Kejujuran Nabi Muhammad SAW, Dipercaya Kawan dan Lawan
Kejujuran Nabi Muhammad SAW, Dipercaya Kawan dan Lawan
Sumber Gambar : Kompasiana.com
Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia yang sangat mulia. Sifat, akhlak dan budi pekertinya sudah terlihat sedari beliau masih kecil. Sebelum diutus menjadi rasul, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dikenal sebagai orang yang paling dapat dipercaya. Orang-orang Makkah memberikan gelar “Al-Amin", yang berarti orang yang amanah dan dapat dipercaya.
Dahulu, orang-orang Makkah pernah memperbaiki bangunan Kakbah. Setiap kabilah bersama-sama menyusun batu-batu Kakbah. Namun, mereka berselisih ketika meletakkan hajar aswad pada tempatnya.
Mereka pun mempercayakan Nabi Muhammad untuk menyelesaikan pèrselisihan itu. Nabi Muhammad meminta sehelai kain. Beliau lalu mengambil hajar aswad dan meletakkannya ditengah kain. Masing-masing pemimpin kabilah diminta memegangi ujung kain dan bersama-sama mengangkatnya ke dekat Kakbah. Lalu, Nabi Muhammad mengambil hajar aswad dan meletakkannya ke tempatnya semula.
Semua senang dengan cara ini. Mereka mengakui keadilan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad benar-benar bisa dipercaya. Tidak ada orang Makkah yang pernah menyaksikan Nabi Muhammad berdusta. Semua meyakini kebenaran ucapan beliau. Bahkan, ketika diangkat menjadi rasul, orang-orang Makkah tetap tidak mendustakan beliau, namun enggan mengikuti seruan-seruan beliau.
Abu Jahal adalah paman nabi yang sangat memusuhi dakwah beliau. Dia pernah berkata, "Wahai Muhammad, kami tidak mendustakan dirimu, tapi kami mendustakan apa yang engku bawa.”
Sehingga Allah berfirman,yang artinya; “Sebenarnya mereka bukan mendustakanmu, tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (QS. Al-An'am: 33)
Allah menegaskan bahwa orang-orang musyrik hanya memusuhi dakwah Nabi Muhammad. Orang-orang musyrik tidak membenci Nabi Muhammad, tapi mereka tidak suka jika beliau mendakwahkan Islam kepada penduduk Makkah. Seandainya Nabi Muhamamad tidak mendakwahkan islam, tentu orang-orang Makkah tak akan memusuhi beliau.
Hingga suatu ketika, Allah menurunkan firman-Nya, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.” (QS. Asy Syuara: 214).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menaiki bukit Shafa di dekat Kakbah. Beliau berdiri lalu berseru kepada penduduk Makkah, memanggil seluruh kabilah Qurays untuk berkumpul. Berduyun-duyun penduduk Makkah mendekati beliau. Abu Lahab dan tokoh Qurays lainnya ikut hadir.
Lalu Rasulullah bersabda, “Apa pendapat kalian, jika kukabarkan bahwa di lembah ini ada sepasukan kuda yang mengepung kalian. Percayakah kalian?"
Orang-orang yang berkumpul di sana serentak menjawab, “Ya, kami percaya. Kami tahu, engkau tidak pernah berbohong!"
Rasulullah melanjutkan, “Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih."
Tiba-tiba Abu Lahab berseru, “Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?"
Abu Lahab sangat marah karena Nabi Muhammad telah berani mendakwahi orang-orang Makkah secara terang-terangan. Abu Lahab kuatir, banyak penduduk Makkah yang meyakini dan mengikuti dakwah Nabi Muhammad, karena nabi tak pernah berdusta.
Lalu turunlah ayat, "Celakalah kedua tangan Abu Lahab...." (QS. Al-Lahab).
Allah melaknat Abu Lahab yang selalu mencela Nabi Muhammad. Bahkan Abu Lahab dan isterinya selalu bekerjasama untuk mencelakai Nabi Muhammad.
Namun, Rasulullah terus berdakwah hingga semakin banyak orang Makkah yang beriman, termasuk tokoh-tokoh Qurays seperti Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.
Dari berbagai sumber.
Posting Komentar untuk "Kejujuran Nabi Muhammad SAW, Dipercaya Kawan dan Lawan"