Kisah Keteladanan dan Kasih Sayang Rasulullah Kepada Umatnya
Suatu ketika, saat berada di dalam mesjid, Rasulullah menyampaikan wahyu dari Allah
subhanahu wa ta'ala. “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu meninggikan
suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara
yang keras.” (QS. Al-Hujurat: 2).
Sahabat nabi yang merasa mendengar ayat ini, ada seorang
tersindir. Dia bernama Tsabit bin Qais bin Syammas. Tsabit punya kebiasaan
bersuara keras. Tsabit merasa sedih mendengar ayat tersebut. Dia merasa
seakan-akan ayat itu ditunjukkan kepadanya, karena dia pernah berbicara kepada
Rasulullah dengan nada tinggi.
“Telah terhapus dan aku termasuk ahli neraka," katanya
seorang diri. Sejak itu, dia tidak berani ke masjid bertemu dengan Rasulullah.
Rasulullah adalah orang yang perhatian kepada para
sahabatnya. Rasulullah menyadari ada seseorang yang tidak terlihat beberapa
hari shalat di masjid. Beliau selalu menanyakan kabar sahabat-sahabatnya.
Kemudian beliau mengutus seorang sahabatnya untuk mencari Tsabit bin Qais.
Tsabit ditemukan di rumahnya dalam keadaan murung sedih. Kemudian ia ditanya, “Wahai Tsabit ada apa denganmu? Rasulullah mencarimu.”
Tsabit menjawabnya dengan nada sedih. “Aku sering
meninggikan suara di hadapan Rasulullah. Terhapuslah amalanku dan aku adalah
penghuni neraka.”
Maka sahabat tersebut segera melapor kepada Rasulullah dan
menceritakan perihal yang terjadi kepada Tsabit. Kemudian Rasulullah
bersabda," Tidak, akan tetapi ia adalah penghuni surga.”
Mendengar hal itu Tsabit sangat bergembira. la mengira
dirinya tidak akan selamat. Bahkan pada awalnya ia menduga jika ia mengasingkan
diri maka tidak akan ada yang mencarinya. Namun Rasulullah adalah seorang nabi
yang selalu memperhatikan sahabatnya.
Dalam kisah lain diceritakan seorang sahabat bernama
Sya'ban. la adalah sahabat yang sering menempati pojok depan masjid. la
menempati pojok masjid supaya tidak mengganggu ibadah orang lain.
Suatu ketika Rasulullah mendapati Sya'ban tidak terlihat
dalam shalat subuh di masjid. Maka beliaumenangguhkan sejenak shalat subuhnya
supaya Sya'ban tidak tertinggal takbiratul ihram. Namun yang dinanti tidak
kunjung tiba, maka Rasulullah memerintahkan untuk iqamah.
Setelah shalat subuh usai, Rasulullah bertanya kepada para
sahabat. “Adakah yang mengetahui kabar Sya'ban mengapa dia tidak hadir shalat
berjamaah?”
Para Sahabat diam, menandakan tidak ada yang mengetahuinya.
“Adakah yang mengetahui rumahnya?” Rasulullah bertanya
kembali.
Seorang sahabat mengangkat tangannya, "Saya tahu wahai
Rasulullah."
Kemudian Rasulullah dan para sahabat bersiap untuk
mengunjungi rumah Sya'ban.
Ternyata rumah Sya'ban sangat jauh dari masjid. Akhirnya
Rasulullah dan para sahabat tiba di rumah Sya'ban ketika telah masuk waktu
dhuha.
Rasulullah mengetuk pintu, "Assalamualaikum apakah
benar ini rumah Sya'ban?" Seorang wanita mengenakan hijab membuka pintu
dan menjawab salam,"Waalaikumusaalam benar saya adalah istrinya,"
jawab wanita itu.
“Bolehkah kami bertemu dengannya?" tanya Rasul.
Tiba-tiba wanita itu menangis dan berkata,“Suami saya telah
meninggal dunia pagi tadi, wahai Rasulullah.”
“Innalillahi wainna ilaihi rajiuun," ucap para sahabat
bersamaan.
Kemudian Rasulullah bertahan sejenak untuk menghibur istri
Sya'ban yang sedang berduka.Rasulullah mengatakan bahwa Sya'ban adalah orang
yang sholih dan calon penghuni jannah.
Itulah sekelumit kisah Rasulullah. Benar-benar akhlak yang
mulia. Selalu memperhatikan hal kecil sampai urusan yang terbesar dari kaum
muslimin. Semata-mata karena rasa kasih sayang beliau kepada umat islam.
Dari berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Kisah Keteladanan dan Kasih Sayang Rasulullah Kepada Umatnya"