Bahaya Ghibah (Mentransfer Pahala Tanpa Sadar)
Gambar : Pixabay.com
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
"Bahwa Rasulullah Saw bertanya kepada para shahabat, taukah kalian apa ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau bersabda," yaitu engkau membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak disukainya". Seseorang bertanya, " Bagaimana jika apa yang aku bicarakan memang ada padanya?", Beliau bersabda," Jika apa yang engkau bicarakan memang ada saudaramu, berarti engkau telah menggibahnya, dan jika tidak ada padanya, berarti engkau telah melontarkan tuduhan dusta kepadanya". (H.R. Abu Daud/4853, Muslim/142)
Berdasarkan hadist diatas dapat disimpulkan bahwa ghibah itu berdosa. Jika seseorang mengatakan kebenaran yang tidak disukai/dibenci oleh orang yang dibicarakan, maka menjadi aib. Aib seseorang seharusnya perlu untuk ditutupi bukan untuk dibicarakan. Jika dia berbicara tentang hal yang tidak ada pada diri orang yang dibicarakan maka itu menjadi dusta atau fitnah. Bahayanya ghibah bila didengar oleh orang yang dighibahi adalah dapat melukai hatinya, sehingga, ghibah bisa menyebabkan terputusnya tali persaudaraan.
Dalam Islam, menutupi aib seseorang merupakan perbuatan yang sangat mulia. Seorang muslim yang menutupi aib saudaranya selama di dunia maka diakhirat kelak Allah SWT akan menutup semua aibnya. Maka sudah sepantasnya sikap seorang muslim adalah tidak mencari-cari aib dan kekurangan saudaranya, akan tetapi lebih fokus menutupi kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.
Dalam Surat Al-Hujurat ayat 12 Allah mengumpamakan perbuatan ghibah sama seperti memakan daging saudara sendiri dan pasti mereka akan merasa jijik terhadapnya. Sudah seharusnya perbuatan ghibah itu ditinggalkan bila kita benar-benar meresapi makna ayat di atas. Sungguh perbuatan ghibah sangat dibenci Allah dan rasul-Nya, oleh karenanya perbuatan ghibah harus dihindari oleh orang-orang yang beriman.
Rasulullah SAW pernah menceritakan kondisi orang muflis (bangkrut). Rasulullah SAW bertanya "Tahukah kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai uang maupun harta benda.” Kemudian Nabi SAW menjelaskan, “Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim 6744 & Ahmad 8029).
Ghibah merupakan perbuatan yang mendhalimi orang lain dan membuat pelaku ghibah mendapat murka Allah SWT, dan kebaikan-kebaikannya akan beralih kepada orang yang dighibahi. Sementara jika orang yang menghibahi tidak mempunyai amalan kebaikan, maka kejelekan orang yang dia ghibahi akan beralih kepadanya.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya bila seseorang ingin mengibahi orang lain maka ia harus mengingat semua ini. Ghibah merupakan perbuatan yang dianggap ringan oleh sebagian orang, namun amat berat balasannya disisi Allah SWT. Banyak manusia tanpa sadar mengghibahi orang lain, baik secara sadar atau tidak dan secara langsung maupun tak langsung. Banyak objek yang dijadikan bahan untuk ghibah, mulai dari kondisi fisik seseorang, kondisi keluarga sampai kondisi ekonomi orang lain dijadikan bahan oleh tukang ghibah. Bahkan anehnya ada sebagian orang yang senang ketika saudaranya ditimpa kesusahan dan senang ketika saudaranya tersebut ditimpa berbagai persoalan.
Ada juga Sebagian orang yang menjadikan ghibah sebagai candaan, bahkan lahan untuk mencari rezeki, terutama apabila yang dighibahi tersebut adalah artis atau yang terkenal di masyarakat, tentu masyarakat yang lain akan ikut-ikutan mengikuti tren ghibah tersebut. Namun sadarilah sebelum penyesalan datang, tatkala amalan yang dikumpul dengan susah payah hilang diambil orang dan bertumpuk-tumpuk dosa orang yang dighibahi ditimpakan Allah ke atas kita. Tentu penyesalan belakangan tiada gunanya. Maka mulailah sekarang, bersihkan hati, hindari ghibah dan isi waktu luang dengan amalan yang membawa keselamatan dan ketentraman hati.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Julia Binti Saridin
Posting Komentar untuk "Bahaya Ghibah (Mentransfer Pahala Tanpa Sadar)"