Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Orang Kuat Yang Sebenarnya

Setiap orang ingin sehat, bahkan menjadi kuat khususnya dari segi fisik. Para atlet, ahli olahraga, binaragawan dan lainnya adalah orang-orang yang kuat. Namun orang kuat yang sebenarnya bukanlah mereka, akan tetapi orang yang sanggup menahan amarahnya, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلّم dalam sebuah haditsnya :

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menahan diri ketika marah”. (HR. Bukhari-Muslim dari sahabat yang mulia Abu Hurairah رضي الله عنه)”.
Orang Kuat Yang Sebenarnya Menurut Rasulullah SAW
Gambar : Pixabay.com

Berdasarkan hadits di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya orang yang kuat dan hebat itu bukanlah mereka yang bertubuh kekar dan kuat, bukan yang sanggup angkat besi 100 kg, bukan pula orang yang pandai bertarung, akan tetapi orang yang kuat itu adalah yang mampu mengendalikan dan mengontrol dirinya ketika marah. Betapa banyak manusia marah dengan begitu mudahnya, dia memarahi orang-orang yang berada di sekitarnya hanya karena masalah sepele, bahkan dia selalu marah kepada orang-orang yang mencintainya, baik orangtuanya, karib kerabatnya, saudara-saudaranya, istrinya bahkan terhadap anak-anaknya sendiri. Seharusnya setiap manusia terutama umat muslim dapat bersikap lembut dan tenang, mengendalikan amarahnya, agar tidak melukai orang-orang di sekitarnya. Salah satu tanda orang berakhlak buruk adalah orang yang marah karena dinasehati atau diingatkan, padahal nasehat orang lain itu baik dan bermanfaat baginya. Lebih parah lagi, ada sebagian orang ketika marah ia akan berlaku kasar, mengamuk bahkan berkelakuan seperti orang gila.

Allah سبحانه وتعالى mengingatkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلّم agar senantiasa bersikap lemah lembut dan tidak bersikap keras lagi kasar, karena sikap keras dan kasar itu akan membuat orang-orang yang ada di sekitarnya akan menjauh. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran yang berbunyi :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran ayat 159).

Ayat di atas menjadi pelajaran juga bagi orang-orang yang beriman, agar senantiasa bersikap lemah lembut dan tidak bersikap kasar kepada orang lain. Ayat itu turun pada saat peristiwa perang Uhud, di mana para sahabat saat itu mengabaikan perintah Rasulullah dan meninggalkan posisi mereka untuk mengambil ghanimah (harta rampasan perang), sehingga banyak sahabat yang terbunuh dan syahid saat itu. Namun Allah justru memerintahkan beliau untuk bersikap lemah lembut, memaafkan mereka, memohonkan ampunan untuk mereka serta bermusyawarah. 

Itu semua menunjukkan betapa mulianya akhlaq beliau, para sahabat merasa nyaman dan tenang dengan kelembutan Rasulullah صلى الله عليه وسلّم. Rasulullah sangat menyayangi para sahabatnya dan bersikap keras hanya kepada orang-orang kafir yang memerangi Islam, bahkan orang Yahudi yang setiap hari meludahi beliau ketika ke masjid beliau tidak marah, justru saat orang Yahudi itu sakit beliau menjenguknya sehingga ia masuk Islam. Beliau tidak marah ketika pribadi beliau dihina namun beliau marah apabila sahabat-sahabat beliau didzalimi, dianiaya dan dilecehkan, beliau juga sangat marah apabila Islam dihina. Inilah akhlaq yang harus diteladani oleh setiap orang yang beriman.

Orang yang dapat menahan amarahnya, bersikap lemah lembut dan tenang kepada orang-orang di sekitarnya, terutama orang-orang yang mencintainya akan membuat ia semakin dicintai. Berada di dekatnya akan terasa nyaman, teduh lagi sejuk, di wajahnya selalu terhias senyuman yang membuat siapapun yang bersamanya senang. Ia akan selalu disenangi di mana saja dia berada. Orang-orang akan senang berbicara dengannya, bergaul dengannya serta mau mengajaknya bekerja sama di manapun.

Adapun orang-orang yang suka marah, ia akan dibenci dan dihindari oleh orang-orang di sekitarnya, ia tidak akan diterima di manapun karena tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak bisa bekerja sama. Oleh karena itu, rasa marah sangatlah berbahaya, memiliki dampak yang buruk terhadap diri sendiri dan orang lain. Rasa marah yang buruk itu disebabkan syaitan, sehingga apabila seseorang dihinggapi rasa marah segera tinggalkan tempat tersebut, kemudian berwudhu dan shalat, ini akan mencegah syaitan merasuki dan meracuni manusia untuk marah.

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari sifat marah dan menganugerahkan kita hati yang bersih, fikiran yang sehat serta jiwa dan tenang. Sifat marah akan membawa kepada kehancuran dan sifat sabar akan membawa kepada kemuliaan.

Penulis : Ustadz Muhammad Nazar

Posting Komentar untuk "Orang Kuat Yang Sebenarnya "