Bolehkah Muslimah Berpakaian Modis
Fitrah manusia memang suka yang indah-indah. Suka rumah yang indah, rupa yang menawan, kendaraan yang bagus dan penampilan serta busana yang apik. Semua itu tidak menjadi masalah. Bukankah Allah sendiri menyukai hal-hal yang indah?
Hal yang hampir selalu diperhatikan oleh anak Adam setiap harinya adalah penampilan dan busananya, terutama kaum perempuan. Banyak di antara mereka mengoleksi berbagai jenis busana yang "indah” karena sejalan dengan mode dan trend saat itu. Namun, tahukah kita bahwa sebenarnya ada nilai lebih mengenai fungsi pakaian itu sendiri bila dikenakan oleh anak Adam. Fungsi pakaian sebenarnya adalah untuk menutupi aurat dan menyempurnakan peribadatan kita kepada Allah, selain untuk tampil menawan tentunya. Karena dalam berpakaian, unsur etika lebih ditekankan daripada yang lainnya.
Mungkin satu pertanyaan yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang tentang pakaian yang setiap hari kita kenakan adalah, apakah setiap yang indah dan menawan adalah mesti yang sedang ngetrend dan booming di pasaran? Jawabannya mungkin juga akan bermacam-macam. Ada yang pro dan kontra. Namun sebagai seorang muslim yang lebih mementingkan nilai etika dalam berpakaian, maka kita akan sepakat menjawab bahwa keindahan dalam berpakaian tidak harus melulu mengikuti trend yang ada. Bahkan, bisa jadi bila kita selalu mengikuti jalannya trend yang sedang hot, kita malah akan menjadi korban mode. Alih-alih ingin tampil lebih menawan, malah mungkin saja kita jadi bahan tertawaan karena saat mati-matian ingin meniru mode yang lagi up to date, ternyata sangat tidak serasi dengan bentuk tubuh dan fisik kita. Lebih parah lagi bila demi mengikuti trend, syariat yang jadi korban.
Jika dipikir lebih lanjut, mengapa kita tidak membuat trend sendiri yang memang sesuai dengan ciri khas kita sebagai muslim? Mengapa kita selalu bersifat konsumtif, bahkan dalam masalah pakaian? Seharusnya kita bangga dengan ciri khas kita. Memang, mengikuti trend itu boleh, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan aturan syariat.
Intinya, menjadi muslim atau muslimah modis, sah-sah saja, selama hal itu tidak melanggar aturan Allah dan Rasul Nya. Apabila berbenturan antara mode dan aturan syariat jelas, sebagai muslim yang taat kita harus mengalahkan mode dan trend tersebut. Adapun Secara global, syarat pakaian muslimah adalah:
1. Menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan.
Hal ini telah dijelaskan oleh Allah sendiri dalam QS. al-Ahzab ayat 59 dan QS. an-Nur ayat 31.
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat an-Nur ayat 31, "...Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya..." Oleh karena itu tujuan memakai jilbab dan pakaian wanita adalah agar aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka menjadi tidak tepat ketika pakaian atau jilbab yang dikenakan menjadi perhiasan, karena pada dasarnya pakaian tersebut adalah untuk menutupi perhiasan.
3. Kainnya harus tebal, tidak tipis.
Pakaian yang dipakai harus dari kain yang tebal, yang tidak menampilkan warna kulit dan bentuk tubuh. Hal ini berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW. Yaitu yang ditafsirkan oleh para ulama dengan pakaian yang tipis, sehingga kelihatan anggota tubuh wanita tersebut.
4. Harus longgar, tidak ketat.
Selain kain yang tebal, pakaian tersebut juga harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menampakkan lekuk tubuh muslimah. Dalam salah satu hadist diceritakan, bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan baju Qibtiyah kepada Usamah bin Zaid, akan tetapi Usamah bin Zaid kemudian memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika Rasulullah mengetahui hal tersebut, beliau bersabda :
“Perintahkanlah agar ia makakai mengenakan baju dalam di balik pakaian Qubthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuhnya.". (HR. Adh-Dhiya' al-Maqdisi, Ahmad dan al-Baihaqi dengan sanad hasan)
5. Tidak diberi wewangian atau parfum.
Rasulullah SAW memperingatkan kaum wanita untuk tidak mengenakan parfum atau wewangian ketika akan keluar rumah, sebagaimana sabdanya :
“Setiap perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian dia melewati kaum laki-laki dengan tujuan agar para laki-laki tersebut mencium baunya, maka wanita tersebut adalah pezina.” ." (Hadist Shahih Riwayat at-Tirmidzi)
Rasulullah juga bersabda:
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya'." (HR. Muslim)
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Banyak hadist yang melarang seorang wanita menyerupai laki-laki ataupun sebaliknya, larangan tersebut mencakup berbagai hal, baik berupa tingkah laku-laku ataupun pakaiannya. Dalam hadist yang diriwatkan oleh Abu Hurairah ra :
“Rasulullah SAW melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria." (Hadist Shahih Riwayat Abu Dawud)
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
Hal ini berdasarkan keumuman larangan dalam menyerupai ciri khusus kaum kafir (tasyabbuh).
8. Bukan pakaian untuk mencari popularitas.
Muslim dan muslimah dilarang memakai pakaian untuk mencari popularitas. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah akan mengenakan (padanya) pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka." (HR. Ibnu Majah).
Demikian aturan berpakaian bagi muslimah, muslimah tidak dilarang untuk modis selama mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Agama.
Gambar : Tren Model Baju Muslimah Remaja Terbaru
Mungkin satu pertanyaan yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang tentang pakaian yang setiap hari kita kenakan adalah, apakah setiap yang indah dan menawan adalah mesti yang sedang ngetrend dan booming di pasaran? Jawabannya mungkin juga akan bermacam-macam. Ada yang pro dan kontra. Namun sebagai seorang muslim yang lebih mementingkan nilai etika dalam berpakaian, maka kita akan sepakat menjawab bahwa keindahan dalam berpakaian tidak harus melulu mengikuti trend yang ada. Bahkan, bisa jadi bila kita selalu mengikuti jalannya trend yang sedang hot, kita malah akan menjadi korban mode. Alih-alih ingin tampil lebih menawan, malah mungkin saja kita jadi bahan tertawaan karena saat mati-matian ingin meniru mode yang lagi up to date, ternyata sangat tidak serasi dengan bentuk tubuh dan fisik kita. Lebih parah lagi bila demi mengikuti trend, syariat yang jadi korban.
Jika dipikir lebih lanjut, mengapa kita tidak membuat trend sendiri yang memang sesuai dengan ciri khas kita sebagai muslim? Mengapa kita selalu bersifat konsumtif, bahkan dalam masalah pakaian? Seharusnya kita bangga dengan ciri khas kita. Memang, mengikuti trend itu boleh, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan aturan syariat.
Intinya, menjadi muslim atau muslimah modis, sah-sah saja, selama hal itu tidak melanggar aturan Allah dan Rasul Nya. Apabila berbenturan antara mode dan aturan syariat jelas, sebagai muslim yang taat kita harus mengalahkan mode dan trend tersebut. Adapun Secara global, syarat pakaian muslimah adalah:
1. Menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan.
Hal ini telah dijelaskan oleh Allah sendiri dalam QS. al-Ahzab ayat 59 dan QS. an-Nur ayat 31.
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat an-Nur ayat 31, "...Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya..." Oleh karena itu tujuan memakai jilbab dan pakaian wanita adalah agar aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka menjadi tidak tepat ketika pakaian atau jilbab yang dikenakan menjadi perhiasan, karena pada dasarnya pakaian tersebut adalah untuk menutupi perhiasan.
3. Kainnya harus tebal, tidak tipis.
Pakaian yang dipakai harus dari kain yang tebal, yang tidak menampilkan warna kulit dan bentuk tubuh. Hal ini berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW. Yaitu yang ditafsirkan oleh para ulama dengan pakaian yang tipis, sehingga kelihatan anggota tubuh wanita tersebut.
4. Harus longgar, tidak ketat.
Selain kain yang tebal, pakaian tersebut juga harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menampakkan lekuk tubuh muslimah. Dalam salah satu hadist diceritakan, bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan baju Qibtiyah kepada Usamah bin Zaid, akan tetapi Usamah bin Zaid kemudian memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika Rasulullah mengetahui hal tersebut, beliau bersabda :
“Perintahkanlah agar ia makakai mengenakan baju dalam di balik pakaian Qubthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuhnya.". (HR. Adh-Dhiya' al-Maqdisi, Ahmad dan al-Baihaqi dengan sanad hasan)
5. Tidak diberi wewangian atau parfum.
Rasulullah SAW memperingatkan kaum wanita untuk tidak mengenakan parfum atau wewangian ketika akan keluar rumah, sebagaimana sabdanya :
“Setiap perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian dia melewati kaum laki-laki dengan tujuan agar para laki-laki tersebut mencium baunya, maka wanita tersebut adalah pezina.” ." (Hadist Shahih Riwayat at-Tirmidzi)
Rasulullah juga bersabda:
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya'." (HR. Muslim)
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Banyak hadist yang melarang seorang wanita menyerupai laki-laki ataupun sebaliknya, larangan tersebut mencakup berbagai hal, baik berupa tingkah laku-laku ataupun pakaiannya. Dalam hadist yang diriwatkan oleh Abu Hurairah ra :
“Rasulullah SAW melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria." (Hadist Shahih Riwayat Abu Dawud)
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
Hal ini berdasarkan keumuman larangan dalam menyerupai ciri khusus kaum kafir (tasyabbuh).
8. Bukan pakaian untuk mencari popularitas.
Muslim dan muslimah dilarang memakai pakaian untuk mencari popularitas. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah akan mengenakan (padanya) pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka." (HR. Ibnu Majah).
Demikian aturan berpakaian bagi muslimah, muslimah tidak dilarang untuk modis selama mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Agama.
Sumber : Al Mawaddah
Posting Komentar untuk "Bolehkah Muslimah Berpakaian Modis"