Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Utsman bin Affan dan Yahudi Pemilik Sumur

Utsman bin Affan namanya, beliau lahir dari keluarga pedagang yang kaya raya. Beliau dibesarkan di kalangan kabilah Umayyah yang sangat dihormati dikalangan suku Quraisy. Tapi, kekayaan dan kehormatannya tidak membuat Utsman sombong dan keras hati. Utsman justru berhati lembut dan Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diangkat menjadi nabi dan rasul, Utsman langsung menerima kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah. Utsman pun memeluk Islam dan menjadi pembela dakwah Nabi Muhammad SAW.
Kisah Utsman bin Affan dan Yahudi Pemilik Sumur
Gambar : Pixabay.com

Utsman bin Affan adalah teladan dalam bersedekah. Utsman memang kaya raya. Beliau adalah pedagang yang sukses. Beliau juga sangat dermawan. Beliau tak segan memberikan harta kekayaannya untuk kesejahteraan umat Islam. Bersama Rasulullah dan kaum muslimin lainnya, Utsman bin Affan ikut hijrah ke Madinah. Di Madinah, Utsman kembali menjadi pedagang yang sukses. Hampir di setiap peperangan beliau menyumbangkan sebagian hartanya untuk bekal perang pasukan kaum muslimin.

Suatu ketika, Madinah mengalami musim kemarau panjang, beberapa sumber air mengering, kaum muslimin Madinah pun kesulitan mendapatkan air bersih. Di sekitar Madinah, ada satu sumur yang masih ada airnya, namanya sumur Raumah, sumur itu dimiliki oleh seorang pria Yahudi. Kaum muslimin bisa mengambil air dari sumur tersebut, namun si Yahudi meminta imbalan yang sangat mahal dengan menjual air dari sumur tersebut.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat prihatin melihat keadaan umatnya. Beliau lalu bersabda; "Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta'ala." (HR. Muslim).

Utsman bin Affan segera memenuhinya. Didatanginya si Yahudi pemilik sumur itu. Utsman menawar dengan harga yang tinggi, namun si Yahudi menolak menjualnya. “Seandainya sumur ini aku jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki penghasilan lagi yang bisa aku peroleh setiap hari," kata si Yahudi.

Utsman tak kehilangan akal, kemudian menawarkan : "Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu, satu hari menjadi milikmu, satu hari menjadi milikku. Begitu seterusnya, kita berdua bergantian menjadi pemiliki sumur ini. Si Yahudi setuju, karena dia bisa mengira bisa mendapatkan uang banyak, tanpa kehilangan sumurnya.

Setelah mendapat hak untuk mengelola sumur dan mendapat giliran menjadi pemilik sumur, maka hari giliran Usman, penduduk Madinah bisa mengambil airnya secara gratis. Utsman menyuruh mereka mengambil air untuk mencukupi kebutuhan selama dua hari, sehingga tidak perlu lagi membeli air dari si Yahudi.

Kemudian pada keesokan harinya, si Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli. Penduduk Madinah masih yang masih memiliki persedian air di rumah, tidak perlu ke sumur lagi. Si Yahudi itupun baru sadar akan siasat Utsman. Oleh karena tidak mendapat keuntungan apa-apa lagi, dia lalu mendatangi Utsman untuk menawarkan sumurnya. Utsman setuju lalu dibelilah sumur itu seharga 20.000 dirham, maka Sumur Raumah itupun menjadi milik Utsman secara penuh.

Setelah menguasai sumur tersebut sepenuhnya, kemudian Utsman bin Affan mewakafkan sumur Raumah. Maka sejak saat itu, sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk si Yahudi pemilik lamanya. Itulah satu contoh kedermawanan Utsman bin Affan. Beliau mewakafkan sumur yang aimya terus dimanfaatkan oleh penduduk Madinah. Beliau tak sayang mengeluarkan banyak harta di dunia, karena berharap surga di akhirat kelak.

Sumber : Adzkia

Posting Komentar untuk "Kisah Utsman bin Affan dan Yahudi Pemilik Sumur"