Kisah Abdul Qadir al-Jaelani Kejujuran Membawa Keselamatan

Gambar : Pixabay.com
Abdul Qadir al-Jaelani lahir pada tahun 470 Hijriah atau bertepatan dengan 1077 Masehi di Jilan. Ia dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadiriyah. Beliau merupakan salah seorang yang namanya sering disebut-sebut dalam dunia tasawwuf. Dia dikenal kesufiannya karena dari semenjak kecil dibesarkan dalam keluarga Sufi.
Di samping sebagai sufi, ia juga dikenal sebagai ahli dalam bidang Ilmu Ushul dan Fiqh dalam Madzhab Hambali. Ia wafat pada tahun 561 H/1166 M dan dimakamkan di Baghdad. Konon kabarnya banyak orang sampai sekarang datang menziarahi makamnya.
Ada kisah menarik tentang Abdul Qadir al-Jaelani ini. Konon, sejak kecil ia sudah dididik oleh orang tuanya untuk bersifat jujur kepada siapa saja. Pada suatu hari, ketika ia baru keluar dari kota Makkah menuju Baghdad untuk menuntut ilmu, ibunya memberi uang empat puluh dinar sebagai bekal. Setelah itu, ibunya mengikat dengan suatu perjanjian bahwa ia tidak boleh bohong.
Sesudah itu berangkatlah Abdul Qadir menuju ke Baghdad diiringi dengan doa restu ibunya. Namun setelah tiba di suatu tempat yang bernama Hamdah, tiba-tiba datang segerombolan perampok, yang kemudian merampas semua harta dan bekal-bekal yang dibawa kafilah (rombongan) yang kebetulan bersamanya dalam perjalanan. Ketika hampir ke giliran Abdul Qadir Jaelani, salah seorang perampok berkata:
"Apa yang kamu bawa?”, tanya perampok itu dengan wajah beringas.
“Aku membawa uang sebanyak empat puluh dinar", jawab Abdul Qadir dengan tenang.
Setelah mendengar pengakuan Abdul Qadir Jaelani, perampok tersebut tidak percaya, malah memperolok-olokan dirinya, bahkan kemudian perampok tersebut meninggalkannya. Lalu ada orang lain disampingnya melihat dan bertanya, “apa yang kamu bawa itu?"
Abdul Qadir al-Jaelani memberitahukan yang sebenarnya. Kemudian para perampok itu menggeledah dan mendapatkan apa yang dibawanya. Setelah itu, dia melaporkan kepada pimpinan perampok. Begitu mendengar laporan dari orang tersebut, pimpinan perampok dan anak buahnya heran seakan tak percaya.
"Apa yang mendorong dan menyebabkan kamu berkata jujur?", tanya pimpinan perampok.
"Aku telah berjanji kepada ibuku agar aku selalu berkata jujur", jawab Abdul Qadir al-Jaelani.
"Lantas?", ucap pimpinan perampok itu.
"Aku Berkata Jujur karena aku takut mengkhianati perjanjian dengan Ibuku", sahut Abdul Qadir menjelaskan.
Ketika mendengar perkataan Abdul Qadir seperti itu, día tiba-tiba berteriak dan berkata, "Kamu merasa takut mengkhianati perjanjian dengan ibumu, sementara aku tidak takut mengkhianati 'perjanjian' dengan Allah SWT",
Kemudian selanjutnya Pimpinan Perampok tersebut memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan uang Abdul Qadir Jaelani beserta uang dan perbekalan kafilah lain yang sebelumnya mereka ambil. lalu dia berkata: "Karena perantaraan dirimu, maka Aku bertaubat kepada Allah”
Mendengar ucapan perampok ini, ramai-ramai anak buahnya mengatakan: “Engkau adalah pemimpin kamí dalam perampokan, maka sekarang engkau adalah pemimpin kami dalam bertaubat".
Akhirnya mereka semua bertaubat. Ini semua adalah berkat kejujuran. Tidak hanya kejujuran itu akan membawa pada keselamatan, namun juga membawa pengaruh kebaikan kepada orang lain.
Berdasarkan kisah di atas, benarlah apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Pilihlah kejujuran, sekali pun kalian menyaksikan di situ ada kecelakaan, Karena sesungguhnya didalam kejujuran itu ada keselamatan" (HR. Ibnu Dunya).
Posting Komentar untuk "Kisah Abdul Qadir al-Jaelani Kejujuran Membawa Keselamatan"