Empat Cara Produktif Menulis Pada Saat Sibuk
Gambar : Pixabay.com
Sibuk adalah kata yang akrab mampir di telinga kita, dan tak jarang pula menjadi predikat para pemuda atau remaja yang konon produktif. Tapi ia bukan hadir sebagai kambing hitam untuk melalaikan dari hal-hal positif lain.
Justru sebaliknya, kesibukan yang menyita waktu sebaiknya diperlakukan sebagai tantangan sekaligus alat ukur, sejauh mana kita mampu konsisten terhadap sikap hidup seimbang yang kerap kita gembar-gemborkan.
Pada dasarnya, waktu dan kewajiban adalah hal yang seimbang. Ingat, Allah yang menciptakan keduanya, dan Allah tak mungkin alpa hingga menciptakan sesuatu yang timpang! Yang membuat kewajiban kemudian menjadi lebih banyak dariwaktu yang ada, adalah terbatasnya jumlah manusia yang sadar akan kewajibannya, sehingga kewajiban-kewajiban tersebut harus ditanggung oleh orang-orang yang sadar.
Menulis adalah kebutuhan, sebagai sarana manjur untuk melegakan pikiran dan menyampaikan ide-ide yang berdesakan di kepala. Masalahnya, seabrek kegiatan umumnya menuntut jatah waktu yang tak sedikit, sehingga kebutuhan akan menulis kerap tak tersalurkan. Berikut cara sederhana agar kita tak kehilangan kreativitas karena waktu yang sempit:
1. Kùrangi menonton Tayangan Yang Tidak Bermanfaat
Selain acara berita, apa yang disuguhkan TV dan berbagai media hampir semuanya non-manfaat. Hiburan tak mendidik mungkin bisa dijadikan bahan tulisan, tapi dengan menyaksikannya dalam waktu yang lama, bisa-bisa kita malah ikut menaikkan rating acara tersebut. Di samping berakibat negatif bagi perkembangan tren di masyarakat, menghabiskan waktu di depan TV tentu saja membuat kita kehilangan momen berharga untuk berkarya.
2. Bawa Catatan
Ada banyak orang yang tak bisa menulis tanpa menyalakan komputer. Bagi yang tidak membawa laptop (notebook) saat beraktivitas, tak perlu pusing. Biasakan diri memanfaatkan apa yang ada, gunakan HP, memo atau kertas-kertas tak terpakai untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba, atau sebagai pengisi waktu saat di dalam bus, menunggu teman, dsb. Setelah berada di depan komputer, baru ide tadi dikembangkan atau disempurnakan menjadi sebuah tulisan utuh.
3. Susun Jadwal Sendiri
Meskipun menulis bukan profesi utama, disiplin waktu untuk tetap mengerjakannya mutlak dibutuhkan. Kita dapat menyusun jadwal sendiri yang paling sesuai dan tidak memberatkan, karena hanya Allah dan diri kita sendirilah yang tahu betul tentang kita. Sebagai konsekuensi, masukkan unsur 'hukuman' jika suatu saat kita melanggar jadwal tersebut. Misalnya, ketika dalam satu hari kita tidak menulis pada jadwal yang telah ditentukan, maka wajibkan diri sendiri untuk membayar 'denda' ke tabungan pribadi berupa celengan atau apa saja. Selain belajar disiplin, hal ini sekaligus membiasakan diri menabung. Jika honor telat masuk ke rekening, celengan bisa jadi cadangan!
4. Jangan Dibebani Oleh Target
Karena menulis berguna untuk melegakan pikiran, maka jangan sampai kita justru diberatkan oleh target yang hendak dicapai. Tak harus menghasilkan satu karya utuh dalam satu jam, yang penting apa yang kita tulis berkelanjutan pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan. Pertahankan kualitas tulisan tanpa harus bergantung pada mood, dan jangan menargetkan karya dengan nominal uang yang diterima. Kecenderungan money oriented justru mendekatkan kita pada putus asa, karena menulis membutuhkan pengalaman yang memakan waktu lama danberkesinambungan.
Terlepas dari apakah kita akan menjadikan menulis sebagai mata pencaharian utama atau sampingan, meluruskan niat adalah yang paling utama. Karena besarnya jasa penulis, tak cukup hanya dibayar dengan honor media, tapi juga reward dari-Nya! Selamat mencoba!
Sumber : Sabili.co.id
Posting Komentar untuk "Empat Cara Produktif Menulis Pada Saat Sibuk"