Pentingnya Dzikir Kepada Allah
Bagai ikan yang dikeluarkan dari air. Begitulah Ibnu Taimiyah menggambarkan kondisi hati yang lalai dari dzikrullah. Karena keselamatan hati sangat bergantung kepada dzikir yang merupakan nutrisi hati. Tanpanya, hati akan mati, seperti jasad akan mati jika dalam jangka waktu yang lama tidak mendapatkan nutrisi berupa makanan dan minuman.
Dzikir adalah benteng manusia dari setan, sedangkan lalai membuat setan-setan berdatangan untuk membujuk dan mengendalikannya. Ibnu Abbas ra, berkata, "Sesungguhnya setan senantiasa memantau hati anak Adam, jika ia berdzikir kepada Allah, maka setan akan menyingkir, namun jika ia lalai, maka setan akan membisikinya." Karena itulah, setan disebut sebagai al-was-was al-khannas dalam Surat an-Naas. Yakni was-wasa (membisiki) jika manusia lalai dan khanasa (menyingkir) tatkala manusia berdzikir.
Ketika setan mengalami kesulitan untuk membubarkan majlis dzikir, majlis ilmu dan ketaatan, maka setan akan menggoda orang-orang yang lalai untuk menarik perhatian orang yang berdzikir. Dengan demikian, orang yang lalai adalah alat setan untuk mencegah manusia dari dzikir. Imam Ahmad mnyebutkan riwayat dari Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Ibnu Mas'ud yang berkata,
"Sesungguhnya setan mengelilingi orang-orang yang berdzikir untuk membuat fitnah, tapi tidak kuasa untuk membubarkan mereka. Maka dia mendatangi sekelompok orang yang hanya mengingat dunia, lalu dia memprovokasi antara mereka hinga terjadi saling bunuh-membunuh, lalu berdirilah orang-orang yang berdzikir untuk melerai mereka, dengan demikian bubarlah mereka dari majlis dzikir."
Segala bentuk maksiat dan penundaan taubat bisa bermula dari kelalaian (bukan lupa). Lalai dari pengawasan Allah, Ialai dari akibat yang ditimbulkan oleh dosa, Ialai bahwa ajal datang dengan tiba-tiba. Hiruk pikuk dunia sering membuat kita terlena, seakan ia sebagai tempat tujuan. Padahal bahwa dunia hanyalah persinggahan di tengah perjalanan, dan akhirat adalah rumah kita yang sebenarnya. Beruntunglah orang yang menjadikan dunia sebagai tempat berbekal, dan sengsaralah akhir perjalanan manusia yang terlena oleh dunia dan lalai akan hari kebangkitan. Al-Qur'an juga banyak menyebutkan bahwa penyesalan akan dirasakan oleh kaum ghaafilin (kaum yang lalai).
Demikian besar dampak lalai, sehingga Allah melaknat segala isi dunia yang melalaikan. Nabi bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terkutuk, terkutuklah apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan apa-apa yang mendukungnya, mua'allim (yang mengajar) dan muta'allim (yang belajar). " (HR Tirmidzi, beliau berkata, hadits hasan gharib).
Sumber : Ar-risalah, www.ar-risalah.or.id
Dzikir adalah benteng manusia dari setan, sedangkan lalai membuat setan-setan berdatangan untuk membujuk dan mengendalikannya. Ibnu Abbas ra, berkata, "Sesungguhnya setan senantiasa memantau hati anak Adam, jika ia berdzikir kepada Allah, maka setan akan menyingkir, namun jika ia lalai, maka setan akan membisikinya." Karena itulah, setan disebut sebagai al-was-was al-khannas dalam Surat an-Naas. Yakni was-wasa (membisiki) jika manusia lalai dan khanasa (menyingkir) tatkala manusia berdzikir.
Gambar : Sindonews.com
Ketika setan mengalami kesulitan untuk membubarkan majlis dzikir, majlis ilmu dan ketaatan, maka setan akan menggoda orang-orang yang lalai untuk menarik perhatian orang yang berdzikir. Dengan demikian, orang yang lalai adalah alat setan untuk mencegah manusia dari dzikir. Imam Ahmad mnyebutkan riwayat dari Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Ibnu Mas'ud yang berkata,
"Sesungguhnya setan mengelilingi orang-orang yang berdzikir untuk membuat fitnah, tapi tidak kuasa untuk membubarkan mereka. Maka dia mendatangi sekelompok orang yang hanya mengingat dunia, lalu dia memprovokasi antara mereka hinga terjadi saling bunuh-membunuh, lalu berdirilah orang-orang yang berdzikir untuk melerai mereka, dengan demikian bubarlah mereka dari majlis dzikir."
Segala bentuk maksiat dan penundaan taubat bisa bermula dari kelalaian (bukan lupa). Lalai dari pengawasan Allah, Ialai dari akibat yang ditimbulkan oleh dosa, Ialai bahwa ajal datang dengan tiba-tiba. Hiruk pikuk dunia sering membuat kita terlena, seakan ia sebagai tempat tujuan. Padahal bahwa dunia hanyalah persinggahan di tengah perjalanan, dan akhirat adalah rumah kita yang sebenarnya. Beruntunglah orang yang menjadikan dunia sebagai tempat berbekal, dan sengsaralah akhir perjalanan manusia yang terlena oleh dunia dan lalai akan hari kebangkitan. Al-Qur'an juga banyak menyebutkan bahwa penyesalan akan dirasakan oleh kaum ghaafilin (kaum yang lalai).
Demikian besar dampak lalai, sehingga Allah melaknat segala isi dunia yang melalaikan. Nabi bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terkutuk, terkutuklah apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan apa-apa yang mendukungnya, mua'allim (yang mengajar) dan muta'allim (yang belajar). " (HR Tirmidzi, beliau berkata, hadits hasan gharib).
Posting Komentar untuk "Pentingnya Dzikir Kepada Allah"