Nabi Muhammad SAW, Nabi Yang Sederhana Dan Rendah Hati
NABI MUHAMMAD SAW, NABI YANG SEDERHANA DAN RENDAH HATI
Gambar : Pixabay.com
Banyak kisah keteladanan akhlak Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah yang dialami oleh Sahabat Umar bin Khattab. Pada suatu hari, Umar bin Khattab datang menemui Nabi Muhammad SAW, kebetulan saat itu Rasulullah sedang tidur dengan hanya beralaskan tikar. Ketika Nabi bangun, Umar melihat ada bekas tikar dari pelepah kurma yang menempel di pipi dan punggung beliau, melihat kejadian tersebut, Umar pun menangis.
Melihat sahabatnya menangis, Rasulullah bertanya, "Mengapa engkau menangis, wahai Umar?" Umar menjawab, "Bagaimana saya tidak menangis menangis ya Rasulullah, Kisra dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas, mereka duduk di atas tulam berkain sutera, yang dikelilingi oleh makanan yang sangat mewah. Sementara engkau ya Rasulullah, hanya tidur beralaskan tikar yang keras sehingga tikar ini menimbulkan bekas di tubuhmu, padahal engkau adalah rasul kekasih Allah.
Rasulullah tersenyum, beliau memahami kesedihan sahabatnya itu. Beliau tahu, Umar sangat peduli kepadanya. Beliau lalu bersabda, "Wahai Umar, Mereka adalah kaum yang dipercepat kesenangannya di dunia, dan tak lama akan berakhir. Tidakkah engkau rela mereka hanya memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat?"
Lalu, Rasulullah bersabda lagi, "Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang berkendara pada saat musim panas. Kemudian berhenti sejenak dan berteduh di bawah pohon, Akan tetapi tak lama kemudian pergi meninggalkannya."
Itulah gambaran yang diberikan oleh Rasulullah perbandingan antara kenikmatan dunia dan akhirat, sungguh kenikmatan dunia sangat sedikit dan hanya sementara saja. Tentu orang-orang yang beriman lebih mementingkan kenikmatan akhirat yang kekal abadi.
Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat yang sangat mencintai Rasulullah. Umar tidak ingin Rasulullah hidup dalam kesusahan. Itulah yang menyebabkan sehingga Umar merasa sedih, karena Umar tidak tega melihat Rasul yang dicintainya hanya tidur di atas tikar dari pelepah kurma.
Umar membandingkan kondisi rasulullah dengan Kisra dan Kaisar. Kisra adalah julukan bagi penguasa Persia, saat itu Persia adalah salah satu negara terkuat yang sangat luas kekuasaanya dan sangat banyak tentaranya, Penguasa dan Rakyat Negeri Persia tidak beriman kepada Allah, karena mereka menyembah api. Sedangkan Kaisar adalah julukan bagi Penguasa Romawi, Kaisar Romawi juga juga memiliki kekuasaan yang sangat besar, wilayahnya luas, tentaranya kuat, Istananya pun megah. Kaisar penguasa Romawi tidak beriman kepada Allah. Romawi pada saat itu juga merupakan kerajaan yang sering berperang dengan Persia untuk saling berebut pengaruh dan kekuasaan.
Kisra dan Kaisar tidak disukai oleh rakyatnya. Rakyat Persia hormat hanya karena takut kepada Kisra, sehingga mereka menurut apa saja kemauannya. Rakyat Romawi juga takut kepada Kaisar, sehingga mereka tidak berani membantah perintahnya. Rakyat Persia dan Romawi takut bertemu dengan raja mereka sendiri.
Sedangkan Rasulullah adalah manusia yang sempurna, Rasulullah sangat mulia akhlaknya. Beliau sangat mencintai dan dicintai oleh kaumnya. Beliau adalah pemimpin bagi kaum muslimin. Rasulullah bukanlah pemimpin biasa, karena beliau juga seorang Nabi dan rasul utusan Allah SWT. Kedudukan Nabi Muhammad SAW jauh di atas Kisra dan Kaisar, karena Nabi diutus kepada seluruh umat manusia.
Walaupun demikikan, kehidupan beliau sangatlah sederhana, beliau tidak tinggal di istana yang megah, tempat tinggal beliau berdampingan dengan masjid Nabawi. Beliau tidak duduk di singasana yang tinggi. Beliau duduk sejajar bersama kaum muslimin. Dalam berbagai kesempatan, termasuk pada saat peperangan, Beliau sering berbagi makanan dan minuman bersama para sahabatnya, tanpa membeda-bedakan kedudukannya.
Selain dengan para sababat, Rasulullah juga sangat baik kepada anak-anak. Pernah pada suatu hari, pada saat Rasulullah berjalan-jalan di Kota Madinah, tiba-tiba datang seorang anak kecil yang langsung menggenggam tangan beliau dan mengajak beliau berjalan berjalan. Rasulullah SAW tidak berusaha untuk melepaskan tangannya, akan tetapi beliau membiarkan kemana saja anak kecil tersebut membawanya. Pada hari yang lain, Rasulullah berjumpa dengan anak-anak yang sedih bersedih akibat burung kesayangannya telah mati, Beliaupun menghibur anak-anak tersebut.
Itulah akhlak Rasulullah yang mulia, Akhlak seorang Pemimpin yang juga rasul utusan Allah. Akhlak yang rendah hati dan tidak sombong haruslah dimiliki oleh setiap pemimpin kaum muslimin. Para Pemimpin umat Islam dilarang bersikap sombong sehingga tidak membuatnya dibenci dan ditakuti oleh rakyatnya.
Posting Komentar untuk "Nabi Muhammad SAW, Nabi Yang Sederhana Dan Rendah Hati"