Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Balasan Atas Setiap Perbuatan

Balasan Atas Setiap Perbuatan
Gambar : Pixabay.com

“Apa yang kau tanam, itu yang akan kau tuai”. Pepatah tersebut pastinya sudah tidak asing lagi bagi kita. Orang-orang tua dahulu mendidik dengan kasih sayang, kelembutan serta kebijaksanaan, baik dengan tutur katanya, perbuatannya, bahkan membuat pepatah untuk menjadi bekal bagi generasi selanjutnya, karena mereka tidak ingin anak cucu mereka rusak dan menjadi orang jahat yang dapat meresahkan masyarakat. Pepatah-pepatah tersebut hanya terdiri dari beberapa rangkaian kata namun memiliki makna yang sangat luas dan berisi nilai-nilai pendidikan yang sangat dalam. Pepatah merupakan serapan dari ilmu kehidupan agar manusia dapat selalu bertindak lurus di atas garis, memberikan kebaikan dan manfaat semasa hidupnya. Bukan memberikan keburukan dan mencelakakan orang lain. Karena cepat atau lambat semua perbuatan itu ada balasannya.

Di dalam Al Quran, Allah سبحانه وتعالى juga menyebutkan bahwasanya setiap kebaikan itu akan kembali kepada pelakunya sendiri, begitu juga dengan kejahatan. Sebagaimana firman-Nya di dalam surah Al Isra’ ayat 7 :

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri juga”. (QS. Al Isra’ : 7)

Maka sudah sepantasnya setiap orang untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Karena semua itu akan kembali kepada dirinya. Ibarat menanam sebuah tanaman ataupun pohon, maka suatu saat ia akan mendapatkan hasilnya dan memanen buahnya. Sungguh beruntung manusia yang membersihkan dirinya, menghiasi dengan akhlaq mulia serta menanam berbagai kebaikan dan alangkah ruginya manusia yang mengotori dirinya sendiri, berkelakuan buruk dan menanam kejahatan.

Manusia semasa hidupnya hendaknya mengambil peran dalam berbuat kebaikan sesuai potensi yang dimilikinya, seperti menasehati orang lain, mendidik dan mengajar, menolong orang yang sedang dalam kesusahan. Kehadirannya dalam kehidupan menjadi sosok yang disenangi orang lain karena kepribadiannya yang berbudi pekerti, orang-orang meneladani perbuatannya dan merasa kehilangan ketika ia sudah tiada.

Apa yang ia tanam saat ini kelak akan dinikmati oleh dirinya sendiri dan bahkan orang lain juga ikut menikmatinya. Seseorang yang menunjukkan akhlaq yang mulia meskipun hanya dengan secercah senyuman di wajahnya namun membuat hati orang lain senang, ilmu yang dia berikan kepada orang lain bermanfaat dan membawa kebaikan, harta yang dia miliki mensejahterakan masyarakat di sekitarnya. Seorang pemimpin yang mampu membuat kebijakan untuk memakmurkan rakyatnya. Semua kebaikan itu bermanfaat untuk dirinya sendiri dan dinikmati orang lain. Sehingga kehidupan manusia menjadi lebih baik. Dan di sisi Allah dia tercatat sebagai hamba yang mulia, diberikan ganjaran yang berlipat ganda dan di akhirat dia diberikan tempat yang istimewa di sisi-Nya.

Boleh jadi balasan itu tidak hanya kita yang mengalaminya, namun anak cucu kita juga ikut merasakannya. Kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, maka kebaikan itu akan kembali juga kepada anak cucu kita juga, begitu pula dengan kejahatan. Sebagaimana kita memperlakukan orang lain, maka seperti itulah kelak anak cucu kita diperlakukan. Semua perbuatan yang dilakukan orangtuanya akan dikenal dan berimbas kepada anaknya. Kejahatan dan keburukan itu juga dapat merugikan orang lain, meresahkan masyarakat sekitar, kehadirannya dalam kehidupan dibenci karena tidak mencerminkan budi pekerti yang baik.

Orang-orang yang melakukan kebaikan, maka dia akan diberikan rahmat, kebahagiaan, kenyamanan dan ketenangan dalam hidupnya. Namun sebaliknya, orang-orang yang melakukan kejahatan akan dihantui dengan ketakutan, kegelisahan dan berakhir dengan kerugian. Ia dicatat di sisi Allah sebagai hamba yang berbuat jahat dan di akhirat ia akan diberikan tempat yang hina. Maka jikalau seorang manusia pernah melakukan suatu perbuatan yang buruk, hendaknya ia segera meninggalkannya, bertaubat, memperbaiki kesalahannya dan terus menerus melakukan kebaikan, agar mendapatkan kehidupan yang baik di masa yang akan datang.

Penulis : Ustadz Muhammad Nazar

Posting Komentar untuk "Balasan Atas Setiap Perbuatan"