Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suami Terbaik Selalu Sayang dan Tidak Akan Memukul Istrinya

Islam melarang suami untuk melukai perasaan istri dengan ucapan yang menyinggungnya, terlebih lagi memukulnya kecuali pada batasan yang telah digariskan syariat Islam yaitu karena ia keluar dari ketaatan pada suaminya. Seorang suami yang terbaik menurut Rasulullah SAW adalah yang tidak memukul istrinya, karena istri yang bersanding bersamanya juga merupakan istri terbaik.

Suami Terbaik Selalu Sayang dan Tidak Akan Memukul Istrinya
Gambar : Pixabay.com

Ayyas bin Abdullah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah kalian memukul wanita." la bertanya, “Bagaimana kalau wanita yang tidak mematuhi dan berakhlak buruk terhadap suaminya?" Maka Umar bin Al Khaththab bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau wanita yang tidak patuh dan berakhlak buruk terhadap suaminya, apakah suaminya juga dilarang memukulnya?" maka beliau menjwab, “Pukullah mereka." Kemudian semenjak malam itu para sahabat memukul istrinya yang tidak mematuhi perintahnya dan banyak wanita yang datang mengadu kepada Rasulullah SAW, maka ketika pagi hari beliau bersabda, “Tadi malam keluarga Muhammad telah dikelilingi tujuh puluh wanita, mereka semua mangadu telah dipukuli oleh suami mereka, dan yang memperlakukan hamba-hamba wanita Allah SWT demikian itu bukanlah orang-orang yang terbaik di antara kalian.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Mereka itu saya kira bukan orang-orang yang terbaik di antara kalian.”Dalam lafadz yang lain, “Mereka bukanlah orang-orang yang terbaik di antara kalian."

"laa tadhribuu imaa'llah", Al Imaa'adalah bentuk jama' dari Amah yang berarti hamba wanita, maksudnya adalah jangan kalian memukul istri-istri kalian, karena mereka adalah hamba wanita Allah sebagaimana kalian juga hamba Allah.

"fannisaa' Dzairna", artinya adalah wanita-wanita yang membantah dan berbuat nusyuz terhadap suami mereka, mereka bertanya seperti ini karena mendengar larangan untuk memukul istri secara umum, kemudian Rasulullah SAW memberikan rukhshah untuk memukulnya.

Ruhkhsah artinya adalah perubahan hukum dari yang sulit kepada yang lebih mudah karena ada alasan tertentu, tetapi hukum asalnya tetap. Seorang suami dituntut untuk brsikap lemah lembut terhadap istrinya, ia tidak boleh sembarangan memukul istrinya kecuali jika istrinya telah berbuat nusyuz maka suaminya diperbolehkan melakukannya demi menjaga kelangsungan hubungan suami istri.

Mereka para wanita itu berkumpul dan menghadap istri-istri Nabi SAW mengadu karena mereka dipukuli oleh suami mereka. Nabi SAW bersabda,

“Sesungguhnya para suami yang memperlakukan istrinya demikian, memukulnya hingga meninggalkan bekas bukanlah tipe suami yang baik, suami yang baik adalah yang tidak memukul istrinya tetapi bersabar menghadapi perilaku mereka, mendidik dan sama sekali tidak memukulnya dengan pukulan yang menciderainya.”

Seorang suami yang suka memukuli istrinya bisa dikatatakan bukan seorang suami yang baik, mengapa demikian? Karena pukulan itu sangat menyakiti hati, memperburuk kondisi psikologisnya dan bukan termasuk akhlak yang mulia serta kriteria para suami yang terbaik. Seseorang yang ringan tangan, cepat memukul, menunjukkan kurang kesabarannya, tidak tabah memikul tanggung jawab dan tidak memiliki kasih sayang, padahal sifat-sifat ini adalah benih-benih dari suami yang mulia, oleh karena itu Imam Bukhari mengatakan dalam bab pelarangan memukul wanita,.

“Seseorang boleh memukul istrinya apabila bertujuan untuk mendidiknya karena enggan menunaikanketaatan terhadap suaminya, lebih baik jika cukup dengan nasihat atau ancaman, walaupun pukulan itu dapat mencapai tujuan untuk mendidiknya tetapi tetap akan menyebabkan keretakan hubungan keluarganya dan menanamkan kebencian dalam hati kecilnya, kecuali jika berkaitan dengan maksiat kepada Allah SWT”. (Fath Al Bari, 9/303-304)

Tindakan memukul istri walaupun diperbolehkan tatkala akhlak dan tingkah laku istri menjadi buruk, namun sikap bersabar terhadap keburukan akhlaknya adalah lebih baik dan lebih mulia.

Inilah sosok suami yang ideal bagi seluruh manusia, yaitu Rasulullah SAW penutup para Nabi, Aisyah radhiyallahu 'anha pemah berkata,

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW memukul istri atau pembantunya sama sekali, beliau tidak pemah memukul (menggebrak) benda apa pun kecuali dalam peperangan di jalan Allah, atau ketika larangan-larangan Allah SWT dilanggar, maka beliau SAW akan membalasnya." (HR. Muslim)

Kisah ini menunjukkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW, beliau adalah sosok suami yang ideal, menyayangi semua wanita, setiap suami Muslim wajib meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau serta menyeru pada semua kaum pria untuk tidak bersikap keras terhadap istrinya. Alangkah indahnya sabda Rasulullah SAW,

“Nasihatilah para wanita dengan baik, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang terletak paling atas, jika kamu memaksa untuk meluruskannya maka ia akan patah, dan jika kamu meninggalkannya maka ia akan tetap bengkok, maka nasihatilah wanita dengan baik”. (HR. Bukhari dan Muslim).

“fastaushuu binnisaai khairan", yaitu nasihatilah para wanita itu, sampaikan wasiatku ini kepada mereka, cobalah mengaplikasikannya dengan menyayangi dan berlaku baik kepada mereka.

Dalam nasihat yang indah ini, Rasulullah SAW telah memberi petunjuk untuk menempuh jalan tengah, tidak terlalu memaksa yang akan mengakibatkan patah dan juga tidak meninggalkannya sehingga ia akan tetap bengkok, tetapi ia menasihatinya dengan baik agar tidak tetap bengkok dan tetap pada kebiasaannya melakukan maksiat, menyalahi aturan dan ketaatan kepada Allah SWT dan mengabaikan kewajiban yang harus ia laksanakan, tetapi diperbolehkan untuk membiarkannya tetap bengkok pada masalah yang diperbolehkan.

Dalam hadits ini Rasulullah SAW memberikan metode mengenai mendidik istri yaitu dengan tetap memaafkannya dan tetap bersabar atas kebengkokannya, jika ada yang memaksa ingin meluruskan, maka hendaknya ia menyadari bahwa setiap pria tidak bisa terlepas dari belaian kelembutannya, bekerja sama dalam mengarungi kehidupan, dengan ungkapan lain bahwa syarat untuk hidup bahagia dengan istri adalah tetap bersabar menghadapinya.

Menurut riwayat Imam Muslim dalam kitab Shahih.

"Jika kau dapat menikmati keberadaannya, maka kau dapat menikmatinya, ia memiliki kebengkokan, jika kau memaksa meluruskannya maka kau akan mematahkannya dan patah berarti perceraian."

"Faidza istamta ta biha", hidup bahagia bersamanya dengan menunaikan kebutuhan biologis, mengharapkan anak yang shalih, dan menjaga kehormatan diri, ini adalah nasihat untuk para suami agar selalu bersabar dari perlakuan istri yang tidak berkenan karena suami lebih mampu untuk bertindak sabar daripada istri.

Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 4 Allah SWT berfirman yang artinya :

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyıcnya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. " (Qs. An-Nisaa' : 34)

"Nusyuz", artinya mereka berbuat maksiat dan enggan menunaikan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT kepadanya untuk menaati suami mereka. Pendapat lain mengatakan bahwa “nusyuz" adalah setiap tindakan suami dan istri yang tidak berkenan antara satu dengan yang lainnya, dalam ungkapan “Nasyazat Al Mar'atu, tansyizu”, isim failnya adalah Nasyiz, tanpa menggunakan huruf ha' (nasyizah).

Abu Abdullah Asy-Syafi'i rahimahullah mengatakan, “Dalam ayat ini terdapat rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh seorang suami menghadapi istri yang menyeleweng, jika ia melihat indikasi yang mengkhawatirkan dari perkataan dan perbuatan hendaknya ia menasihatinya, jika menampakkan nusyuz terhadap suaminya hendaknya ia berpisah ranjang darinya, dan jika ia terus melakukan maksiat itu maka ia boleh memukulnya."

Tetapi hendaknya ia mendaratkan pukulan ringan yang tidak membangkitkan rasa kebencian dan tidak berlebihan dalam memukul dengan alasan mendidiknya. Demikian cara Islam mengajarkan adab dalam berumah tangga, Selesaikan permasalahan suami istri dengan baik, Insya Allah hasil yang didapatkan juga akan lebih baik.

Sumber : Suami Istri yang Ideal Menurut Rasulullah SAW, Majdi Fathi Sayyid

Posting Komentar untuk "Suami Terbaik Selalu Sayang dan Tidak Akan Memukul Istrinya"