Do’a Seorang Istri Ketika Suami Mengalami Kegagalan
Kalau kita bertanya kepada seseorang tentang harapan yang diinginkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, maka sudah tentu jawabannya adalah ia berharap selalu mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dan kesuksesan. Namun, setiap orang tidak bisa mengelak dari fenomena faktual, dimana kejadian menyenangkan maupun tidak menyenangkan akan terjadi dalam kehidupan.
Allah SWT memang menjadikan kehidupan ini sebagai tempat ujian bagi hamba-Nya, dan ujian itu boleh jadi dengan hal yang menyenangkan atau juga dengan hal yang tidak menyenangkan. Dalam salah satu firmanNya, Allah SWT, menegaskan: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguj ikamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalkan."(Q.S Al-Anbiya:35).
Cobaan itu bisa berupa keadaan yang sulit atau lapang, sakit atau sehat, kegagalan atau kesuksesan, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti itu, kita harus lebih banyak mengevaluasi diri, sebab boleh jadi keadaan yang kurang menyenangkan itu muncul karena perilaku atau kesalahan kita sendiri. Dan celakanya, seringkali suatu kesalahan tertentu membuat kita berhenti berusaha. Penyesalan yang memengaruhi perasaan, ditambah dengan berbagai opini keliru yang merusak bisa membuat seseorang berhentí berusaha setelah melakukan kesalahan. Padahal, harusnya dia terus berusaha dan berusaha. Rumus sederhana untuk mengatasi hal ini ialah "berubah".
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada semuanya ada kebaikan. Perhatikanlah apapun yang bermanfaat buat dirimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah serta janganllah menyerah. Dan jika engkau ditimpa sesuatu (musibah), maka janganlah mengatakan: Andai saja aku lakukan ini dan itu, akan tetapi katakanlah: "Allah telah menakdirkannya dan apapun yang Dia kehendaki (pasti) terjadi.'" (HR. Muslim 4816,4/2052)
Dari Auf bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencela sikap menyerah, akan tetapi engkau harus melakukan sesuatu dengan cerdas, dan bila engkau mendapati kegagalan, maka katakanlah: Hasbiyallahu wa ni'mal wakil, 'Cukuplah bagiku Allah SWT, dan Dia sebaik-baik tempat bersandar."(HR. Abu Dawud No. 3143).
Dalam kehidupan berkeluarga apalagi bagi seorang istri sangat wajar jika ia menginginkan hal-hal yang menyenangkan dan keberhasilan dalam keluarganya. Oleh karena itu, evaluasi diri serta mengembalikan semuanya kepada Allah SWT dengan senantiasa bermunajat dan berhusnudzan kepadaNya merupakan sebuah keniscayaan, sebagaimana arahan Rasulullah dalam riwayat di atas. Kemudian usahakanlah untuk melakukan tips berikut:
1. Akui jika salah.
Ini akan membebaskan mental kita. Mengakui kesalahan akan membuat hati kita lebih lega serta bisa melihat permasalahan dengan lebih jelas dan jernih daripada ketika kita menggerutu, menyalahkan orang lain, atau menyalahkan keadaan. Memang segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah, dan semua sudah terjadi, katakanlah kalimat baik sebagaimana dalam riwayat tersebut di atas.
2. Hadapi kesalahan atau kekurangan.
Kesalahan atau kekurangan adalah fitrah, sesuatu yang wajar terjadi. pada manusla. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menghindarinya. Semakin menghindar, kita akan sernakin tersiksa. Alih-alih mendapatkan solusi, dengan menghindar, membuat kita semakin menderita.
3. Terbuka pada masukan lain.
Mengubah pikiran bukan lah suatu perbuatan dosa, selama masih dalam kebaikan atau justru merupakan tindakan yang lebih baik. Maka, jika kita melakukan kesalahan, tidak ada salahnya untuk berubah pikiran. Jika ada masukan yang lebih baik, apalagi dari suami atau istri kita, mengapa harus ditolak?
4. Terimalah perubahan.
Sebuah saran atau nasihat bisa mengubah pikiran dan perasaan kita terhadap tindakan kita di masa lalu. Terimalah perubahan itu. Perubahan pikiran dan perasaan akan mengubah hasil yang akan dicapai. Tidak ada orang yang sempurna, oleh karena itu terimalah kesalahan dan kekurangan. Justru dengan menerimanyalah kita bisa melakukan perbaikan karena tidak ada perbaikan ketika kita tidak mengakui adanya kesalahan.
5. Husnudzan kepada Allah SWT.
Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan niat serta amal kebaikan setiap hamba-Nya. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam salah satu ayat-Nya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf: 87)
Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan, Semoga Allah SWT memudahkan setiap usaha yang kita kerjakan.
Sumber : Abu Ma’aris, Do’a-do’a Istri Untuk Suami
Gambar : kalam.sindonews.com
Allah SWT memang menjadikan kehidupan ini sebagai tempat ujian bagi hamba-Nya, dan ujian itu boleh jadi dengan hal yang menyenangkan atau juga dengan hal yang tidak menyenangkan. Dalam salah satu firmanNya, Allah SWT, menegaskan: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguj ikamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalkan."(Q.S Al-Anbiya:35).
Cobaan itu bisa berupa keadaan yang sulit atau lapang, sakit atau sehat, kegagalan atau kesuksesan, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti itu, kita harus lebih banyak mengevaluasi diri, sebab boleh jadi keadaan yang kurang menyenangkan itu muncul karena perilaku atau kesalahan kita sendiri. Dan celakanya, seringkali suatu kesalahan tertentu membuat kita berhenti berusaha. Penyesalan yang memengaruhi perasaan, ditambah dengan berbagai opini keliru yang merusak bisa membuat seseorang berhentí berusaha setelah melakukan kesalahan. Padahal, harusnya dia terus berusaha dan berusaha. Rumus sederhana untuk mengatasi hal ini ialah "berubah".
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada semuanya ada kebaikan. Perhatikanlah apapun yang bermanfaat buat dirimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah serta janganllah menyerah. Dan jika engkau ditimpa sesuatu (musibah), maka janganlah mengatakan: Andai saja aku lakukan ini dan itu, akan tetapi katakanlah: "Allah telah menakdirkannya dan apapun yang Dia kehendaki (pasti) terjadi.'" (HR. Muslim 4816,4/2052)
Dari Auf bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencela sikap menyerah, akan tetapi engkau harus melakukan sesuatu dengan cerdas, dan bila engkau mendapati kegagalan, maka katakanlah: Hasbiyallahu wa ni'mal wakil, 'Cukuplah bagiku Allah SWT, dan Dia sebaik-baik tempat bersandar."(HR. Abu Dawud No. 3143).
Dalam kehidupan berkeluarga apalagi bagi seorang istri sangat wajar jika ia menginginkan hal-hal yang menyenangkan dan keberhasilan dalam keluarganya. Oleh karena itu, evaluasi diri serta mengembalikan semuanya kepada Allah SWT dengan senantiasa bermunajat dan berhusnudzan kepadaNya merupakan sebuah keniscayaan, sebagaimana arahan Rasulullah dalam riwayat di atas. Kemudian usahakanlah untuk melakukan tips berikut:
1. Akui jika salah.
Ini akan membebaskan mental kita. Mengakui kesalahan akan membuat hati kita lebih lega serta bisa melihat permasalahan dengan lebih jelas dan jernih daripada ketika kita menggerutu, menyalahkan orang lain, atau menyalahkan keadaan. Memang segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah, dan semua sudah terjadi, katakanlah kalimat baik sebagaimana dalam riwayat tersebut di atas.
2. Hadapi kesalahan atau kekurangan.
Kesalahan atau kekurangan adalah fitrah, sesuatu yang wajar terjadi. pada manusla. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menghindarinya. Semakin menghindar, kita akan sernakin tersiksa. Alih-alih mendapatkan solusi, dengan menghindar, membuat kita semakin menderita.
3. Terbuka pada masukan lain.
Mengubah pikiran bukan lah suatu perbuatan dosa, selama masih dalam kebaikan atau justru merupakan tindakan yang lebih baik. Maka, jika kita melakukan kesalahan, tidak ada salahnya untuk berubah pikiran. Jika ada masukan yang lebih baik, apalagi dari suami atau istri kita, mengapa harus ditolak?
4. Terimalah perubahan.
Sebuah saran atau nasihat bisa mengubah pikiran dan perasaan kita terhadap tindakan kita di masa lalu. Terimalah perubahan itu. Perubahan pikiran dan perasaan akan mengubah hasil yang akan dicapai. Tidak ada orang yang sempurna, oleh karena itu terimalah kesalahan dan kekurangan. Justru dengan menerimanyalah kita bisa melakukan perbaikan karena tidak ada perbaikan ketika kita tidak mengakui adanya kesalahan.
5. Husnudzan kepada Allah SWT.
Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan niat serta amal kebaikan setiap hamba-Nya. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam salah satu ayat-Nya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf: 87)
Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan, Semoga Allah SWT memudahkan setiap usaha yang kita kerjakan.
Sumber : Abu Ma’aris, Do’a-do’a Istri Untuk Suami
Posting Komentar untuk "Do’a Seorang Istri Ketika Suami Mengalami Kegagalan"