Meletusnya Gunung Krakatau, Letusan Terhebat Sepanjang Sejarah
Gambar : Gunung Meletus (Tribunnews.com)
Hari itu, Senin, 27 Agustus 1883, jarum jam telah menunjuk pukul 10 pagi. Masyarakat di sepanjang pesisir Banten, Lampung, dan Jawa Barat, beraktivitas seperti biasa. Begitu juga benteng-benteng Belanda di Batavia, penjara, gudang senjata, gudang harta, dan istana tempat bermukimnya sang Gubernur Jenderal, masih tetap terkesan angkuh.
Tak ada yang tahu bahwa setengah jam lagi ledakan dahsyat akan terjadi di dekat mereka. Tak ada yang sadar bahwa aktivitas di dalam Gunung Krakatau sudah mencapai klimaks. Kulit gunung seakan sudah meregang seperti balon yang dipompa sangat kencang.
Tepat pukul 10.20, meledaklah gunung itu. “Itu adalah ledakan paling besar, suara paling keras, peristiwa vulkanik paling meluluhlantahkan dalam catatan sejarah manusia modern," kata Simon Winchester, ahli Geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis di National Geographic.
Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan. Bahkan sebuah catatan menyebutkan, 1/8 penduduk bumi saat itu mendengar suara ledakan Krakatau.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar sepanjang sejarah modern. Itu berarti, suara dentumannya paling keras. Sedangkan buku The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai “letusan paling hebat yang terekam dalam sejarah".
Selain itu, ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai ketinggian 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di daratan Pulau Jawa dan Sumatera, bahkan sampai Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru.
Letusan Krakatau menimbulkan tsunami setinggi 40 meter. Batu-batu dan abu vulkanis berhamburan sampai Srilanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru.
Gunung Danan dan Perbuwatan raib. Begitu juga Gunung Rakata, setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan dengan kedalaman mencapai 250 meter.
Gelombang laut naik setinggi 40 meter, menerjang dan menghancurkan desa-desa di pesisir pantai. Tsunami timbul bukan hanya karena letusan, tapi juga karena longsoran di dasar laut.
Jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang. Mereka berasal dari 295 kampung di kawasan pantai, mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya (Karawang), pantai barat Banten hingga Tanjung Layar, Pulau Panaitan (Ujung Kulon), serta Sumatera bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai sekitar 15 kilometer ke arah darat.
Jutaan ekor ternak juga mati. Bangunan milik pemerintahan Belanda dan pribumi yang ada di tengah huma, di tepian pantai barat Banten, ambruk. Dan, keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tak lagi melihat matahari. Bumi menjadi gelap gulita.
Cerita mengenai kapal api Berauwadalah bukti betapa tingginya gelombang laut di Selat Sunda kala itu. Kapal itu dikhabarkan sedang berlabuh di depan pelabuhan Telukbetung, Lampung, pada 27 Agustus 1883. Akibat amukan gelombang yang tinggi, kapal dengan berat lebih dari 10 ribu ton itu terlempar sejauh 3,3 kilometer, mendarat di sebuah sungai di belakang bukit di daerah Gedong Pakuwon, Lampung Selatan.
Gelombang tsunami bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah, dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer dari pusat ledakan. Dahsyat!
Sumber : www.hidayatullah.com
Posting Komentar untuk "Meletusnya Gunung Krakatau, Letusan Terhebat Sepanjang Sejarah"