Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Langit Akan Menggulung, Merenggang, Menggumpal, dan Akhirnya Akan Meledak

Benarkah Langit Akan Menggulung, Merenggang, Menggumpal, dan Akhirnya Akan Meledak
Gambar : Umma.id

Banyak ayat Al-Qur’an dan hadist Rasulullah SAW yang membahas tentang berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta. Sebagian besar ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist yang membahas menyangkut ilmu pengetahuan saat itu, masih sangat sulit dipahami dengan manusia. Seperti tersebut dalam hadist, dimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Pada hari kiamat kelak, Allah akan melipat (menggulung) langit.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih-nya (Kitab Sifat Al-Qiyamah wa Al-Jannah wa An-Nar). Hadits senada diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunan-nya (Kitab As-Sunnah) dan Ibni Majah dalam sunan-nya (Kitab Al-Muqaddimah).

Hadits tersebut selaras pula dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Az-Zumar : 67).

Pada masa-masa awal mula Islam sampai menjelang abad pertengahan, pengetahuan masyarakat tentang ilmu yang berkaitan dengan alam semesta sangat sedikit, belum ada peralatan pendukung yang bisa digunakan untuk membuktikannya. Akan tetapi dalam perkembangan beberapa abad kemudian akhirnya jawaban tersebut ditemukan.

Seperti halnya terkait dengan hadist di atas, kata “melipat” dalam hadits tersebut sama artinya dengan kata “menggulung” dalam Al-Qur`an. Teori melipat atau menggulungnya alam semesta ini ditemukan para astronom Barat pada awal abad ke-20. Mereka menemukan tanda-tanda bahwa telah terjadi proses perentangan alam semesta, yakni saling menjauhnya galaksi-galaksi satu sama lain dengan kecepatan yang kadang-kadang mendekati kecepatancahaya, sekitar 300 ribu kilometer per detik.

Temuan ini sebelumnya memancing polemik besar. Ada yang percaya, ada juga yang menyangkalnya. Namun kuatnya tanda-tanda tersebut menyebabkan para astronom pada pertengahan abad ke-20 akhirnya sepakat bahwa teori ini benar.

Polemik berikutnya muncul. Apa yang terjadi setelah alam semesta ini merenggang? Ada yang berpendapat bahwa perenggangan itu akan terjadi terus-menerus hingga waktu yang tiada akhir. Itu berarti, penggulungan alam semesta tidak terjadi. Yang terjadi cuma proses saling menjauh antara galaksi dan benda-benda langit.

Ada juga yang berpendapat bahwa proses perenggangan tersebut akan mencapai suatu titik di mana alam semesta ni akan mengembang, menggulung, lalu menggumpal. Bayangkan saja sebuah kerupuk yang masih mentah dan padat, ketika digoreng akan merenggang dan menggulung. Seperti itulah alam semesta ini kelak.

Penggulungan (atau pelipatan) alam semesta menyebabkan benda-benda di langit akan saling bertemu. Demikian juga segala macam energi, tempat, dan waktu, akan bergumpal pada satu titik yang amat kecil ukurannya namun amat besar massa dan jumlah energinya. Titik ini mirip dengan titik ketika awal mula alam semesta iní muncul. Para astronom biasa menyebut proses ini sebagai “proses pelumatan besar".

Seterusnya bisa ditebak apa yang akan terjadi. Sama halnya ketika dulu alam semesta ini terbentuk, titik tempat bertemunya alam semesta tersebut pun akan meledak sangat dahsyat. Big bang! Kiamat!

Menurut Al-Qur'an, alam semesta ini pada akhirnya akan menggulung, tidak semakin menjauh satu sama lain. Itulah yang dipercaya oleh umat Islam bakal terjadi kelak. Pernyataan Al-Qur'an ini sudah muncul 15 abad yang lampau, melaui seorang Nabi yang buta huruf dan hidup di tengah Jazirah Arab yang mayoritas penduduknya masif “primitif" dan tidak tersentuh ilmu pengetahuan, bacaan, maupun tulisan.

Sumber : www.Hidayatullah.com

Posting Komentar untuk "Benarkah Langit Akan Menggulung, Merenggang, Menggumpal, dan Akhirnya Akan Meledak"