Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rahasia Keberhasilan Sultan Muhammad Al-Fatih Menaklukan Konstantinopel

Konon, Konstantinopel adalah kota kuno dengan pertahanan terbaik, dilindungi pertahanan alam berupa selat dan laut. Serta dipagari dengan benteng kokoh tiga lapis. Akses masuk utama ke Konstantinopel dari arah laut, yaitu melalui laut Marmara dan selat Bosphorus. Satu-satunya jalur darat berada di bagian barat kota. Itupun sudah ditutup tiga lapis tembok sepanjang 7 km. Tembok yang dikenal sebagai tembok Theodosius itu terbentang dari teluk Tanduk Emas (Golden Horn) hingga laut Marmara.

Rahasia Keberhasilan Sultan Muhammad Al-Fatih Menaklukan Konstantinopel

Itulah alasan mengapa Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota imperium Byzantium (Romawi Timur) ke Konstantinopel pada tahun 324 M. Pertahanannya sangat kuat dan menginspirasi kota-kota lain untuk menirunya. Lebih dari 23 kali serangan lewat darat dilakukan untuk menembus pertahanan tembok Konstantinopel dilakukan oleh pihal lawan, akan tetapi semuanya menemui kegagalan.

Kaum muslimin sendiri sejak awal berusaha menaklukan konstantinopel. Tepatnya dimulai pada tahun 668 M oleh Kekhalifahan Bani Umayyah yang mengirimkan pasukan untuk pertama kalinya. Ekspedisi ini dipimpin langsung oleh Yazid bin Muawiyah, putra khalifah Muawiyah. Pengepungan dilakukan dari musim dingin hingga musim panas (668-669 M). Meski telah berupa keras, pasukan Islam gagal menembus benteng Konstantinopel. Bahkan, sahabat Abu Ayyub Al-Anshari yang ikut dalam ekspedisi ini gugur, jenazahnya dimakamkan di bawah benteng Konstantinopel.

Ibu Kota Byzantium itu baru berhasil ditaklukkan pada 29 Mei 1453. Oleh seorang khalifah muda dari Dinasti Utmaniyah bernama Sultan Muhammad Al-Fatih. Kemenangan ini tak hanya keberhasilan merebut wilayah. Namun, ini menandai runtuhnya Imperium Byzantium yang telah eksis lebih dari seribu lima ratus tahun.

Terlalu gegabah jika disebut kemenangan itu terjadi secara instan atau karena faktor keberuntungan. Melainkan hasil dari kerja keras para khalifah Utsmaniyah selama puluhan tahun, mulai dari pembangunan mental para serdadu, terlibatnya para ulama dalam perjuangan, hingga penggunaan teknologi dalam pertempuran. Penaklukan konstantinopel adalah merupakan hasil kumulatif dari semua faktor kemenangan tersebut.

Sultan Muhammad Al-Fatih bukan pemimpin pertama yang berusaha merebut Konstantinopel. Tapi, ia menjadi orang pertama yang berhasil karena menggunakan cara yang berbeda dibanding para pendahulunya.

Tidak ada seorangpun yang menduga kalau Sultan Muhammad Al-Fatih akan memakai cara diluar prediksi semua manusia untuk menaklukkan Konstantinopel. Ketika ide Sultan untuk menarik kapal melewati bukit terjal, melewati hutan yang belum terjamah, dengan jarak lebih dari 3 mil, hampir seluruh Panglima Tentara Utsmani terkejut. Akan tetapi untuk menaklukkan tembok pertahanan Konstantinopel yang sangat kuat, semua cara harus dicoba.

Untuk menjaga kerahasiaan rencana tersebut, maka usaha untuk menarik kapal perang dilakukan pada malam hari. Pohon-pohon besar ditebang, tanah-tanah diratakan, kemudian pada pohon-pohon yang ditebang tersebut dibersihkan, dilumuri dengan minyak dan lemak sehingga menjadi licin. Setelah semua persiapan selesai akhirnya Kapal-kapal perang Turki Utsmani ditarik dengan rantai oleh Para Pasukan Utsmani. Menjelang Subuh, 70 kapal perang Turki Utsmani telah berhasil berlabuh di tanduk emas. Para sejarawan mengungkapkan, hanya Sultan Muhammad Al-Fatih satu-satunya pemimpin beserta pasukannya yang berhasil mengubah daratan menjadi lautan.

Seluruh Pasukan dan Penduduk Konstantinopel terkejut, tidak ada yang menduga kalau pertahanan mereka yang kuat dan bertahan selama ribuan tahun, bisa ditembus seperti itu dalam waktu semalam, dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh berbagai Panglima Perang sebelumnya. Akhirnya Kontantinopel pun jatuh ke tangan Pasukan Turki Utsmani. Demikian kisah singkat Sultan Muhammad Al-Fatih

Posting Komentar untuk "Rahasia Keberhasilan Sultan Muhammad Al-Fatih Menaklukan Konstantinopel"