Istri Terbaik adalah Istri Yang Sangat Menghindari Perceraian

ISTRI TERBAIK ADALAH ISTRI YANG SANGAT MENGHINDARI PERCERAIAN

Gambar : pixabay.com

Tidak ada kehidupan rumah tangga yang tidak mengalami hambatan dan rintangan, akan tetapi Istri yang ideal selalu mencari solusi yang baik untuk setiap problematika yang mengguncang bangunan rumah-tangganya, tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk mencari-cari alasan perceraian, melainkan tetap berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis serta dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dan perselisihan.

Istri yang ideal senantiasa bersabar atas perlakuan dari suaminya, memaafkan kesalahan-kesalahannya demi kelangsungan kehidupan keluarganya. Istri yang ideal, ketika mendapatkan perlakuan suaminya yang tidak berkenan di hatinya, maka ia akan mencari penyebab dan faktor-faktor yang mendorongnya berbuat demikian agar dapat mengetahui solusi yang baik.

Istri yang ideal senantiasa setia bersama suaminya, selalu meminta pendapatnya, berusaha meraih kerelaan hatinya dan ketenangan jiwanya. Istri yang ideal selalu berusaha berpegang teguh pada sendi-sendi yang benar agar rumah tangganya tetap berdiri tegak walaupun badai yang dahsyat menerpanya.

Istri yang ideal mampu melupakan semua kesalahan dan kekhilafan suami manakala ia mengingat usaha dan jerih payah suami yang dilakukannya demi kebahagiaannya. Istri yang ideal itu memahami bahwa wanita yang meminta perceraian dari suaminya adalah sangat jauh dari kriteria wanita yang ideal.

Rasulullah SAW bersabda,

"Wanita mana saja yang meminta perceraian dari suamina tanpa ada alasan (vang dibenarkan), maka diharamkan baginya aroma wangi surga” (HR. Abu Daud)

Hadits Nabi SAW ini memberi petunjuk kepada para istri agar tidak mencari-cari alasan untuk perceraian, karena setiap wanita yang meminta perceraian tanpa alasan yang mengharuskan perceraian, atau tidak ada jalan lain kecuali perceraian, seperti ia takut tidak bisa menjalankan syariat Allah SWT yang dibebankan di pundaknya, tidak bisa melayaninya dan memperlakukannya dengan baik karena ia tidak mencintainya, atau suami menelantarkan hingga ia meminta khulu' (gugatan perceraian dengan mengembalikan maharmya), maka (tanpa contoh alasan tersebut) ia tidak akan mendapatkan aroma wangi surga.

Maksud hadits ini adalah sebagai peringatan keras untuk para istri, atau ia mengalami perlakuan itu pada waktu tertentu, maka ia tidak akan mendapatkan aroma wangi surga sebagaimana yang diraih oleh orang-orang shalih, atau bahkan tidak akan mendapatkennya sama sekali.

Istri yang ideal juga yakin bahwa sikap terburu-buru untuk pergi ke kantor urusan agama untuk melaporkan mengenai perselisihan yang terjadi di dalam rumah tangganya adalah tindakan tidak terpuji, melainkan solusi tersebut sebagai alternatif terakhir.

Istri yang ideal selalu merenungi, menanyakan kepada hati kecilnya dan memikirkan dengan baik-baik untuk mencari konstribusi dan penyebabnya, sehingga Allah SWT memberinya jalan keluar yang tepat.

Dengan demikian hubungan suami-istri yang ideal akan berjalan dengan lancar dan sang istri akan semakin terhormat. Istri Ideal Berterima-kasih Terhadap Suaminya

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 60 :,

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (Qs. Ar-Rahman ayat 60)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru sebuah hadits mauquf (sanadnya berhenti sampai sahabat) dan marfu' (sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW) ia berkata,

“Allah SWT tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal ia tidak bisa berlepas diri darinya (sangat membutuhkannya). (HR. An Nasa’i)

Seorang istri yang shalihah mampu bersyukur atas nikmat pernikahannya, rasa syukur ini dibuktikan dalam sikapnya terhadap suami tercinta. Seorang istri yang shalihah sangat berterima kasih kepada suaminya yang telah membantunya menjadi wanita yang terhormat dan merubah statusnya menjadi seorang istri yang shalihah dan dengan sebabnya pula ia mampu melahirkan anak- anak sehingga setatusnya pun berubah pula menjadi seorang ibu.

Sumber : Majdi Fathir Sayyid  dalam bukunya Istri dan Suami Ideal menurut Rasulullah SAW