Menutup Pintu Maksiat, Membuka Jalan Menuju Keridhaan Allah
Mukadimah
Meninggalkan maksiat adalah pekerjaan yang tidak ringan. Ia lebih berat daripada mengerjakan ketaatan (menjalankan yang diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya), karena mengerjakan ketaatan disukai oleh setiap orang. Meninggalkan syahwat (maksiat), hanya dapat dilaksanakan oleh siddiqin (orang-orang yang benar, orang-orang yang terbimbing hatinya).
Terkait dengan hal tersebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi a sallam bersabda,
"Orang yang berhijrah dengan sebenarnya ialah orang yang berhijrah dari kejahatan. Dan mujahid yang sebenarnya ialah orang yang memerangi hawa nafsunya."
Apabila seseorang menjalankan sesuatu tindak maksiat, maka sebenarnya ia melakukan maksiat itu dengan menggunakan anggota badannya. Orang yang seperti ini sejatinya telah menyalahgunakan nikmat anggota tubuh yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada dirinya. Dalam bahasa lain dapat dikatakan, ia telah berkhianat atas amanah yang telah diberikan kepadanya.
Rasulullah bersabda,
Meninggalkan maksiat adalah pekerjaan yang tidak ringan. Ia lebih berat daripada mengerjakan ketaatan (menjalankan yang diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya), karena mengerjakan ketaatan disukai oleh setiap orang. Meninggalkan syahwat (maksiat), hanya dapat dilaksanakan oleh siddiqin (orang-orang yang benar, orang-orang yang terbimbing hatinya).
Gambar : Pixabay.com
Terkait dengan hal tersebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi a sallam bersabda,
"Orang yang berhijrah dengan sebenarnya ialah orang yang berhijrah dari kejahatan. Dan mujahid yang sebenarnya ialah orang yang memerangi hawa nafsunya."
Apabila seseorang menjalankan sesuatu tindak maksiat, maka sebenarnya ia melakukan maksiat itu dengan menggunakan anggota badannya. Orang yang seperti ini sejatinya telah menyalahgunakan nikmat anggota tubuh yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada dirinya. Dalam bahasa lain dapat dikatakan, ia telah berkhianat atas amanah yang telah diberikan kepadanya.
Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya setiap kamu adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanyai akan kepemimpinannya." (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu).
Setiap kita berkuasa penuh atas anggota tubuh, pikiran, dan jiwa kita. Akan tetapi, terkadang kita begitu susah mengendalikan apa yang menjadi “milik kita" itu. Tangan, mata, kaki, dan anggota tubuh yang lain kerap bergerak di luar kendali diri, yang tak jarang bertentangan dengan idealisme atau nilai-nilai keyakinan yang kita anut dan kita yakini. Padahal, lekuk relung kalbu kita bersaksi bahwa semua anggota tubuh itu kelak akan menjadi saksi atas segala perbuatan kita di Padang Mahsyar.
“Pada hari (ketika), lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."(An-Numr:24)
“Pada hari ini (kiamat) Kami tutup mulut-mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka lakukan (didunia dahulu)," (Q.S Yaasin : 65)
Bagaimana agar kita selamat dari maksiat?
Di bawah ini beberapa ikhtiar, yang bila dijalanlan secara sungguh-sungguh insya Allah membawa faedah.
1. Menjaga Mata
Peliharalah mata dari menyaksikan pemandangan yang diharamkan oleh Allah,seperti melihat perempuan yang bukan mahram. Hindari, atau minimal kurangi untuk pelan-pelan tinggalkan sejauh-jauhnya melihat gambar-gambar yang dapat membangkitkan hawa nafsu. Termasuk menjaga mata adalah tidak memandang orang lain dengan pandangan yang rendah (sebelah mata/menghina) dan melihat aib orang lain.
2. Menjaga Telinga
Menjaga telinga dari mendengar perkataan yang tidak berguna seperti umgkapan-ungkapan mesum/kotor/jahat. Poin kesatu dan kedua ini menjadi tidak mudah di saat gosip telah menjadi komoditas ekonomi. Gosip telah menjadi kemaksiatan berjamaah yang dianggap hal lumrah dilakukan dan "wajib" ditonton serta disimak, Kehadirannya disokong dana yang tidak sedikit, dikelola dengan baik, ada penulis skenarionya, ada kepala produksinya, ada reporternya, dan Seterusnya.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya orang yang mendengar (seseorang yang mengumpat orang lain) adalah bersekutu (didalam dosa) dengan orang yang berkata itu, Dan dia juga dikira salah seorang daripada dua orang yang mengumpat."
3. Menjaga Lidah
Lidah adalah anggota tubuh tanpa tulang yang kerap mengantarkan pada perkara-perkara besar, Kehancuran rumah tangga, pertengkaran sahabat karib, hingga peperangan antar negara dapat dipicu dari sepotong daging kecil di celah mulut kita ini.
Rasulullah bersabda, “Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya” (Riwayat Ath-Thubrani dan Al-Baihaqi).
Jagalah lidah dari perkara-perkara seperti berbohong, ingkar janji, mengumpat, bertengkar, berdebat, membantah perkataan orang Lain tanpa argumentasi, memuji diri sendiri, melaknat (mencela) makhluk Allah, mendoakan celaka bagi orang Lain,serta bergurau yang mengandung olok-olok atau mengejek orang lain.
4. Menjaga Perut
Yang hendaknya selalu dingat, perut kita bukan tong sampah! Input yang masuk ke dalam perut akan berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap tinglah laku, sikap dan tindakan kita.
Peliharalah perut dari makanan yang haram atau syubbat. Sekalipun halal, hindari memakannya secara berlebihan, sebab hal itu akan menumpulkan pikiran dan hati nurani. Obesitas (kelebihan berat badan) adalah penyakit modern sebagai akibat lain dari tidak terkontrolnya urusan perut.
5. Menjaga Kemaluan
Kendalikan sekuat daya dorongan melakukan apa-apa yang diharamkan oleh Allah.
"Dan mereka yang selalu menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap istri-istri mereka atau apa-apa yang mereka miliki (daripada hamba jariah) maka mereka tidak tercela."(AI-Mu'minuun : 5-6).
6. Menjaga Tangan
Kendalikan kedua tangan dari melukai seseorang (kecuali dengan cara haq seperti berperang atau melakukan balasan yang setimpal). Katakan "stop" pada tangan ketika akan bertindak sesuatu yang diharamkan, atau menyakiti makhluk Allah, atau menulis sesuatu yang diharamkan, atau menyakiti perasaan orang lain.
7. Menjaga Kaki
Memelihara kedua kaki dari berjalan ke tempat yang diharamkan atau berjalan menuju kelompok orang atau penguasa yang zhalim tanpa ada alasan darurat. Sikap dan tindakan seperti itu dianggap menghormati kezhaliman mereka, sedangkan Allah menyuruh kita berpaling dari orang yang zhalim.
"Dan jangan kamu cenderung hati kepada orung yang zhalim, nanti kamu akan disentuh oleh api neraka."(Huud:113) .
Khatimah (Penutup)
“Barangsiapa meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya. " (Riwayat Abu Ya'li, lihat 1100 Hadits Terpilih halaman 130 bab 'Akibat Berbuat Maksiat')
Pintu-pintu bagi masuknya maksiat terbuka lebar pada ketujuh anggota tubuh di atas. Pun kunci-kuncinya ada dalam genggaman langan kita untuk membendungnya. Jadi, semua kembali kepada manusianya. Tentu, hamba Allah yang cerdik adalah mereka yang mempergunakan amanah tubuh untuk senantiasa berjalan di atas rel keridhaan-Nya. Bagaimana dengan kita?"
Sumber : Hidayatullah.com
Setiap kita berkuasa penuh atas anggota tubuh, pikiran, dan jiwa kita. Akan tetapi, terkadang kita begitu susah mengendalikan apa yang menjadi “milik kita" itu. Tangan, mata, kaki, dan anggota tubuh yang lain kerap bergerak di luar kendali diri, yang tak jarang bertentangan dengan idealisme atau nilai-nilai keyakinan yang kita anut dan kita yakini. Padahal, lekuk relung kalbu kita bersaksi bahwa semua anggota tubuh itu kelak akan menjadi saksi atas segala perbuatan kita di Padang Mahsyar.
“Pada hari (ketika), lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."(An-Numr:24)
“Pada hari ini (kiamat) Kami tutup mulut-mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka lakukan (didunia dahulu)," (Q.S Yaasin : 65)
Bagaimana agar kita selamat dari maksiat?
Di bawah ini beberapa ikhtiar, yang bila dijalanlan secara sungguh-sungguh insya Allah membawa faedah.
1. Menjaga Mata
Peliharalah mata dari menyaksikan pemandangan yang diharamkan oleh Allah,seperti melihat perempuan yang bukan mahram. Hindari, atau minimal kurangi untuk pelan-pelan tinggalkan sejauh-jauhnya melihat gambar-gambar yang dapat membangkitkan hawa nafsu. Termasuk menjaga mata adalah tidak memandang orang lain dengan pandangan yang rendah (sebelah mata/menghina) dan melihat aib orang lain.
2. Menjaga Telinga
Menjaga telinga dari mendengar perkataan yang tidak berguna seperti umgkapan-ungkapan mesum/kotor/jahat. Poin kesatu dan kedua ini menjadi tidak mudah di saat gosip telah menjadi komoditas ekonomi. Gosip telah menjadi kemaksiatan berjamaah yang dianggap hal lumrah dilakukan dan "wajib" ditonton serta disimak, Kehadirannya disokong dana yang tidak sedikit, dikelola dengan baik, ada penulis skenarionya, ada kepala produksinya, ada reporternya, dan Seterusnya.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya orang yang mendengar (seseorang yang mengumpat orang lain) adalah bersekutu (didalam dosa) dengan orang yang berkata itu, Dan dia juga dikira salah seorang daripada dua orang yang mengumpat."
3. Menjaga Lidah
Lidah adalah anggota tubuh tanpa tulang yang kerap mengantarkan pada perkara-perkara besar, Kehancuran rumah tangga, pertengkaran sahabat karib, hingga peperangan antar negara dapat dipicu dari sepotong daging kecil di celah mulut kita ini.
Rasulullah bersabda, “Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya” (Riwayat Ath-Thubrani dan Al-Baihaqi).
Jagalah lidah dari perkara-perkara seperti berbohong, ingkar janji, mengumpat, bertengkar, berdebat, membantah perkataan orang Lain tanpa argumentasi, memuji diri sendiri, melaknat (mencela) makhluk Allah, mendoakan celaka bagi orang Lain,serta bergurau yang mengandung olok-olok atau mengejek orang lain.
4. Menjaga Perut
Yang hendaknya selalu dingat, perut kita bukan tong sampah! Input yang masuk ke dalam perut akan berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap tinglah laku, sikap dan tindakan kita.
Peliharalah perut dari makanan yang haram atau syubbat. Sekalipun halal, hindari memakannya secara berlebihan, sebab hal itu akan menumpulkan pikiran dan hati nurani. Obesitas (kelebihan berat badan) adalah penyakit modern sebagai akibat lain dari tidak terkontrolnya urusan perut.
5. Menjaga Kemaluan
Kendalikan sekuat daya dorongan melakukan apa-apa yang diharamkan oleh Allah.
"Dan mereka yang selalu menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap istri-istri mereka atau apa-apa yang mereka miliki (daripada hamba jariah) maka mereka tidak tercela."(AI-Mu'minuun : 5-6).
6. Menjaga Tangan
Kendalikan kedua tangan dari melukai seseorang (kecuali dengan cara haq seperti berperang atau melakukan balasan yang setimpal). Katakan "stop" pada tangan ketika akan bertindak sesuatu yang diharamkan, atau menyakiti makhluk Allah, atau menulis sesuatu yang diharamkan, atau menyakiti perasaan orang lain.
7. Menjaga Kaki
Memelihara kedua kaki dari berjalan ke tempat yang diharamkan atau berjalan menuju kelompok orang atau penguasa yang zhalim tanpa ada alasan darurat. Sikap dan tindakan seperti itu dianggap menghormati kezhaliman mereka, sedangkan Allah menyuruh kita berpaling dari orang yang zhalim.
"Dan jangan kamu cenderung hati kepada orung yang zhalim, nanti kamu akan disentuh oleh api neraka."(Huud:113) .
Khatimah (Penutup)
“Barangsiapa meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya. " (Riwayat Abu Ya'li, lihat 1100 Hadits Terpilih halaman 130 bab 'Akibat Berbuat Maksiat')
Pintu-pintu bagi masuknya maksiat terbuka lebar pada ketujuh anggota tubuh di atas. Pun kunci-kuncinya ada dalam genggaman langan kita untuk membendungnya. Jadi, semua kembali kepada manusianya. Tentu, hamba Allah yang cerdik adalah mereka yang mempergunakan amanah tubuh untuk senantiasa berjalan di atas rel keridhaan-Nya. Bagaimana dengan kita?"
Sumber : Hidayatullah.com
Posting Komentar untuk "Menutup Pintu Maksiat, Membuka Jalan Menuju Keridhaan Allah"