Hakikat Kehidupan Dunia Menurut Rasulullah SAW
Ketika kata kebahagiaan dunia terlintas di benak, banyak yang membayangkan bahwa kebahagiaan itu terletak pada banyaknya harta, anak-anak yang sehat, dan adanya kedudukan (pangkat dan jabatan). Iya memang jawaban tersebut tidak sepenuhnya salah, akan tetapi yang harus diketahui bahwasanya itu bukanlah hakikat dari kebahagiaan melainkan hanyalah bonus yang diberikan pada siapa saja yang dikenhendakinya. Namun perlu diingat pada hakikatnya kehidupan dunia ini adalah tempat dimana kita beramal dan tempat Allah menguji kita. Siapa yang amalannya paling banyak, paling ikhlas dan paling benar.
Allah SWT telah menetapkan perintah dan larangan-Nya bagi
kaum muslim, setiap perintah dan larangan tersebut sudah barang tentu diketahui
oleh setiap muslim karena tercantum di dalam Al-qur'an dan hadist-hadist Nabi
SAW, maka siapa saja yang sanggup melaksanakannya, dialah yang akan memperoleh balasan syurga-Nya
kelak.
Dalam Surat Al-Mulk ayat 2, Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman:
Artinya : "yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa, Maha Pengampun," (QS. Al-Mulk :
2)
Dari segi bahasa “Dunia” asal katanya adalah “Dania” yang artinya
hina. Untuk menggambakan tentang hakikat dunia, Rasulullah SAW memberikan perumpamaan dunia
dengan seekor anak jantan kambing yang sudah mati lagi cacat, Sebagaimana yang beliau sebutkan dalam salah satu hadist :
Artinya : Rasulullah Nabi Saw berjalan melewati pasar
sementara banyak orang berada di dekat beliau. Beliau berjalan melewati bangkai
seekor anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang
telinganya beliau bersabda, "siapa diantara kalian yang ingin membeli anak
kambing ini seharga satu dirham? Orang-orang berkata "kami sama sekali
tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?". Beliau
bersabda "Apa kalian mau kalau ini menjadi milik kalian?".
Orang-orang berkata “Demi Allah, kalau
anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil,
apalagi telah mati". Beliau bersabda "Demi Allah, sungguh dunia itu
lebih hina bagi Allah dari pada bangkai anak kambing ini bagi kalian". (H.R.
Muslim)
Demikianlah gambaran yang dijelaskan oleh Rasulullah kepada
umatnya tentang hakikat dunia ini. Seharusnya kita sadar bahwa untuk sesuatu
yang hina kita tidak perlu untuk memperebutnya apalagi sampai menghabiskan
waktu (berlelah-lelah) untuk meraihnya. Namun demikian bukan berarti kita
melupakan dunia juga dengan cara tidak mau bekerja atau bermalas-malasan. Akan
tetapi jadikanlah dunia ini sebagai jalan untuk meraih kenikmatan Allah yang
abadi di akhirat nantii
Dalam Surat Al Qashshash ayat 77, Allah SWT berfirman :
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).
Dalam ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwanya seorang
muslim dituntut untuk senantiasa mencari kebahagiaan di akhirat, akan tetapi
pada saat yang bersamaan juga tidak melupakan dengan kenikmatan dunia. Seorang
muslim yang diberikan kelebihan oleh Allah berupa kenikmatan harta, maka dengan
harta tersebut dia akan mempergunakan harta dan fasilitas-fasilitas yang
dimilikinya pada jalan yang diridhai Allah. Harta dan kenikmatan dunia tidak
membutakannya, akan tetapi dengan harta tersebut dia akan semakin dekat dan
ingat kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT memberi kebahagiaan dunia dan akhirat
kepada kita semua.
Penulis : Julia Wardatul Jannah
Posting Komentar untuk "Hakikat Kehidupan Dunia Menurut Rasulullah SAW"