Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bolehkah Wanita Muslimah Berdandan?

Bolehkah Wanita Muslimah Berdandan?

Ada sebagian wanita tidak suka berhias/berdandan, sehingga wajahnya Nampak lebih tua dari usianya. Menurutnya, bila ia berdandan kemudian menjadi tampak lebih cantik, akan membuatnya 'silau' terhadap dunia, dan melalaikannya dari urusan akhirat atau urusan kematian. Bahkan kilauan emas walau hanya satu grampun bisa memporak porandakan hatinya. Bolehkah seorang muslimah bersikap demikian.

Adapun yang perlu diketahui bahwa seseorang yang ingat akhirat, dan hidupnya dipergunakan untuk mempersiapkan kehidupan akhirat merupakan sosok yang amat baik. Akan tetapi sesibuk apapun memikirkan kehidupan akhirat tidaklah cukup hanya dengan perasaan hati. Akan tetapi juga harus berdasarkan pedoman al-Qur'an dan Sunnah yang harus difahami menurut pemahaman para Salafush Shalih. Yang halal tidak boleh diharamkan, yang haram tidak boleh dihalalkan, peribadatan yang wajib tidak boleh ditinggalkan, peribadatan yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah SAW tidak boleh dilakukan. Perintah agar orang tidak menganiaya atau menyakiti diri sindiri juga harus diindahkan. Rasulullah SAW pernah menegur salah seorang Sahabatnya yang berpuasa terus menerus karena dikhawatirkan orang itu melalaikan hak diri, tamu dan keluarganya. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya, isterimu memiliki hak yang wajib engkau penuhi, tamumu memiliki hak yang wajib engkau penuhi dan fisikmu memiliki hak yang wajib' engkau penuhi.” (HR Muslim)

Begitu juga dalam masalah mu'amalah serta kehidupan pribadi, harus pula berpedoman dengan al-Qur'an dan Sunnah. Tengah-tengah dan seimbang, tidak ghuluw (berlebih-lebihan) dan tidak tafrith (mengabaikan, semaunya sendiri).

Wanita, diciptakan oleh Allah SWT sebagai pasangan hidup bagi laki-laki untuk bersama-sama beribadah kepada Allah dan melahirkan generasi yang beribadah kepada Allah. Maka kedudukan wanita sangat penting dalam Islam. la tidak dicipta untuk hidup membujang dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dengan cara apapun. Ia merupakan bagian dari tulang punggung tegaknya masyarakat. Karenanya tanggung jawab wanita di dalam rumah tangga sangat besar.

Rasulullah bersabda:

“Seorang wanita adalah pemelihara bagi rumah suaminya dan bagi anak suaminya, dan ia adalah penanggung jawab bagi mereka.” (HR. Bukhari)

Maka wanita harus siap menjadi ibu rumah tangga, menjadi penanggung jawab bagi rumah dan anak-anak suaminya, menjadi pembimbing dan pendidik bagi anak-anak suaminya yang juga merupakan anaknya sendiri. Dan ini adalah ibadah yang sangat besar bagi wanita.

Syaratnya, wanita harus shalehah berdasarkan petunjuk al-Qur'an dan Sunnah. Bukan berdasarkan petunjuk perasaan dan hawa nafsunya. Wanita shalehah merupakan perhiasan dunia yang paling indah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Sesungguhnya dunia seluruhnya merupakan kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim)

Sehubungan dengan pertanyaan di atas, maka kami mengajak kaum wanita khususnya, untuk merenungkan beberapa hadits di atas. Orang boleh zuhud terhadap dunia, dan memanġ seharusnya demikian, tetapi apakah hanya lantaran kilauan emas satu gram lantas hatinya porak poranda? Bukankah dengan membiarkan diri tidak terurus hingga tampak lebih tua dan sakit-sakitan hanya karena takut tergiur gebyar dunia, berarti ia telah menganiaya diri sendiri? Bukankah berarti ia hanya memikirkan kepentingan diri sendiri? Tidak memikirkan bagaimana menjadi ibu rumah tangga kelak yang harus mengurus suami dan anak-anaknya untuk beribadah kepada Allah? Apakah itu bukan menyalahi petunjuk Islam? Padahal Rasulullah juga pernah mengenakan pakaian yang sangat indah, isteri-isteri para Sahabat pun berdandan untuk menyenangkan suaminya.

Aisyah juga berhias semacam itu. Ketika Nabi datang. Beliau SAW melihat ring-ring cincin dari perak di kedua tangannya, maka Beliau menanyakannya: “Apa ini ya Aisyah?" Aisyah menjawab: “Aku membuatnya untuk aku pakai berhias bagi anda Ya Rasulullah.."

Bukankah berhias semacam itu untuk suami adalah ibadah? Tentu semua itu tidak untuk diperlihatkan kepada kaum laki-laki yang bukan suami. Tentu wanita-wanita yang belum bersuamipun perlu belajar bagaimana menjadi isteri shalehah yang menyenangkan suami dengan kecantikan akhlak dan kecantikan fisiknya.Yang penting, tidak mengada-adakan sesuatu yang tidak ada, dan tidak menolak yang ada, asal halal dan tidak melalaikan, serta tidak berlebih-lebihan. Adapun hati, maka Islam telah mengajarkan bagaimana menata hati.

Sementara itu, sehebat apapun laki-laki, setinggi apapun ilmu dan keshalehan laki-laki, tetapi ia tidak akan bisa menolak fitrahnya, ia tetap mendambakan kehadiran isteri shalihah yang memiliki daya tarik bagi hatinya. Demikian semoga ini dapat menjadi andil bagi pembinaan pribadi dan keluarga yang sakinah.

Wallahu al-Muwaffiq.

Posting Komentar untuk "Bolehkah Wanita Muslimah Berdandan?"