Abdurrahman bin Auf dan Harta Yang Membawanya ke Surga
ABDURRAHMAN BIN AUF DAN HARTA YANG MEMBAWANYA KE SURGA
Gambar : pixabay.com/id/
Abdurrahman bin Auf adalah seorang sahabat nabi yang termasuk salah seorang dari delapan sahabat yang paling awal masuk Islam. Beliau masuk Islam sebelum Rasulullah mulai berdakwah di Rumah Arqam. Abdurrahman bin Auf termasuk dalam sepuluh orang sahabat yang telah Allah jamin masuk surga.
Abdurrahman bin ‘Auf berprofesi sebagai pedagang, ia berniaga sampai ke berbagai penjuru Negeri. Allah memberikan kemampuannya dalam berniaga, sehingga beliau dikenal sebagai pedagang sukses dan menjadi salah seorang terkaya di Kota Mekkah. Pada saat awal datangnya Islam, beliaupun menggunakan hartanya untuk membantu kaum muslimin yang tertindas oleh Kafir Quraisy.
Tekanan demi tekanan akhirnya membuat sebagian kaum muslimin untuk berhijrah. Salah satu negeri tujuan hijrah adalah negeri Habsyi. Habsyi saat itu dipimpin oleh seorang raja beragama nasrani yang bernama Najasyi. Walaupun demikian Raja Habsyi merupakan raja yang baik yang memperbolehkan kaum muslimin untuk berhijrah ke negerinya.
Abdurrahman bin A’uf termasuk salah seorang yang berhijrah ke negeri Habsyi (Habasyah). Akan tetapi, ketika di negeri Habsyi, beliau teringat kepada Rasulullah yang masih berada di Kota Mekah. Sehingga akhirnya beliaupun memutuskan untuk kembali ke Mekkah guna membantu Rasullullah SAW dalam berdakwah.
Akibat tekanan terus-menerus dari kafir Quraisy dengan berbagai kedhaliman yang dilakukan terus-menerus, maka rasulullah akhirnya memutuskan dan memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Banyak kaum muslimin yang berhijrah secara sembunyi-sembunyi untuk menjaga keselamatan dirinya. Perjalanan jauh melintasi padang pasir, membuat kaum muslimin tidak bisa membawa harta bendanya. Semua harta ditinggalkan di Mekkah, yang pada akhirnya harta yang ditinggalkan diambil oleh Kaum Kafir Quraisy.
Kondisi seperti itu juga dialami oleh Abdurraman bin Auf, beliau berhijrah meninggalkan harta bendanya yang sangat banyak di Kota Mekkah. Sesampainya di Madinah, beliau bersama kaum muslimin yang yang lain disambut oleh oleh Kaum Anshar. Kaum muslimin dari Mekkah dikenal dengan sebutan kaum Muhajirin (orang yang berhijrah), sedangkan kaum muslimin di Madinah dikenal dengan kaum Anshar (Orang yang menolong).
Untuk menghilangkan sifat-sifat kejahiliahan dan menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama kaum muslimin, maka oleh rasulullah SAW kaum Muhajirin dan Anshar dipersaudarakan. Abdurrahman bin Auf saat itu dipersaudarakan dengan Saad bin Rabi’. Melihat kondisi Abdurahman bin Auf yang tidak mempunyai apa-apa, Saad bin Rabi’ menawarkan untuk memberikan sebagian hartanya dan menceraikan salah seorang istrinya untuk dinikahkan dengan Abdurrahman bin Auf. Akan tetapi Abdurrahman bin ‘Auf menolak dan beliau menanyakan letak pasar di Kota Madinah, karena ia ingin berkerja sebagaimana dahulu sewaktu di Mekkah.
Allah memberikan keterampilan dan Kemampuan beliau dalam beniaga, sehingga dalam waktu singkat, beliau menjadi orang yang kaya raya. Walaupun demikian, Abdurrahman bin Auf tidak meninggalkan kewajibannya dalam berdakwah, bahkan beliau selalu ikut berjihad bersama kaum muslimin, seperti dalam Perang Badar dan Perang Uhud.
Walaupun sangat kaya raya, tetapi beliau tidak sombong. Bagi orang yang belum mengenal Abdurrahman bin ‘Auf, maka orang tidak bisa membedakan yang mana Abdurrahman bin Auf dan yang mana pelayannya. Akan tetapi bagi yang sudah kenal, beliau mempunyai ciri khusus, tubuhnya terdapat dua puluh bekas luka akibat pedang, salah satunya terdapat di kaki yang menyebabkan berjalan agak pincang, dan ciri khusus lainnya, beliau berbicara agak cadel akibat gigi seri beliau rontok saat perang Uhud.
Kekayaan yang dimiliki oleh Abdurrahman bin Auf tidak membutakan matanya dari kemilau dunia. Bahkan dengan harta yang dimilikinya semakin mendekatkannya kepada Allah. Pernah suatu ketika Abdurrahman bin ‘Auf menyerahkan lima ratus ekor kuda kepada kaum muslimin untuk perlengkapan bala tentara Islam yang akan pergi berjihad. Kemudian pada waktu yang lain, ia menyerahkan seribu lima ratus kendaraan perang. Beliau juga menyerahkan 40 ribu dinar hartanya untuk dibagi-bagikan kepada kaum fakir miskin.
Pernah suatu ketika ketika Abdurrahman bin Auf pulang ke kota Madinah, dari kejauhan orang-orang melihatnya seakan-akan yang datang adalah serombongan pasukan perang, akibat banyaknya kendaraan dan barang yang dibawa. Saat itu, Abdurrahman bin Auf datang dengan membawa 700 ekor unta yang penuh dengan muatan. Kemudian sesampainya di Madinah semua barang beserta unta beliau serahkan kepada seluruh penduduk Madinah
Walaupun beliau sangat banyak menginfaqkan hartanya, akan tetapi semakin hari harta beliau semakin bertambah. Beliau membuktikan kalau harta tidak bisa memperbudak dirinya, akan tetapi beliaulah yang mengendalikan semua hartanya. Bahkan kebiasaan beliau menginfaqkan hartanya terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Menjelang wafatnya, Abdurrahman bin Auf berwasiat untuk menyerahkan 50 ribu dinar hartanya ke jalan Allah, Untuk sahabat yang ikut Perang Badar dan masih hidup masing-masing mendapat 400 dinar, hingga Utsman bin Affan ra yang kaya rayapun ikut mendapatkan. Beliau wafat pada usia 75 tahun.
Dikutip dari buku : Karakteristik Perihidup EnamPuluh Sahabat Rasulullah
Karangan : Khalid Muhammad Khalid
Posting Komentar untuk "Abdurrahman bin Auf dan Harta Yang Membawanya ke Surga"