Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Matahari Terbit Dari Barat Dalam Penjelasan Sains dan Al-Qur'an

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tak akan terjadi kiamat sampai matahari terbit dari barat. Dan apabila manusia melihatnya, maka semua orang di atas permukaan bumi akan beriman. Pada saat itu berlangsung maka tiada manfaat lagi bagi dirinya jika sebelumnya tidak beriman”

Matahari Terbit Dari Barat Dalam Penjelasan Sains dan Al-Qur'an
Gambar : Pixabay.com

Al-Bukhari melansir hadits ini dalam Shahih Al-Bukhariy (Kitab Tafsir Al-Qur'an). Muslim juga meriwayatkan hadits mengenai tanda-tanda Kiamat Kubra. Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya tanda-tanda kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari sebelah barat dan munculnya binatang melata pada waktu dhuha (pagi hari). Tanda manapun yang muncul terlebih dahulu, maka tanda-tanda yang lain akan menyusul”.

Kaum ateis Arab dan non-Arab, serta kaum orientalis, menolak mentah-mentah hadits ini. Mana mungkin matahari muncul dari barat sebagai tanda-tanda dekatnya kiamat?

Ternyata para pakar Geologi telah menemukan fakta bahwa kemungkinan matahari terbit dari barat bisa terjadi.

Kesimpulan ini didapatkan dari berbagai penelitian dan kajian yang dilakukan tentang iklim-iklim bumi kuno yang terjadi pada masa lalu. Iklim bumi kuno tersebut diketahui dari keberadaan dan kondisi batang tumbuhan, kerangka hewan, dan endapan blok-blok salju, yang dulu merayap ke daratan dari dua kutub bumi maupun darI puncak-puncak gunung.

Penelitian juga dilakukan atas benda-benda geologi yang tersimpan di berhagai jenis sedimen laut dan aspal, di bebatuan bumi, dan biji-biji tepungsari tumbuhan yang tekubur di dalam sedimen-sedimen danau, sungai, dan pantai. Endapari-endapan tesebut banyak memberikan informasi tentang permukaan kering yang surut airnya karena surutnya air laut dan Jangkanya air hujan.

Permukaan-permukaan ini banyak mengandung bahan tambang yang mencerminkan secara sempurna komposisi masing-masing lapisan udara dan lapisan air yang melingkupi bumi, suhu panas keduanya, dan tingkat keasamannya. Kesemua ini akan memberikan informasi mengenai siklus tahunan. Terlihat dengan jelas pula keempat musim: semi, panas, gugur dan dingin, juga ke-12 bulan dalam satu tahun (berdasarkan perhitungan gamariyah), jumlah minggu dalam satu bulan, tujuh hari dalam satu minggu, serta satu malam dan satu siang dalam satu hari.

Dari penelitian ditemukan fakta bahwa bertambahnya jumlah hari dalam setahun akan beriringan dengan bertambahnya usia zaman. Itu berarti perputaran bumi mengelilingi porosnya semakin cepat. Kecepatan inilah yang menambah jumlah hari dalam setahun dan mengurangi panjang hari (dengan siang dan malamnya) dalam setahun, sementara jumlah musim dan bulan dalam satu tahun tetap.

Jika jumlah hari dalam setahun pada permulaan zaman-zaman geologi yang beragam dihubungkan dengan sejarah bumi yang panjang maka akan tampak jelas bahwa jumlah hari dalam setahun pada awal penciptaan bumi mencapai lebih dari 2.200 hari (saat ini lebih kurang 360 hari) dan panjang hari (dengan siang dan malamnya) hanya kurang dari empat jam (saat ini 24 jam).

Bertambahnya jumlah hari dalam setahun akan beriringan dengan bertambahnya usia zaman. Itu berarti perputaran bumi mengelilingi porosnya semakin cepat.

Semua fenomena yang ditemukan tersebuat sesuai dengan isyarat Al-Qur'an sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 54, yang artinya :

“Sesungguhnya Tuhan kami ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat." (Al- A'raaf:54)

Data berkurangnya kecepatan perputaran bumi mengelilingi porosnya dibuktikan pula dari penelitian pada garis-garis pertumbuhan sejumlah hewan seperti ikan batu karang kuno dan sisa-sisanya di bebatuan sejumlah masa geologi yang berbeda. Garis-garis pertumbuhan ini bisa dilihat dari kerangka hewan tersebut. Berkurangnya kecepatan perputaran bumi ditafsirkan sebagai proses pergeseran yang timbul akibat pasang surut dan bertiupnya angin ke arah yang berlawanan dengan arah perputaran bumi. Keduanya bekerja sebagai rem dengan hitungan di bawah detik per abad.

Proses berkurangnya kecepatan perputaran bumi ini kelak akan memaksa bumi mengubah arah putarannya, yaitu dari barat ke timur. Semua kejadian di atas menunjukkan bahwa kiamat kubra sudah semakit dekat.

Mahladi, dari berbagai sumber/Hidayatullah.com



Posting Komentar untuk "Matahari Terbit Dari Barat Dalam Penjelasan Sains dan Al-Qur'an"