Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Berkomunikasi Dengan Mendengar Ketika Anak Sudah Remaja

 Pentingnya Berkomunikasi Dengan Mendengar Ketika Anak Sudah Remaja

Gambar : Pixabay.com

Seiring perkembangan anak ketika beranjak remaja, maka proses komunikasi antara anak dan orang tua juga mulai berubah. Benar bahwa remaja tidak dapat melakukan sesuatu tanpa arahan orang tua, tetapi ada satu hal penting tentang masalah ini yang sering kita abaikan. Bahwa arahan tidak akan berhasil kecuali emosi negatif dapat dihindari. Jika seorang ayah dan anak laki-lakinya dalam hubungan yang baik, ini akan membuka jalan untuk menghadapi dan menyesuaikan masa remaja. Saat seorang ayah dan putranya dalam kondisi hubungan yang buruk karena suatu hal, meskipun sang ayah fasih berbicara maka ia tidak dapat berhasil dalam meyakinkan anaknya.

"Apa yang kita perlukan sebagai orang tua adalah komunikasi yang efisien dengan anak remaja dan seluruh komunikasi dimulai dengan mendengar dengan penuh perhatian. Meskipun sulit memahami apa yang mereka katakan."

Berikut ini beberapa tips mengenai hubungan mendengar dan komunikasi:

Merupakan hal yang umum melihat remaja menghindari berbicara dengan orang tua. Sering kali kita perhatikan bagaimana mereka tertawa terbahak-bahak dan asyik bercengkerama dengan teman-teman mereka.Namun, saat pulang ke rumah mereka diam hampir sepanjang waktu. Beberapa remaja akan mengangkat bahu dan mengucap sepatah kata saja atau 'tidak tahu' untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan biasa.

Mari kita perjelas, dalam kasus tertentu, ini bukan permasalahan individu dalam remaja tertentu. Ini merupakan hal yang wajar dan mungkin disebabkan karena kurangnya keseimbangan emosi dan rasa bingung yang mengganggu di dalam diri. Seorang ibu mungkin sering berbicara dengan putrinya saat memasak atau membersihkan rumah bersama; dan seorang ayah mungkin sering berbicara dengan putranya saat membaca koran bersama. Ini adalah hal yang cukup umum, tapi untuk beberapa remaja lainya dan pada situasi tertentu, ini adalah tanda pengabaian. Berikut ini adalah sebuah kejadian yang mana seorang ibu secara tidak sadar memberikan kesedihan yang besar pada diri anaknya:

Seorang gadis remaja pulang ke rumah dengan sangat gembira karena dia baru saja mendapatkan nilai terbaik ulangan di kelasnya. Saat masuk rumah, dia berteriak kegirangan sambil mencari sang ibu dan saat menemukannya dia berkata, "Coba tebak Bu! Ibu tak akan percaya, karena aku juga tidak percaya pertama kalinya! Aku dapat nilai ulangan terbaik!" Sang ibu pun menjawab santai, "Coba kita lihat hasil ujian akhir dua bulan lagi, kita akan lihat apa kamu memang yang terbaik. Meski sang ibu tidak menyadarinya, jawabannya merupakan pukulan telak terhadap impian sang putri. Dia tidak semestinya menghempaskan kegembiraan putrinya dengan respons yang menyakitkan.

Banyak peristiwa saat remaja mengatakan hal yang cukup benar, tapi bukanlah tindakan sopan untuk membicarakannya. Tujuan mereka mungkin jauh dari menyakiti perasaan ayah atau ibu mereka. Namun, mereka hanya mencoba bercakap-cakap dengan orang tua mereka, dan topik spesifiknya tidak patut bagi remaja. Pihak orang tua selayaknya menyadari hal ini dan memberi pengertian kepada anaknya.

Sering terjadi, orang tua kesulitan memiliki waktu untuk berbicara dengan putra atau putri mereka tentang sesuatu. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan pasangannya dan meminta bantuan tentang langkah terbaik. Mereka bisa memutuskan bahwa seorang ayah atau ibu mendelegasikan tugas berbicara kepada putra atau putrinya itu pada kesempatan tertentu itu kepada istri atau suaminya.

Semaksimal mungkin kita tahu apa yang dipikirkan remaja dan itu tentang masalah apa pun yang mungkin mereka hadapi. Apa yang biasanya terjadi adalah bahwa remaja itu penuh dengan proyek atau kegiatan dalam kegembiraan dan k etertarikan yang luar biasa. Mereka menerima orang dewasa untuk berbagi kegembiraan mereka yang meluap, tapi ini tidak terjadi. Orang dewasa memiliki cukup pengalaman untuk menyadari bahwa semangat remaja salah tempat, dan proyek ini mungkin tidak terlalu menjanjikan. Tidak heran bila tanggapan orang dewasa biasa saja dan hal ini bisa menimbulkan keputusasaan pada remaja.

Ada seorang anak yang pulang ke rumah dan mengatakan kepada ayahnya bahwa selama liburan dia akan belajar menulis kepada seorang novelis terkenal dan jika tulisannya bagus maka namanya akan dibicarakan banyak orang dalam beberapa tahun. Sang ayah melihat anaknya dengan tatapan dingin dan berkata, "Oke, semoga sesuai apa yang kamu harapkan," dan kemudian pergi keluar ruangan tanpa berucap kata-kata lagi. Tangis si anak pun pecah, lalu pergi ke kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Pesannya di sini adalah mendengar tidak sekadar mendengar pembicaraan yang logis dan beralasan. Kita perlu mendengar dengan penuh perhatian kepada remaja sehingga selalu ada hubungan terbuka antara kita dan mereka, juga untuk menopang proses perkembangan dan kedewasaan.

Mendengar merupakan komunikasi yang sangat efektif dan mudah dilakukan, orang tua hanya perlu meluangkan waktu dan mendengar setiap cerita atau keluhan yang disampaikan oleh anaknya. Dengan mendengar anak akan merasa diperhatikan, dengannya akan terjalin hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua.

Sumber : Anakmu Sudah Remaja, Karangan Prof. Dr. Abdul Karim Barkar

 


Posting Komentar untuk "Pentingnya Berkomunikasi Dengan Mendengar Ketika Anak Sudah Remaja"