Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Musa AS

Kisah Nabi Musa AS
Gambar : Pixabay.com

Nabi Musa AS adalah nabi yang diturunkan Allah kepada Kaum Bani Israil. Nabi Musa termasuk salah satu Nabi Ulul Azmi dan termasuk satu dari Nabi yang diturunkan kitab oleh Allah SWT, yaitu Kitab Taurat.

Nabi Musa lahir pada saat kekuasaan dipegang Raja Fir’aun yang sangat kejam. Raja Fir’aun adalah raja yang dhalim, demi mempertahankan kekuasaannya, apapun akan ia lakukan termasuk dengan membunuh bayi laki-laki yang baru lahir. Pembunuhan terhadap anak laki-laki dari kalangan bani Israil merupakan petunjuk dari para Tukang Sihir yang mengatakan bahwa akan ada seorang laki-laki yang akan menjadi pemimpin yang akan menghancurkan kekuasaan Fir’aun.

Pada saat itu, kaum Bani Israil mengalami penindasan, banyak dari kaum Bani Israil dijadikan budak. Hampir tiap hari tentara Fir’aun mendatangi rumah-rumah Bani Israil untuk mencari anak laki-laki. Untuk menyelamatkan Nabi Musa yang masih bayi, Ibu Nabi Musa akhirnya membawa Musa ke Sungai Nil dan memasukkannya ke dalam peti kemudian menghayutkannya. Tindakan Ibu Nabi Musa ini merupakan ilham dari Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an Surat Al Qashash: 7, Allah SWT berfirman, yang artinya :

“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS. Al Qashash: 7).

Nabi Musa akhirnya dibawa oleh arus air sungai sampai ke hilir, disana tenyata ada istri Fir’aun. Begitu dilihatnya ada bayi, istri Fir’aun pun memungutnya dan membawa Nabi Musa ke istana Fir’aun dan meminta izin kepada Fir’aun untuk merawatnya. Pada mulanya Fir’aun tidak setuju, akan tetapi atas permintaan dari isterinya akhirnya Fir’aun tidak jadi membunuh Musa dan menganggatnya menjadi anak. Permintaan dari isteri Fir’aun ini dikisahkan dalam Surat Al Qashash ayat 9, yang artinya :

“(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.” (QS. Al Qashash:9)

Hingga pada suatu ketika, terjadi perkelahian antara penduduk mesir dengan seorang dari kalangan Bani Israil. Laki-laki dari Bani Israil itu meminta tolong kepada Muda, dan Nabi Musa pada saat itu memukul Pemuda Mesir tersebut dan mati hanya karena sekali pukul. Pada saat itu orang-orang Mesir memberitahu Raja Fir’aun bahwa Nabi Musa telah membunuh seseorang, segeralah bala tentara Fir’aun mencari Nabi Musa.

Hingga tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Musa kemudian menasehatinya untuk segera meninggalkan Kota Mesir. Nabi Musa pun Hijrah ke Madyan dan disana beliau berjumpa dengan Nabi Syu’aib. Nabi Musa tinggal di Madyan selama 10 tahun dan menikahi anak Nabi Syu’aib. Setelah itu beliau meminta izin kepada Nabi Syu’aib untuk kembali ke Mesir.

Dalam perjalanan menuju Mesir, Nabi Musa melihat sinar dari atas Bukit Sinai. Di Bukit Sinai itulah pertama kalinya Nabi Musa mendapat wahyu dari Allah. Kejadian diceritakan dalam Surat Al-Qashash ayat 30 yang artinya :

“Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi, “Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam! (QS. Al-Qashash : 30).

Setelah mendapat wahyu, maka Nabi Musa mulai berdakwah, Nabi Musa mengajak Kaum Bani Israil dan Raja Fir’aun untuk kembali ke jalan tauhid, jalan yang diridhai Allah. Namun Fir’aun menolak dan terus melakukan kedhaliman kepada kaum Bani Israil.

Semakin lama pengikut Nabi Musa semakin bertambah, sehingga membuat Raja Fir’aun menjadi marah. Untuk menyelamatkan kaum Bani Israil, akhirnya Allah SWT memerintahkan Nabi Musa membawa kaum Bani Israil keluar dari Mesir.

Dalam Surat A Asy-Syu'ara: 52-53, Allah SWT berfirman yang artinya :

"pergilah pada malam hari sebab pasti kamu akan dikejar." Kemudian Firaun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya). (QS. Asy-Syu'ara: 52-53).

Mengetahui kaum Bani Israil melarikan diri, Raja Fir’aun dan bala tentaranya mengejar dari belakang, sampai akhirnya rombongan Bani Israil berhadapan dengan laut merah. Keadaan seketika menjadi panik, kaum Bani Israil ketakutan akibat bahaya yang sedang menghadang, tidak ada yang melindungi mereka saat itu. Mereka berada diantara dua bahaya, tenggelam di lautan atau mati di tangan tentara Fir’aun.

Sampai akhirnya pertolongan Allah datang, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul tongkatnya pada permukaan air laut. Air laut tiba-tiba terbelah, dan terciptalah jalan yang sangat besar. Nabi musa dan pengikutnya akhirnya menyeberang dengan selamat. Sedangkan Raja Fir’aun dan tentaranya mengikuti dari belakang, akan tetapi ketika sampai di tengah lautan, maka air laut yang terbelah tadi akhirnya menyatu kembali, dan akhirnya Fir’aun dan seluruh tentaranya tenggelam di dasar laut merah.



Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Musa AS"