Amalan-Amalan Yang Paling Bisa Mendekatkan Kepada Allah
lbadah-ibadah wajib dan sunnah yang paling mendekatkan kepada Allah SWT ialah mengikhlaskan ibadah hanya kepada AllahSWT, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa, sedekah dan lain sebagainya termasuk banyak membaca al-Qur'an, mendengarkannya, merenungkannya serta berusaha memahaminya.
Khabbab bin al-Art ra mengatakan, "Mendekatlah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu. Ketahuilah, engkau tidak dapat mendekat kepada-Nya dengan sesuatu yang lebih Dia cintai daripada firman-Nya (al-Qur'an).” (HR. Al-Hakim).
Bagi orang yang mencintai Allah SWT tidak ada yang lebih manis daripada membaca al-Qur'an. Utsman bin 'Affan berkata, "Apabila hati kalian bersih, kalian tidak akan pernah kenyang dengan firman Rabb kalian."
Ibnu Mas'ud berkata, "Barangsiapa mencintai Al-Qur'an berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya." (HR. At-Thabarani).
lbadah sunnah lainnya yang dapat mendekatkan kepada Allah adalah banyak berdziklr dengan hati dan lisan. Dan diantara ibadah-ibadah sunnah Iainnya yang Ieblh mendekatkan kepada AIIah ialah mencintai para Wali Allah dan orang-orang yang dicintai-Nya dan memusuhi para musuh-Nya karena-Nya. (Diringkas dari Jami’ul ‘ulum wal hikam)
Dalam satu Hadist Qudsi, Allah Ta'ala berfirman, "Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya dari-Ku. Tidak ada yang paling Aku cintai dari seorang hamba kecuali beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya. Adapun jika hamba-Ku selalu melaksanakan perbuatan sunah, niscaya Aku akan mencintanya. Jika Aku telah mencintainya, maka (Aku) menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, (Aku) menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya, menjadi tangan yang dia memukul dengannya, menjadi kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni, dan jika dia minta perlindungan kepada-Ku, niscaya akan Aku lindungi."
Adapun Maksud dari Hadist Qudsi di atas sebagai berikut :
a. Firman Allah SWT (dalam hadist di atas) yang artinya, "Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan."
Maksudnya, barangsiapa bersungguh-sungguh dalam mendekat kepada Allah dengan lbadah-ibadah wajib lalu ibadah-ibadah sunnah, maka Allah akan mendekatkannya kepada-Nya dan menaikkan derajatnya dari tingkatan iman ke tingkatan ihsan. Karenanya, ia menjadi hamba yang beribadah kepada Allah dengan merasa selalu diawasi Allah sehingga hatinya penuh dengan ma’rifat (pengenalan) kepada Allah, cinta kepada-Nya, takut kepada-Nya, malu kepada-Nya, mengagungkan-Nya, merasa tenang dengan-Nya dan rindu kepada-Nya.
Ketika hati dipenuhi dengan pengagungan kepada Allah, maka yang lainnya akan lenyap dari hati tersebut serta ia tidak lagi punya keinginan kecuali yang diinginkan Rabb-nya. Saat itulah, seorang hamba tidak bicara kecuali dengan dzikir kepada Allah SWT dan tidak bergerak kecuali dengan perintah-Nya. Jika ia bicara, ia bicara dengan bimbingan Allah. Jika ia mendengar, ia mendengar dengan bimbingan-Nya. Jika ia melihat, ia melihat dengan bimbingan-Nya. Jika ia berbuat, ia berbuat dengan-Nya. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta'ala,"iika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi pengiihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan."
Barangsiapa menafsirkan dan mengisyaratkan hadist di atas dengan (menitisnya Allah SWT kepada makhluk) atau ittihad (manunggalnya kawula gusti) atau ajaran lain maka la telah sesat dan menyesatkan dan ia telah mengisyaratkan kepada kekafiran.
Dan ini termasuk salah satu rahasia tauhid, karena kalimat La ilaha Illallah maknanya seseorang hamba tidak menuhankan selain Allah dalam cinta, harapan, takut dan taat. Jika hati sudah penuh dengan tauhid yang sempurna, maka tidak ada lagi kecintaan untuk mencintai apa yang tidak dicintai Allah atau kebencian untuk membenci apa yang tidak dibenci Allah SWT, Barangsiapa hatinya seperti Ini, maka organ tubuhnya tidak akan bergerak kecuali dalam ketaatan kepada Allah dan la tidak mempunyai keinginan kecuali di jalan Allah dan pada sesuatu bisa mendatangkan ridha-Nya.
b. Firman Allah SWT (dalam hadits di atas), yang artinya, “Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya."
Ini menunjukkan bahwa orang yang dicintail Allah dan didekatkan kepada-Nya memillki kedudukan khusus di sisi Allah SWT sehingga jika ia meminta sesuatu kepada Allah, Allah SWT memberikan apa yang diminta; Jika ia memohon perlindungan kepada-Nya maka Allah SWT akan melindunginya; Dan jika ia berdo'a maka Dia mengabulkan do'anya.
Dan kisah-kisah tentang orang yang do'anya mustajab banyak kita temukan dalam kisah-kisah generasi Salaf. Diantaranya
a. Dikisahkan bahwa ar-Rubayyi' binti an-Nadhr memecahkan gigi depan seorang wanita kemudian kabilah ar-Rubayyi' binti an-Nadhr menawarkan diyat kepada kabilah wanita tersebut, namun ditolak. Kabilah ar-Rubayyi' binti an-Nadhr meminta maaf kepada kabilah wanita tersebut, lagi-lagi kabilah wanita tersebut menolak. Akhirnya Rasulullah memutuskan Qishash. Anas bin an-Nadhr berkata, "Apakah gigi depan ar-Rubayyi' akan dipecahkan, wahai Rasulullah? Demi Dzat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, gigi depannya tidak akan dipecahkan." Akhirnya, kabilah wanita itu ridha dan mengambil diyat kemudian Rasulullah bersabda “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang yang jika bersumpah kepada Allah, maka Allah pasti melaksanakan sumpahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
b. Sa'ad bin Abi Waqqash adalah orang yang doanya mustajab. Suatu hari, ada seseorang membuat cerita bohong yang memojokkan Sa'ad Kemudian Sa'ad berdoa, "Ya Allah, jika orang tersebut bohong, panjangkanlah usianya dan hadapkanlah fitnah-fitnah padanya." Akhirnya orang itu tertimpa apa yang didoakan Sa'ad, la mengganggu budak-budak wanita di jalan sambil berkata, "Aku orang lanjut usia, tertimpa fitnah dan aku terkena doa Sa'ad." (HR. Bukhari).
c. Seorang wanita bertengkar dengan Sa’id bin Zaid ra di lahan Sa’id bin Zaid. Wanita tersebut menuduh Sa’id bin Zaid merebut lahan tersebut darinya. Kemudian Sa'id bin Zaid berkata, "Ya Allah, Jika wanita itu bohong, butakanlah matanya dan bunuhlah dia di lahannya." Lalu wanita tersebut buta. Dan suatu malam, ketika ia berjalan di lahannya, ia terjatuh di sumur kemudian meninggal.
Demikian amalan-amalan yang dicintai Allah, semoga kita mencontoh para generasi salaf untuk menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT.
Sumber : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Khabbab bin al-Art ra mengatakan, "Mendekatlah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu. Ketahuilah, engkau tidak dapat mendekat kepada-Nya dengan sesuatu yang lebih Dia cintai daripada firman-Nya (al-Qur'an).” (HR. Al-Hakim).
Bagi orang yang mencintai Allah SWT tidak ada yang lebih manis daripada membaca al-Qur'an. Utsman bin 'Affan berkata, "Apabila hati kalian bersih, kalian tidak akan pernah kenyang dengan firman Rabb kalian."
Ibnu Mas'ud berkata, "Barangsiapa mencintai Al-Qur'an berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya." (HR. At-Thabarani).
lbadah sunnah lainnya yang dapat mendekatkan kepada Allah adalah banyak berdziklr dengan hati dan lisan. Dan diantara ibadah-ibadah sunnah Iainnya yang Ieblh mendekatkan kepada AIIah ialah mencintai para Wali Allah dan orang-orang yang dicintai-Nya dan memusuhi para musuh-Nya karena-Nya. (Diringkas dari Jami’ul ‘ulum wal hikam)
Dalam satu Hadist Qudsi, Allah Ta'ala berfirman, "Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya dari-Ku. Tidak ada yang paling Aku cintai dari seorang hamba kecuali beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya. Adapun jika hamba-Ku selalu melaksanakan perbuatan sunah, niscaya Aku akan mencintanya. Jika Aku telah mencintainya, maka (Aku) menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, (Aku) menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya, menjadi tangan yang dia memukul dengannya, menjadi kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni, dan jika dia minta perlindungan kepada-Ku, niscaya akan Aku lindungi."
Adapun Maksud dari Hadist Qudsi di atas sebagai berikut :
a. Firman Allah SWT (dalam hadist di atas) yang artinya, "Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan."
Maksudnya, barangsiapa bersungguh-sungguh dalam mendekat kepada Allah dengan lbadah-ibadah wajib lalu ibadah-ibadah sunnah, maka Allah akan mendekatkannya kepada-Nya dan menaikkan derajatnya dari tingkatan iman ke tingkatan ihsan. Karenanya, ia menjadi hamba yang beribadah kepada Allah dengan merasa selalu diawasi Allah sehingga hatinya penuh dengan ma’rifat (pengenalan) kepada Allah, cinta kepada-Nya, takut kepada-Nya, malu kepada-Nya, mengagungkan-Nya, merasa tenang dengan-Nya dan rindu kepada-Nya.
Ketika hati dipenuhi dengan pengagungan kepada Allah, maka yang lainnya akan lenyap dari hati tersebut serta ia tidak lagi punya keinginan kecuali yang diinginkan Rabb-nya. Saat itulah, seorang hamba tidak bicara kecuali dengan dzikir kepada Allah SWT dan tidak bergerak kecuali dengan perintah-Nya. Jika ia bicara, ia bicara dengan bimbingan Allah. Jika ia mendengar, ia mendengar dengan bimbingan-Nya. Jika ia melihat, ia melihat dengan bimbingan-Nya. Jika ia berbuat, ia berbuat dengan-Nya. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta'ala,"iika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi pengiihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan."
Barangsiapa menafsirkan dan mengisyaratkan hadist di atas dengan (menitisnya Allah SWT kepada makhluk) atau ittihad (manunggalnya kawula gusti) atau ajaran lain maka la telah sesat dan menyesatkan dan ia telah mengisyaratkan kepada kekafiran.
Dan ini termasuk salah satu rahasia tauhid, karena kalimat La ilaha Illallah maknanya seseorang hamba tidak menuhankan selain Allah dalam cinta, harapan, takut dan taat. Jika hati sudah penuh dengan tauhid yang sempurna, maka tidak ada lagi kecintaan untuk mencintai apa yang tidak dicintai Allah atau kebencian untuk membenci apa yang tidak dibenci Allah SWT, Barangsiapa hatinya seperti Ini, maka organ tubuhnya tidak akan bergerak kecuali dalam ketaatan kepada Allah dan la tidak mempunyai keinginan kecuali di jalan Allah dan pada sesuatu bisa mendatangkan ridha-Nya.
b. Firman Allah SWT (dalam hadits di atas), yang artinya, “Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya."
Ini menunjukkan bahwa orang yang dicintail Allah dan didekatkan kepada-Nya memillki kedudukan khusus di sisi Allah SWT sehingga jika ia meminta sesuatu kepada Allah, Allah SWT memberikan apa yang diminta; Jika ia memohon perlindungan kepada-Nya maka Allah SWT akan melindunginya; Dan jika ia berdo'a maka Dia mengabulkan do'anya.
Dan kisah-kisah tentang orang yang do'anya mustajab banyak kita temukan dalam kisah-kisah generasi Salaf. Diantaranya
a. Dikisahkan bahwa ar-Rubayyi' binti an-Nadhr memecahkan gigi depan seorang wanita kemudian kabilah ar-Rubayyi' binti an-Nadhr menawarkan diyat kepada kabilah wanita tersebut, namun ditolak. Kabilah ar-Rubayyi' binti an-Nadhr meminta maaf kepada kabilah wanita tersebut, lagi-lagi kabilah wanita tersebut menolak. Akhirnya Rasulullah memutuskan Qishash. Anas bin an-Nadhr berkata, "Apakah gigi depan ar-Rubayyi' akan dipecahkan, wahai Rasulullah? Demi Dzat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, gigi depannya tidak akan dipecahkan." Akhirnya, kabilah wanita itu ridha dan mengambil diyat kemudian Rasulullah bersabda “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang yang jika bersumpah kepada Allah, maka Allah pasti melaksanakan sumpahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
b. Sa'ad bin Abi Waqqash adalah orang yang doanya mustajab. Suatu hari, ada seseorang membuat cerita bohong yang memojokkan Sa'ad Kemudian Sa'ad berdoa, "Ya Allah, jika orang tersebut bohong, panjangkanlah usianya dan hadapkanlah fitnah-fitnah padanya." Akhirnya orang itu tertimpa apa yang didoakan Sa'ad, la mengganggu budak-budak wanita di jalan sambil berkata, "Aku orang lanjut usia, tertimpa fitnah dan aku terkena doa Sa'ad." (HR. Bukhari).
c. Seorang wanita bertengkar dengan Sa’id bin Zaid ra di lahan Sa’id bin Zaid. Wanita tersebut menuduh Sa’id bin Zaid merebut lahan tersebut darinya. Kemudian Sa'id bin Zaid berkata, "Ya Allah, Jika wanita itu bohong, butakanlah matanya dan bunuhlah dia di lahannya." Lalu wanita tersebut buta. Dan suatu malam, ketika ia berjalan di lahannya, ia terjatuh di sumur kemudian meninggal.
Demikian amalan-amalan yang dicintai Allah, semoga kita mencontoh para generasi salaf untuk menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT.
Sumber : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Posting Komentar untuk "Amalan-Amalan Yang Paling Bisa Mendekatkan Kepada Allah"