Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Pengkhianatan Bani Nadhir Yang Ingin Membunuh Rasulullah SAW

Kisah Pengkhianatan Bani Nadhir Yang Ingin Membunuh Rasulullah SAW
Gambar : minanews.net

Pada saat Rasulullah SAW sampai ke Kota Madinah, maka Rasulullah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kondisi kehidupan di Kota Madinah agar terjamin keamanannya. Kaum muslimin mengadakan perjanjian damai dengan kaum Yahudi. Rasulullah mengikat mereka dengan perjanjian, sehingga Kaum Yahudi harus tunduk di bawah kepemimpinan Rasulullah. Orang-orang Yahudi tidak boleh memusuhi kaum muslimin. Bahkan, mereka harus membantu kaum muslimin jika tertimpa kesulitan dan peperangan.

Akan tetapi, Yahudi tetap memusuhi Rasulullah dan kaum muslimin. Setiap ada kesempatan, mereka berusaha untuk mencelakai Rasulullah. Mereka juga bersekutu dengan musuh-musuh Islam untuk memerangi kaum muslimin.

Suatu ketika, kaum muslimin mendapat masalah. Salah satu sahabat nabi yang bernama Amir bin Umayyah membunuh dua orang dari bani Kilab. Padahal antara bani Kilab dengan Rasulullah ada perjanjian damai. Maka, Rasulullah harus membayar uang tebusan.

Rasulullah pun mulai mengumpulkan uang tebusan dari penduduk Madinah dan dari kaum Yahudi. Ketika itu, Rasulullah bersama beberapa sahabat mendatangi rumah seorang tokoh Yahudi dari bani Nadhir. Beliau meminta mereka ikut membantu membayar denda.

"Kami siap membantu engkau, wahai Abul Qasim. Duduklah di sini, kami akan menyiapkan kebutuhanmu," kata orang Yahudi, si pemilik rumah.

Sebenarnya, tanpa bantuan orang-orang Yahudi, Rasulullah pasti sanggup membayar denda. Namun, beliau ingin menguji kesetiaan orang-orang Yahudi.

Ternyata orang-orang Yahudi memang gemar berkhianat. Beberapa orang Yahudi yang berkumpul di rumah tersebut berencana untuk mencelakai Rasulullah.

Salah satu orang Yahudi berkata, "Siapa yang berani naik ke atap lalu menjatuhkan batu ini ke kepala Muhammad?”

"Aku," jawab Amr bin Jahsy.

Salah seorang dari mereka, yaitu Sallam bin Misykam mengingatkannya, “Jangan lakukan itu! Pasti Muhammad akan tahu!" Namun, mereka bersikukuh menjalankan rencananya.

Saat itulah, malaikat Jibril turun dan memberitahu Rasulullah rencana dari orang-orang Yahudi. Rasulullah pun bergegas bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan pemukiman bani Nadhir. Para sahabat yang bersamanya segera mengikutinya sambil bertanya-tanya dalam hati.

Sesampai di Madinah, barulah Rasulullah menceritakan tentang rencana orang-orang Yahudi yang ingin membunuhnya.

Sebagai hukuman atas perbuatan mereka, maka Rasulullah pun meminta bani Nadhir untuk meninggalkan Madinah. Jika tidak pergi, kaum muslimin akan mengusir dan memerangi mereka. Untuk menghindari hukuman dari Rasulullah, maka orang-orang bani Nadhir pun bersiap pergi.

Namun, mereka dicegah oleh tokoh munafik Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay adalah orang yang berpura-pura menjadi muslim, padahal sebenarnya dia sangat memusuhi Rasulullah. Dia berjanji akan membantu bani Nadhir dengan pasukannya jika diperangi oleh-kaum muslimin.

Begitu mendengar janji bantuan dari kelompok Abdullah bin Ubay, maka Bani Nadhirpun tidak jadi pergi, bahkan mempersiapkan berbagai peralatan untuk menghadapi Rasulullah. Rasulullah pun segera mengirim pasukan ke pemukiman bani Nadhir. Beliau memerintahkan pasukannya untuk mengepung benteng-benteng bani Nadhir. Siapapun orang Yahudi yang keluar benteng akan diserang anak panah dan batu.

Setelah enam hari dikepung, orang-orang Yahudi pun menyerah. Mereka pun diusir dari Madinah dengan hanya membawa sedikit bekal saja. Sebagian besar dari mereka pergi menuju Khaibar. Kelak, di Khaibar pula mereka akan dihancurkan oleh Rasulullah dan kaum muslimin.

Dari berbagai sumber.


Posting Komentar untuk "Kisah Pengkhianatan Bani Nadhir Yang Ingin Membunuh Rasulullah SAW"