Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat Kehidupan Dunia Menurut Rasulullah SAW

Hakikat Kehidupan Dunia Menurut Rasulullah SAW
Gambar : Pixabay.com

Ketika kata kebahagiaan dunia terlintas di benak, banyak yang membayangkan bahwa kebahagiaan itu terletak pada banyaknya harta, anak-anak yang sehat, dan adanya kedudukan (pangkat dan jabatan). Iya memang jawaban tersebut tidak sepenuhnya salah, akan tetapi yang harus diketahui bahwasanya itu bukanlah hakikat dari kebahagiaan melainkan hanyalah bonus yang diberikan pada siapa saja yang dikenhendakinya. Namun perlu diingat pada hakikatnya kehidupan dunia ini adalah tempat dimana kita beramal dan tempat Allah menguji kita. Siapa yang amalannya paling banyak, paling ikhlas dan paling benar.

Allah SWT telah menetapkan perintah dan larangan-Nya bagi kaum muslim, setiap perintah dan larangan tersebut sudah barang tentu diketahui oleh setiap muslim karena tercantum di dalam Al-qur'an dan hadist-hadist Nabi SAW, maka siapa saja yang sanggup melaksanakannya, dialah yang akan memperoleh balasan syurga-Nya kelak.

Dalam Surat Al-Mulk ayat 2, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 ٱلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ 

Artinya : "yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun," (QS. Al-Mulk :  2)

Dari segi bahasa “Dunia” asal katanya adalah “Dania” yang artinya hina. Untuk menggambakan tentang hakikat dunia,  Rasulullah SAW memberikan perumpamaan dunia dengan seekor anak jantan kambing yang sudah mati lagi cacat, Sebagaimana yang beliau sebutkan dalam salah satu hadist :

Artinya : Rasulullah Nabi Saw berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat beliau. Beliau berjalan melewati bangkai seekor anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya beliau bersabda, "siapa diantara kalian yang ingin membeli anak kambing ini seharga satu dirham? Orang-orang berkata "kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?". Beliau bersabda "Apa kalian mau kalau ini menjadi milik kalian?". Orang-orang berkata  “Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi telah mati". Beliau bersabda "Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah dari pada bangkai anak kambing ini bagi kalian". (H.R. Muslim)

Demikianlah gambaran yang dijelaskan oleh Rasulullah kepada umatnya tentang hakikat dunia ini. Seharusnya kita sadar bahwa untuk sesuatu yang hina kita tidak perlu untuk memperebutnya apalagi sampai menghabiskan waktu (berlelah-lelah) untuk meraihnya. Namun demikian bukan berarti kita melupakan dunia juga dengan cara tidak mau bekerja atau bermalas-malasan. Akan tetapi jadikanlah dunia ini sebagai jalan untuk meraih kenikmatan Allah yang abadi di akhirat nantii

Dalam Surat Al Qashshash ayat 77, Allah SWT berfirman :

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Dalam ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwanya seorang muslim dituntut untuk senantiasa mencari kebahagiaan di akhirat, akan tetapi pada saat yang bersamaan juga tidak melupakan dengan kenikmatan dunia. Seorang muslim yang diberikan kelebihan oleh Allah berupa kenikmatan harta, maka dengan harta tersebut dia akan mempergunakan harta dan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya pada jalan yang diridhai Allah. Harta dan kenikmatan dunia tidak membutakannya, akan tetapi dengan harta tersebut dia akan semakin dekat dan ingat kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT memberi kebahagiaan dunia dan akhirat kepada kita semua.

Penulis : Julia Wardatul Jannah

 

Posting Komentar untuk "Hakikat Kehidupan Dunia Menurut Rasulullah SAW"