Kisah Keteladanan dan Kedermawanan Imam Asy-Syafi'i
Siapa yang tidak tidak pernah mendengar imam yang agung ini? Beliau yang terkenal akan kepiawaiannya dalam ilmu fiqh sesuai dengan dalil dari al-Kitab dan sunnah. Beliau masyhur sebagai salah satu imam madzhab dari salah satu dari empat madzhab yang mendunia. Disamping keilmuan beliau yang dalam, dan kepandaian beliau yang telah diakui oleh para Ulama pada masanya, beliau juga seorang dermawan.
Kedermawanan Imam Syafi'i yang akan digambarkan berikut ini membuat kita memahami akan kesungguhan beliau dalam mengikuti sunnah Nabi.
Sahabat Jabir Bin Abdillah menceritakan akan kedermawanan Rasulullah yang luar biasa sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
"Tidaklah pernah sekalipun Nabi diminta akan sesuatu, kemudian berkata, 'Tidak!'"'
Kedermawanan Imam Syafi'i
Imam Syafi'i sangat dermawan dengan harta yang dimilikinya, sampai-sampai beliau sempat pailit atau bangkrut sampai tiga kali. Karena parahnya ekonomi beliau saat itu, beliau menjual semua barangnya, bahkan termasuk perhiasan milik anak dan istrinya beliau minta untuk dijual.
Abu Tsaur menceritakan,“Imam Syafi'i sangat jarang menyimpan sesuatu karena (sifat) pemurah beliau." (Siyar A'lam Nubala': 36-37)
Salah seorang Muridnya yang terkenal yaitu ar-Rabi' berkata, "Aku baru menikah, kemudian Imam Syafi'i bertanya, “Berapa mahar yang kamu berikan?” Aku menjawab, “Tiga puluh dinar, tapi aku baru bayarkan enam dinar”. Lantas beliau memberiku dua puluh empat dinar. " (Siyar A'lam Nubala':37)
Suatu hari Imam Syafi'i bepergian menuju kota Shan'a di negeri Yaman. Di sana beliau dibuatkan kemah dan saat itu beliau memiliki uang 10 ribu dinar. Beberapa orang mendatangi beliau dan meminta-minta kepadanya. Saat tiba waktunya dan tenda itu harus dicabut, uang sebanyak itu sudah tidak tersisa sama sekali. (Siyar A'lam Nubala'/10:38)
Pada satu waktu Imam Syafi'i sedang berjalan bersama muridnya bernama ar-Rabi, sementara itu beliau sedang menderita penyakit wasir dan ar-Rabi' selalu membawakan alas duduknya, tiba-tiba datanglah seseorang yang memberinya secarik tulisan. Orang tersebut mengadukan kebutuhannya. la adalah seorang penjual sayur, sedangkan modalnya hanya satu dirham, dan kini ia menikah. Imam Syafi'i berkata kepada ar-Rabi; “Berikan kepadanya tiga puluh dinar pemohonan maafku kepadanya." Spontan ar-Rabi' menyahut, "Semoga Allah berbuat baik kepadamu, sesungguhnya orang ini cukup baginya sepuluh dirham saja". Maka beliau berkata, “Celaka engkau, tahukah kamu apa yang akan ia perbuat dengan tiga puluh dinar tersebut? Apakah untuk ini? Ataukah untuk itu? (beliau menyebutkan perlengkapan walimahnya) Berikanlah kepadanya!" (Siyar A'lam Nubala'/10:38)
Selain sedekah beliau kepada mereka yang membutuhkan, Imam Syafi'i juga selalu tidak tinggal diam apabila ada orang yang berbuat kebaikan kepadanya meski hanya sepele, beliau akan segera memberikan apa yang beliau miliki guna membalas kebaikan orang tersebut. Suatu waktu beliau melewati sekumpulan tukang sepatu, kemudian cemetinya terjatuh, lantas salah seorang segera bergegas hingga ia dapat mengambilnya dengan lengan bajunya dan memberikan kepada beliau, Imam Syafi’i langsung memberinya tujuh dinar.
Di lain waktu Imam Syafi'i sedang berkendara, sementara itu datanglah seseorang yang menuntun tunggangan beliau. Melihat ini beliau berkata kepada muridnya ar-Rabi; “Berilah ia empat dinar dan sampaikan permohonan maafku kepadanya." (Siyar' A'lam Nubala'/10:37)
Diluar itu semua, Imam Syafi'i tidaklah hanya memberikan kepada orang yang membutuhkan atau orang yang berbuat kebaikan kepadanya saja. Suatu ketika beliau sedang berjalan bersama muridnya al-Muzani, kemudian mereka melewati seseorang yang sedang memanah suatu sasaran. Beliau berhenti di tempat itu seraya memperhatikannya. Orang tersebut adalah orang yang cakap dalam memanah dan ia berhasil mengenai sasarannya. Imam Syafi'i berkata kepadanya, "Bagus." Kemudian beliau mendoakan keberkahan baginya, lalu beliau berkata kepada al-Muzani, “Berilah ia tiga dinar dan sampaikan permohonan maafku kepadanya” (Siyar A'lam Nubala'/10:37)
Pernah suatu kali Imam Syafi'i mendapat hadiah dari khalifah Harun ar-Rasyid berupa uang sejumlah lima ribu dinar. Mendapatkan anugerah ini, beliau memanggil seorang tukang bekam, kemudian ia memotong rambut beliau, lalu beliau memberinya lima puluh dinar. Beliau juga mengambil beberapa potong kain dan menjadikannya beberapa ikatan berisi uang, lalu beliau membagikan semua itu kepada orang-orang Quraisy yang hadir saat itu maupun yang ada di Makkah. Sehingga ketika beliau beranjak pulang menuju rumahnya, tidak ada yang tersisa dari harta tersebut kecuali kurang dari seratus dinar. (Siyar A'lam Nubala'/10:38)
Semua amalan agung berupa infaq dan sedekah yang kita saksikan dari pribadi Imam Syafi'i di atas bukanlah sebuah kejadian yang sesekali terjadi dalam hidupnya, namun itu adalah potret kedermawanan luar biasa yang beliau lakukan secara terus menerus sepanjang hayatnya. Karena sebaik-baik amalan adalah yang dilakukan secara terus-menerus, bukan yang sesekali saja.
Ibnu Abdil Hakam bercerita ,“lmam Syafi'i adalah manusia yang paling dermawan terhadap apa yang didapatkannya, beliau sering melewati tempat kami,jika tidak mendapatkanku beliau berkata, “Katakan kepada Muhammad bila ia tiba di rumah, bahwa aku tidak akan makan siang sampai ia datang." (Siyar A'lam Nubala'/10:39)
Wasiat Imam Syafi'i Tentang Kedermawanan
Imam Syafi'i memiliki banyak wasiat yang beliau sampaikan dalam berbagai permasalahan, diantaranya adalah tentang kedermawanan dan bagaimana manusia hendaknya tidak menjadi orang yang pelit. Beliau berkata dalam diwan syairnya yang terkenal:
“Aku memperhatikan anak-anak dunia, namun aku tidaklah mendapatkan pada mereka selain orang yang beranjak sedang kebakhilan memenuhi kulitnya, Maka aku hunuskan pedang yang tajam dari sarung pedang qana'ah, aku putuskan harapanku dari mereka dengan ketajaman sisinya. (Diwan Syafi'i, hlm.52).
Demikian kedermawanan Imam Syafi’i, dibalik kehebatan beliau dalam ilmu Fiqh, ternyata beliau adalah seoang dermawan yang luar biasa.
Sumber : assunnah
Posting Komentar untuk "Kisah Keteladanan dan Kedermawanan Imam Asy-Syafi'i"