Kisah Nenek-nenek Menceramahi Khalifah Umar bin Khattab
Sungguh banyak kisah tentang kehidupan Umar bin Khattab.
Beliau adalah Khalifah yang dikagumi, bukan hanya oleh Umat Islam saja, akan
tetapi kalangan non muslim pun sangat hormat terhadap kebesaran jiwanya.
Ketegasan, kasih sayang dan kesederhanaannya, semuanya ada dalam jiwa Umar bin
Khattab, sang Amirul Mukminin, sebagaimana diceritakan dalam satu kisah berikut
ini:
Ad-Darimi bercerita bahwa pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab keluar dari masjid bersama Jarud, seorang hamba sahaya. Tiba-tiba seorang wanita tua tampak di tengah jalan yang dilalui Umar. la berjalan bungkuk karena telah berusia sangat tua.
Usai saling mengucapkan dan menjawab salam, wanita itu lalu berkata pada Umar, “Wahai,Umar! Saya tahu, dahulu Anda dinamai Umair di Pasar Ukazh. Anda sering menakut-nakuti anak-anak kecil dengan tongkatmu. Anda lalu dinamai Umar. Anda lalu dinamai Amirul Mukminin. Bertakwalah Anda kepada Allah dalam memimpin rakyat! Ketahuilah, siapa yang takut pada ancaman, niscaya yang jauh akan didekatkan kepadanya, dan siapa yang takut pada kematian niscaya ia akan khawatir umurnya digunakan untuk hal-hal yang sia-sia."Ucapan wanita itu kemudian langsung dipotong Jarud, “Wahai wanita tua! Engkau telah menyampaikan pesan terlalu banyak kepada Amirul Mukminin."
Jarud juga berkata pada Umar, “Wahai, Amirul Mukminin. Wanita tua ini terlalu banyak bicara, tidak ada gunanya kita menghabiskan waktu untuk mendengar ucapannya. Sebaiknya, mari kita segera melanjutkan perjalanan kita”
Mendengar Ucapan Jarud tersebut, Umar kemudian berkata kepada Jarud, “Celaka Engkau, wahai Jarud. Tidak engkau mengenal wanita itu, dia adalah Khaulah binti Tsa'labah yang ucapan dan do’anya langsung menembus berlapis-lapis langit. Karena itu Umar lebih berhak mendengarkan ucapannya. Demi Allah seandainya dia meneruskan perkataanya sampai ke penguhujung malam, niscaya aku akan setia mendengarnya dan tak akan beranjak pergi kecuali untuk menunaikan shalat. Usai shalat, aku akan kembali menemuinya. Allah saja mendengar pengaduannya, mengapa Umar yang lemah ini tidak mau mendengarnya”
Begitulah indahnya Islam, Ada nilai menarik yang bisa kita petik bahwa seorang nenek sekalipun berani berbicara dengan bebas di hadapan seorang khalifah. Mungkin kalau sekarang hal itu kita tidak akan temukan; seorang warga biasa yang bebas berbicara atau curhat dengan presiden. Karena rata-rata pejabat saat ini ketika berada di ruang publik diharuskan pengawalan yang berlapis-lapis, padahal belum tentu ia punya prestasi kerja yang disukai rakyat. Subhanallah, Umar sangat sederhana lagi dicintai oleh rakyatnya seperti ia mencintai mereka.
(Sumber: Dari buku The Great Leader of Umar bin Al-Khathab karya Dr. Muhammad Ash-Shallabi, Pustaka Al-Kautsar)
Posting Komentar untuk "Kisah Nenek-nenek Menceramahi Khalifah Umar bin Khattab"