Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Perang Tabuk Dan Taubatnya Tiga Orang Sahabat

KISAH PERANG TABUK DAN TAUBATNYA TIGA ORANG SAHABAT

Suatu ketika, Rasulullah SWT memerintahkan kaum muslimin Madinah untuk berangkat berperang di daerah Tabuk. Hal ini terjadi karena Rasulullah SAW mendapatkan indformasi bahwa pasukan Romawi dan sekutunya sedang menyiapkan pasukan untuk menyerang Madinah. Jarak Tabuk dengan Madinah sekitar 800 km.
Kisah Perang Tabuk Dan Taubatnya Tiga Orang Sahabat
Gambar : Pixabay.com

Pimpinan Romawi saat itu Kaisar Heraklius sangat khawatir dengan perkembangan pesat kaum muslimin. Untuk mencegah kaum muslimin bertambah kuat, maka Kaisar Heraklius memilih untuk melakukan invasi dengan pasukan yang sangat besar. Jumlah pasukan yang disiapkan oleh pasukan Romawi berjumlah 100.000 pasukan.

Perang tersebut terjadi pada tahun 9 Hijriah, perang tersebut merupakan peperangan terakhir yang dipimpin langsung oleh Rasulullah. Saat itu cuaca saat itu sangat panas, kondisi saat itu sedang krisis, sehingga kaum muslimin agak kesulitan, baik kesulitan dari segi dana, logistik dan kendaraan.

Akan tetapi pada saat itu, para sahabat berlomba-lomba menginfaqkan hartanya, Usman Menginfaqkan sepertiga hartanya, Umar bin Khattab menginfaqkan seluruh hartanya, sedangkan Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya. Para sahabat yang lain juga menginfaqkan sebagian hartanya untuk berjihad di Jalan Allah. Jumlah pasukan kaum muslimin yang terkumpul sebanyak 30.000 pasukan, jumlah yang sangat banyak yang pernah dimiliki oleh umat Islam saat itu

Selain kondisi cuaca panas, Musim panen buah kurma yang juga tengah tiba turut mempengaruhi keimanan kaum muslimin. Para sahabat bersiap berangkat. Namun, orang-orang munafik memilih tidak ikut berperang, mereka lebih senang diam di rumah dan memanen kurma.

Ka'ab bin Malik adalah sahabat yang baik dan setia. Dia mempersiapkan diri untuk berangkat ke Tabuk. Namun, ketika melihat buah kurmanya yang siap panen, hatinya menjadi ragu. Dia pun hanya duduk termangu di rumahnya.

Rasulullah dan pasukannya berangkat menuju Tabuk. Tapi, Ka'ab masih belum beranjak, hatinya masih bimbang, apakah berangkat atau tidak. Ka'ab berniat menyusul pasukan ke Tabuk, namun lagi-lagi hatinya kembali ragu. Hingga akhirnya, Ka'ab benar-benar tidak ikut berperang.

Di Pihak lain, Kaisar Heraklius dan pasukannya menjadi gentar tatkala mendengar Nabi Muhammad SAW dan pasukannya berangkat ke Tabuk. Dia tidak menyangka kaum muslimin akan melintasi padang pasir yang sangat luas dalam kondisi cuaca yang sangat panas. Akhirnya Kaisar Heraklius dan pasukannya memilih mundur dari Tabuk.

Sepulang dari perang Tabuk, Rasulullah memanggil orang-orang yang tidak ikut berperang untuk memberikan alasannya. Orang-orang munafik berbohong dan memberikan banyak alasan, karena takut dihukum.

Namun Ka'ab bin Malik tidak berani berbohong di hadapan Rasulullah. Dia berkata dengan jujur, bahwa dia tidak ikut berperang karena merasa ragu. Rasulullah pun menghukum Ka'ab bin Malik. Hukumannya adalah hajr atau dikucilkan. Rasulullah melarang seluruh penduduk Madinah untuk berbicara kepada Ka'ab. Jika Ka'ab bertanya tidak boleh seorang pun menjawabnya.

Seluruh keluarga, istri dan anaknya pun tidak boleh berbicara dengan Ka'ab. Hukuman itu berlangsung selama 50 hari. Selain Ka'ab, ada dua orang yang meneriman hukuman serupa, yaitu Murarah bin Rabi'ah Al-Amiri dan Hilal bin Umayah Al-Waqifi. Ka'ab merasa sangat sedih, dunia terasa sempit, semakin hari semakin berat beban yang dirasakan, dia menjadi terasing, setiap ke pasar atau ke mesjid, tidak ada seorangpun yang mengajaknya bicara.

Dia terus memohon ampun kepada Allah. Akhirnya, Allah mengabulkan doa dan taubat Ka'ab bin Malik. Allah menurunkan Surat At Taubah 117-119, yang artinya :

“Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allâh menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar". (Q. S At Taubah, 117-119]

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah mengampuni tiga orang yang terkena hukuman hajr. Begitu gembiranya Kaab dan dua orang sahabat yang lain ketika mendengar ayat ini. Setelah turun ayat ini, semua shahabat memberikan selamat kepada ketiga orang tersebut. Ka'ab pun dapat tersenyum kembali dan semua orang sudah dijinkan untuk berbicara kepadanya seperti semula. Kemudian Kaab menuju mesjid untuk berjumpa Rasulullah, Ka’abpun bertambah gembira ketika melihat wajah Rasulullah yang bercahaya.

Itulah kisah kesabaran seorang shahabat Nabi dalam menjalani hukuman yang diberikan oleh Allah dan Rasulullah. Hukuman itu untuk pelajaran agar para sahabat tidak berpura-pura sakit atau beralasan saat harus berjihad, berperang di jalan Allah. Perang Tabuk mengajarkan pentingnya kejujuran dan siap bertahan atas segala kesusahan.

Penulis : Herri Saifuddin

Posting Komentar untuk "Kisah Perang Tabuk Dan Taubatnya Tiga Orang Sahabat"