Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, Dua Sejoli Penyebar Kebenaran

Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, Dua Sejoli Penyebar Kebenaran
Gambar : Ilustrasi /Sumber: Islamicity

Setelah diangkat menjadi nabi dan utusan Allah, secara otomatis Nabi Muhammad SAW mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat. Ia harus menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia, yang dimulai dari kaumnya sendiri, kaum Quraisy. Sungguh beruntung, Nabi Muhammad mempunyai isteri seperti Khadijah. Ia tipe isteri yang setia, cerdas, bijaksana, dermawan, dan mempunyai keberanian yang tinggi dalam membela suami.

Khadijahlah yang dengan setia dan bijaksana senantiasa membesarkan hati beliau saat dirundung cemas dan gelisah ketika pertama kali beliau menerima wahyu Allah. Khadijah juga yang dengan setia menyediakan perbekalan bagi Muhammad yang pulang-pergi ke Gua Hira untuk melakukan perenungan dan tahannuts. Khadijah memberikan keleluasaan sepenuhnya kepada Muhammad untuk menemukan “Kebenaran Tertinggi” yang dirindukannya. Khadijah tidak pernah melarang beliau untuk melakukan semua itu, bahkan ia mendukung dengan sepenuh hati.

Ketika Muhammad SAW telah diangkat menjadi nabi dan rasul-Nya, dengan kecerdasannya yang tinggi, Khadijah bisa membedakan bahwa yang datang kepada Muhammad adalah malaikat, bukan setan. Ketika Muhammad menyatakan kenabiannya, maka ia mengimaninya dengan serta merta. Bahkan pada saat Khadijah melihat Rasulullah merasa terlalu berat dan payah dalam menerima wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril, ia dudukkan Nabi Muhammad SAW di paha kirinya, kemudian di paha kanannya dan pangkuannya, untuk mendukung suaminya agar kuat dan konsentrasi dalam menerima wahyu.

Ketika Allah telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW bagaimana cara melakukan shalat, maka dengan serta merta Khadijah pun mengikuti Nabi Muhammad SAW melakukan shalat. Ketika tidak sengaja Ali bin Abi Thalib, yang sejak kecil memang berada dalam asuhan mereka, menyeruak masuk ke dalam rumah saat mereka sedang shalat, maka dengan penuh kesabaran dan bijaksana mereka berdua pun mengajak Ali bin Abi Thalib kecil menuju kebenaran. Akhirnya, Ali bin Thalib pun menjadi pembela kebenaran sejati yang gigih dan berani.

Sungguh, Nabi Muhammad SAW dan Khadijah adalah pasangan hidup yang serasi. Mereka saling bahu membahu dalam mencapai dan menyebarkan kebenaran. Nabi Muhammad SAW selalu merasa tenang saat bersama Khadijah. Ketika merasakan kegelisahan yang hebat, Rasulullah SAW akan merasakan damai saat menatap wajah Khadijah yang penuh ketenangan dan kearifan. Nabi Muhammad SAW juga akan merasa tenang ketika Khadijah sudah memberikan pandangan-pandangannya. Sebaliknya, Khadijah juga merasa sangat bahagia dan terhormat menjadi isteri Rasulullah yang sejak muda dikenalnya sebagai pribadi yang jujur dan terpercaya. Kebahagiaan itu menjadi semakin besar tatkala ia mendapati bahwa suaminya (Muhammad) ternyata dipilih oleh Allah menjadi nabi dan rasul-.Nya. Dengan segenap kesadarannya, ia tidak merasa takut untuk menghadapi masa-masa sulit yang diramalkan oleh Waraqah bin Naufal akan menimpa Nabi Muhammad SAW dan dirinya dalam menyampaikan risalah Allah. Baginya, suatu kehormatan dapat mendampingi suaminya untuk menyampaikan kebenaran kepada seluruh umat manusia. Sungguh Nabi Muhammad SAW dan Khadijah adalah dua sejoli penyampai kebenaran, yang namanya akan terus terukir dengan tinta emas sepanjang sejarah umat manusia.

Sumber : Muhammad, Jejak-Jejak Keagungan dan Teladan Abadi, Saiful Hadi El-Sutha

Posting Komentar untuk "Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, Dua Sejoli Penyebar Kebenaran"