Kisah Umar Bin Abdul Azis, Khalifah Yang Adil Dan Ahli Ilmu

Beliau adalah Umar bin Abdal Azis Ibnu Marwan bin Al-Hakim bin Abi Al-Ash bin Umayah bin Abdusy Syamsi bin Abdul Manaf bin Qoshi bin Kilab. Beliau seorang Imam Al Hafidh Al-Allamah Al-Mujtahid Al-Zahid AI Abid. Dalam riwayat lain dikatakan beliau termasuk Amirul Mu'minin Abu Hafshah Al-Qurasyi Al-Umawy Al-Madany kemudian Al Mishry.

Umar bin Abdul Azis dilahirkan di kota Bahlawan (salah satu desa di kota Mesir) pada tanggal 63 Hijriyah dalam keluarga yang terpandang lagi terhormat dan shalih, dari seorang ibu yang bernama Ummu Ashim bin Ashim bin Umar ibnul Khatthab, khalifah kedua kaum muslimin. Para ulama berpendapat, silsilah (keturunan) beliau termasuk cucu dari shahabat Umar bin Khatthab.

Gambar ilustrasi : Genial.id

Umar bin Abdul Azis telah banyak berguru pada generasi sebelumnya, diantaranya Abu Salamah, Abu Bakar bin Hajm, Raja' bin Haiwah ibnu Al-Munkadir, Az-Zuhri, Umbasah bin Said, Ayub As-Saktiyani, Ibrahim bin Ablah, Taubat al-Anbary, Hamid At-Thuwaili, Shalih bin Muhammad bin Zaidah Al-Laitsy. Dan Guru beliau yang paling dekat diantara guru-guru yang lain adalah Abu Salamah.

Dan diantara murid-murid beliau adalah Said bin Musayyib, Urwah bin Zubair, Abi Salamah bin Abdurrahman, Abi Bakar bin Abdurrahman, Abdullah bin Ibrahim bin Kariz Amir Sa'ad, Yusuf bin Abdullah bin Salam, 'Uqbah bin Amir dan Khaulat binti Hakim.

Ibnu Sa'ad, seorang tabi'in dari penduduk kota Madinah pernah berkomentar tentang sosok Umar bin Abdul Azis, "Beliau adalah orang yang tsiqah (dapat dipercaya), orang yang faqih (ahli ilmu), orang yang alim, wara' serta banyak meriwayatkan hadits. Bahkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa beliau adalah seorang imam yang adil lagi bijaksana, semoga Allah merahmati beliau."

Hamid bin Zahbawaih bercerita, Ahmad bin Hanbal pernah meriwayatkan dalam sebuah hadits bahwasanya Allah akan mengutus pada setiap seratus tahun orang yang akan merperbaharui agama ummat ini. Maka kami melihat dalam seratus tahun yang pertama yaitu beliau Umar bin Abdul Aziz, kemudian kami juga melihat pada seratus tahun yang kedua yaitu Imam Syafi'i.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam shahihnya bahwa suatu ketika shahabat Umar bin Khatthab pernah berkara, "Pada suatu masa akan lahir seorang anak laki-laki dari keturunanku yang menghiasi isi bumi dengan cahaya keadilan. "Maka terbuktilah kebenaran penafsiran prasangka Umar bin Khatthabitu (yaitu beliau Umar bin Abdul Aziz). Hal itu diriwayatkan pula oleh Tirmidzi dalam kitab tarikhnya.

Beliau meninggal dunia di daerah Sim'an pada malam kesepuluh di bulan Rajab pada tahun 101 Hijriyah. Beliau hidup selama 39 tahun lebih 6 bulan, dan menjabat sebagai khalifah kurang lebih 2 tahun 5 bulan. (Siyaru Alamin 5:114).