Sifat Seorang Suami Saat Menyikapi Istri yang Sedang Menangis
Gambar : Pixabay.com
Kebanyakan suami biasanya akan bersedih ketika sudah melihat istrinya menangis, karena air mata adalah simbol ekspresi perasaan jiwa seorang wanita yang paling kuat, biasanya digunakan sebagai senjata seorang wanita untuk mempengaruhi seorang pria dan menjeratnya dengan kuat untuk mendapatkan perhatiannya.
Ketika air mata seorang istri telah berlinang hendaknya suami cepat-cepat mengusapnya dan mencari sebab tangis itu.
Bagaimanakah seharusnya suami bersikap ketika sulit memahami tangis sang istri yang memiliki perasaan sangat sensitif ini, dengan seketika ia mencurahkan perasaannya dengan tangis.
Ketika itu ia harus melakukan introspeksi diri, bahwa ia menangis karena sebab dirinya, perlakuan yang tidak berkenan di hatinya, mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaannya atau juga pernah menjanjikan sesuatu tetapi tidak menepatinya.
Tetapi kemungkinan juga deretan sebab ini bukan penyebab tangisnya,kemungkinan ia menangis karena pakaiannya yang lusuh, atau kaos kakinya telah bolong dan ia ingin sekali keluar belanja bersama suaminya.
Demikian juga ia terkadang menangis secara tiba-tiba karena bahagia seperti air mata pada hari pernikahannya, atau pun karena sedih sekali, ia meneteskan air mata ketika berpisah dengan orang-orang terdekat, rasa keterikatan inilah yang menyebabkannya menangis.
Terkadang ia menangis karena mengalami kegagalan dalam aktivitasnya,menyesali diri bahwa ia seorang pendamping yang gagal dan tidak berguna, menutup diri dan menyesali nasibnya yang tak kunjung berubah, seolah ia sangat berhutang budi terhadap orang lain.
Hendaknya seorang suami yang ideal membesarkan perasaan sang istri, mencintainya, tidak membiarkan dirinya, menyambutnya dengan penuh hangat dan penuh kasih serta lemah lembut.
Mengungkapkan terus terang kepadanya bahwa ia berusaha demi kebahagiaannya di dunia, karena jika ia bahagia berarti suami juga akan turut berbahagia.
Tetapi jika sang suami sendiri yang menjadi penyebab kesedihan dan tangis istrinya, maka hendaknya ia banyak introspeksi diri atas kesalahan yang telah diperbuatnya yang menyebabkan istrinya menangis, jika ia telah mendeteksi sebab tangisnya hendaknya ia berbesar hati dengan meminta maaf dan berusaha memperbaiki kekhilafannya, atau minimal ia mengklarifikasi masalah yang sebenarnya.
Bagaimanapun kuatnya masalah yang melilitnya, tidak ada jalan lain kecuali seorang suami harus memahami sebab dan permasalahan yang menyebabkannya berlinang air mata. Ia selalu berusaha mencari sebab-sebab terjadinya, mencari solusi dan menghindarinya agar tidak terperosok ke dalamnya.
Kini kita mengetahui bahwa tidak sedikit wanita yang menggunakan tetesan air matanya untuk mencairkan kerasnya hati seorang pria, demi ambisinya tercapai atau sekedar menunjukkan bahwa ia butuh kasih sayangnya.
Kalau demikian harus bagaimanakah sikap seorang suami yang ideal menghadapi hal ini? Para Psikolog mengatakan bahwa salah satu metode untuk menghadapinya adalah memandangnya dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya, karena tidak ada yang akan menghentikan tangisnya ini kecuali dengan tawa dan senyuman, kebanyakan orang mengira bahwa seorang suami tidak mampu tertawa pada kondisi ini, ketika ia melihatnya tertawa atau tersenyum akan cepat mengobati hatinya dan otomatis tangisnya akan mereda.
Ada cara lain yang dikatakan oleh sebagian psikolog, yaitu dengan berempati ikut menangis ketika istrinya meneteskan air mata, karena hal ini sebagai bukti bahwa ia juga dapat merasakan kepedihannya.
Dikutip dari Buku : Istri dan Suami Ideal menurut Rasulullah SAW, Majdi Fathir Sayyid
Posting Komentar untuk "Sifat Seorang Suami Saat Menyikapi Istri yang Sedang Menangis"