Nabi Muhammad SAW Pemimpin yang Lebih Mementingkan Rakyatnya
Gambar : Pixabay.com
Nabi Muhammad SAW merupakan tipe pemimpin yang lebih mementingkan rakyatnya, daripada diri sendiri dan keluarganya. Salah satunya adalah pada saat peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah, beliau mempersilakan para sahabat untuk berhijrah terlebih dahulu dan beliau akan menyusul kemudian. Kepada para sahabat, Rasulullah SAW berkata, “Yang diinginkan oleh kaum kafir Mekah adalah saya, bukan kalian. Jika saya yang berangkat duluan, pasti kalian semua akan mereka bunuh. Tetapi jika kalian yang berangkat lebih dulu, dan saya masih di sini, maka mereka tidak akan terlalu mempedulikannya, karena sayalah yang mereka incar. Berangkatlah kalian! Insya Allah saya segera menyusul.”
Pernah juga dalam satu kesempatan, sebagai seorang penguasa di Madinah, Nabi Muhammad SAW juga pernah berkata, “Jika ada kebahagiaan dan kesejahteraan, biarlah rakyat saya dulu yang menikmati. Saya ingin menjadi orang terakhir yang berhak menerimanya, setelah mereka merasakannya lebih dulu.”
Syahdan, suatu hari diserahkan kepada beliau uang sebesar 90.000 dinar. Maka oleh beliau, uang tersebut kemudian diletakkan di atas sehelai tikar. Kemudian beliau memanggil beberapa orang mu'allaf maupun para sahabat yang hidup dalam kekurangan untuk menghadapnya. Setelah semua berkumpul, Nabi Muhammad SAW pun berdiri dan membagi-bagikan uang tersebut kepada mereka, sampai uang sebanyak itu habis dibagikan secara merata. Padahal beliau sendiri hari itu belum makan dan tidak mempunyai uang sepeser pun di tangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, beliau juga mengajarkan kepada keluarga dan seluruh umat Islam agar mempunyai sikap peduli dan mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan. Maka tidaklah mengherankan bila puteri beliau, Fathimah, juga mewarisi sikap Muhammad yang satu ini. Dikisahkan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW membuat baju pengantin yang indah untuk Fathimah. Baju itu memang sengaja beliau persiapkan untuk pernikahan Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib, karena baju yang dipakai Fathimah selama ini penuh dengan tambalan.
Tiba-tiba ada seorang pengemis berdiri di depan pintu, seraya berkata, “Dari pintu kenabian ini, saya mohon sedekah baju.” Mula-mula Fathimah ingin memberikan bajunya yang bertambalan, namun seketika ia ingat firman Allah, “Kalian tidak akan memperoleh kebajikan hingga menginfakkan apa yang kalian cintai.” (Q.S. Ali 'Imran [3]: 92), Fathimah pun segera mengulurkan baju pengantinnya kepada pengemis itu.
Akan tetapi, ketika detik-detik pernikahan hampir tiba, Malaikat Jibril datang ke kediaman Nabi Muhammad SAW dengan membawa baju sutera hijau. Begitu melihat baju Fathimah di pesta pengantin itu, sekelompok kaum perempuan Yahudi sontak masuk Islam. Hal itu kemudian diikuti oleh para suami mereka. Subhanallah.
Sumber : Saiful Hadi El-Sutha
Posting Komentar untuk "Nabi Muhammad SAW Pemimpin yang Lebih Mementingkan Rakyatnya"