sedang melihat dirinya yang sangat cantik dan indah, dia berkata “hi hi hi, di kebun ini tidak ada yang dapat menandingi keindahanku”, kemudian dengan perasaan angkuhnya iapun berjalan menghampiri mangga ”duhai mangga betapa buruknya rupamu, bungamu kecil dan jelek, lihatlah bunga ku dengan segala keindahan dan kesempurnaan” ucap mawar. Mendengar sapaan mawar yang begitu menyakitkan si mangga hanya bersabar seraya berkata “oh mawar, betapa sombongnya dirimu’’ kemudian tanpa rasa bersalah sedikitpun Mawarpun pergi meninggalkan mangga itu sendirian.
Setelah menghampiri mangga si mawar pun berkata kepada pisang "wow pisang, betapa anehnya dirimu engkaulah satu-satunya tumbuhan yang pernah ku jumpai tak memiliki bunga, betapa anehnya dirimu pisang’’. Mendegar ejekan dari mawar pisang pun merasa sakit hati dan kecewa akan sikap mawar yang berada dihadapannya, kemudian mawarpun pergi meninggalkan pisang disana.
Masih belum puas, kemudian si mawar pergi menuju Kaktus “wahai kaktus apakah dirimu memiliki warna dan bunga yang indah seperti diriku?, hihihi’’ ucap si mawar degan hati yang gembira. ”tidak, aku tidak memiliki warna yang indah sepertimu, tapi aku bisa melindugi diriku dari musuh yang ingin memakanku degan duri ditubuhku’’ jawab kaktus dengan santun kepada mawar. Namun mawar yang memiliki sifat sombong pun tak ingin kalah “Hai kaktus, apakah kamu kira kamu saja yang memiliki duri untuk melindungi dirimu dirimu?, aku juga ada" balas si mawar dengan sombong kemudian mawar pun pergi meninggalkan kaktus yang sedang mengeleng-geleng kepala.
Setiap hari ia lakukan seperti itu kepada teman-temanya, hingga suatu saat terjadilah kemarau ditempat mereka tinggal. Ketika kemarau terjadi mawar mengeluh kepanasan “aduh… begitu panasnya suasana saat ini yang membuatku menjadi layu, jelek dan buruk’’. Mawar pun akhirnya pergi untuk mencari air, setelah lama berjalan ia pun tidak bisa mendapatkan air walau setetes, kemudian mawarpun pergi menemui si mangga “hai mangga apakah engkau memiliki sedikit air untuk ku’’ tanya mawar dengan penuh harapan. Mangga berkata ”oh mawar betapa malangnya nasib mu’’. Mawarpun pun kemudian pergi meninggalkan mangga dengan tidak mendapatkan air sedikitpun. Kemudian mawar pun pergi menghampiri pisang yang sedang menikmati musim kemarau dengan tersenyum riang, si mawarpun menghampirinya dan bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada si Mangga tadi. Namun si pisang menjawab “wahai mawar yang cantik, bukankah dirimu bisa hidup bahagia degan kecantikan mu” Tanya pisang dengan maksud menyinggung mawar terkait perbuatannya dulu. Dengan sedih hati mawar pun pergi meninggalkan pisang.
Setelah mendapatkan penolakan dari banyak temannya ia pun pergi menemui sang kaktus, teman terakhirnya. Wahai kaktus yang baik, apakah engkau memiliki persediaan air?”. Dengan hati yang ikhlas si kaktus pun memberikan air kepada si mawar dari tempat persediaanya “wah segarnya, terima kasih kaktus” kata mawar dengan hati yang senang, kaktus pun tersenyum dan berkata kepada mawar “apakah engkau sadar akan akibat perbuatanmu selama ini wahai mawar?” mendengar pertanyaan dari kaktus itu mawar pun terdiam malu, setelah beberapa saat kaktus melanjutkan perkataannya “kita tidak berhak menghina sesama ciptaan Tuhan, Tuhan telah memberi keistimewaan kepada kita masing-masing, kita tidak boleh sombong dan merendahkan orang lain, hal yang harus kita lakukan ialah bersyukur atas nikmat dan keistimewaan yang di berikan tuhan kepada kita".
Ketika mendengar nasihat dari kaktus mawarpun tersadar atas perbuatan yang ia perlakukan kepada teman-temannya dahulu, kemudian ia pergi menjumpai mangga, pisang dan tanaman-tanaman lainya yang dulu pernah ia sakiti hati mereka, kemudian ia pun meminta maaf.
Selang beberapa hari dari kejadian itu mawar pun memiliki banyak teman dan iapun berubah menjadi bunga mawar yang semakin indah, cantik, baik hati, dan tidak sombong kepada teman-temannya
Posting Komentar untuk "Dongeng Untuk Anak, Kisah Bunga Mawar Yang Sombong"