Kisah Sahabat Nabi Mush'ab bin 'Umair Teladan Bagi Pemuda Islam
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Ia lahir dan tumbuh di kalangan keluarga terpandang, kaya raya. Sejak muda, sudah ia terbiasa makan serba enak dan berpakaian serba mewah. Ibnu Sa'ad, dalam kitab Thabaqatnya meriwayatkan, bagaimana kisah keislaman pemuda Mush'ab bin 'Umair yang penuh cobaan dan ujian itu. Antara lain ia menyatakan: ”Adalah Mush`ab bin 'Umair, seorang pemuda Makkah yang tampan lagi simpatik penampilannya. Kedua orang tuanya amat mencintai kepadanya. Terutama ibunya, seorang wanita yang kaya raya. selalu memberinya pakaian yang mewah lagi mahal. Mush'ab saat itu merupakan penduduk Makkah yang paling elit, dalam soal busana dan wangi-wangian. Suatu ketika, di saat Rasulullah saw berada di rumah Arqam bin Abi Arqan, tempat yang selalu dijadikan pusat pertemuan dengan para sahabatnya, tiba-tiba hadirlah Mush`ab bin 'Umair. Rasul pun mengajaknya untuk masuk Islam. Dengan senang hati Mush'ab pun menyambutnya dan bersedia masuk Islam. Sejak itu, Mush'ab sering hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Rasul di rumah al-Arqam tersebut.
Mush'ab memang sengaja tidak menyampaikan keislaman dirinya kepada ayah bunda dan kaum keluarganya yang fanatik dan masih amat membenci Islam itu. Tapi, lama-kelamaan akhirnya diketahui juga. Nah, sejak itulah Mush'ab mulai dimusuhi oleh kaum kerabatnya. Mereka menyiksa dan menyekapnya dalam suatu tempat tertentu. Kejadian tersebut berlangsung lama. Baru, ketika sejumlah kaum Muslimin melakukan hijrah ke negeri Habasyah, Mush'ab sempat melarikan diri dan ikut hijrah ke Habasyah. Bagi Mush'ab, kendati sudah terbiasa hidup serba enak dan mewah di tengah-tengah keluarga yang mencintainya, namun ia lebih mencintai Rasul dan ajarannya, walaupun harus menderita dan berpisah dengan ayah bunda dan kaum kerabatnya”.
Khabbab bin al-Art menceritakan: "Kami harus berhijrah bersama Rasul ke Madinah demi mengharap ridha Allah. Karena itu, wajib segenap urusan kita diserahkan kepada Allah. Di antara kita ada yang tetap tabah, walaupun terkadang harus menderita, berhari-hari menahan lapar. Di antara mereka, Mush'ab bin 'Umair. Ia kemudian gugur syahid di medan Uhud. Ketika itu, tiada selembar kainpun untuk dijadikan kafan baginya, kecuali sebuah burdah (selendang) pendek. Bila ditutupkan atas kepalanya, kedua kakinya tampak. Dan bila ditutupkan atas kedua kakinya, kepalanya tampak. Kemudian Rasulullah menyuruh kami untuk menutupkan atas kepalanya, sedang kakinya beliau suruh tutup dengan daun idzkhir”.
Sungguh Rasulullah saw telah me"waqaf'kan atas pemuda ini, Mush'ab bin 'Umair, dalam medan Uhud. Ia gugur sebagai syahid dalam kafan selembar burdah. Sambil menahan linangan air matanya, beliau bersabda: "Sungguh sejak aku melihat engkau di Makkah, tiada seorangpun yang lebih mewah daripadamu dalam berbusana, tiada seorangpun yang lebih tampan dari padamu dalam penampilannya!!! Tapi kemudian, engkau gugur dalam keadaan yang demikian rupa, dan hanya dibungkus dengan selembar burdah yang pendek!! Beliau lalu membacakan firman Allah :
"Dari antara Mu'minin ada sejumlah lelaki yang telah menepati perjanjian mereka dengan Allah, di antara mereka ada yang telah gugur (syahid), dan di antara mereka masih ada yang menunggu gilirannya. Dan tidaklah mereka sekali-kali mengubah janjinya". (QS. al-Ahzab 23).
Tidak diragukan lagi, bahwa semua kenyataan ini merupakan buah dan cerminan dari keimanan, ketabahan, kesabaran dan keteguhan hati yang telah mereka pelajarinya dan mereka telah mengambilnya dari Perintis da'wah, Panglima mujahid yaitu Rasulullah saw. Beliau telah memberi kepada mereka teladan secara amali, dalam mewujudkan kesabaran dan ke tabahan; beliau telah memberi contoh yang baik dalam melakukan pengorbanan dan perjuangan.
Dari berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Kisah Sahabat Nabi Mush'ab bin 'Umair Teladan Bagi Pemuda Islam"