Pentingnya Penanaman Ajaran Agama dan Moralitas Dalam Jiwa Remaja
Gambar : mediakeluarga.com
Setiap orang pasti setuju, bahwasanya mendidik anak haruslah dimulai sejak usia dini. Bayi mulai memahami beberapa hal yang dikatakan kepadanya pada awal tahun kedua dan beberapa keluarga muslim mulai mengajarkan anak mereka sejumlah doa-doa pendek pada tahun ketiga. Seperti yang kita ketahui dalam Islam bahwa saat anak mencapai usia tujuh tahun, orang tua dianjurkan untuk memerintahkannya shalat dan saat anak berusia sembilan tahun, orang tua mulai mengajarkannya untuk berpuasa selama bulan Ramadhan secara bertahap. Saat anak memasuki tahap baru diusia remaja, 12 atau 13 tahun, orang tua harus berdiskusi dengannya mengenai tahapan usia yang akan mereka masuki. Mereka harus sadar bahwa saat usia 14 atau 15 tahun mereka akan mencapai usia pubertas. Saat mencapai tahap ini, menurut ajaran Islam, berarti remaja telah menjadi orang yang sudah memiliki tanggung jawab sendiri, wajib untuk menjalankan perintah agama.
Kita memiliki ajaran benar dari Nabi yang pernah bersabda, "Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh." (HR. Ahmad).
Dari Hadits ini dapat dipahami bahwa seorang anak remaja tidak dihitung dari armal wajibnya sampai mereka mencapai masa baligh atau sudah memasuki masa pubertas. Namun, jika anak remaja (yang belum baligh/puber) menghancurkan barang milik orang lain, dia tetap harus bertanggung jawab. Jika dia membunuh seseorang, dia harus menebusnya. Peristiwa ini dianggap sebagai pembunuhan yang tidak disengaja karena dia belum baligh.
Namun, apa yang menjadi perhatian kita di sini adalah saat seorang anak laki-laki memasuki masa remaja, ayahnya harus menjelaskan kepadanya tanda-tanda usia baligh atau pubertas. Yakni mimpi basah yang harus disucikan dengan mandi janabah (mandi besar). Seorang ibu dalam kondisi yang sama harus menjelaskan kepada anak perempuannya sebelum mencapai masa baligh atau pubertas mengenai siklus menstruasi dan bagaimana mensucikan dirinya. Baik remaja putra maupun putri harus diajarkan semua hal yang mereka perlukan dalam kaitannya dengan shalat, batasan aurat, wajibnya jilbab bagi perempuan (bagian mana yang wajib tertutup dan tertutup dari siapa saja), dan sebagainya. Sama pentingya bahwa ayah dan ibu mulai menjelaskan kepada putra dan putri mereka masing-masing, beberapa rincian yang sesuai mengenai naluri seksual. Bahwa merupakan sifat alami setiap manusia untuk tertarik kepada lawan jenis karena ini adalah hal yang penting bagi umat manusia untuk bertahan di muka bumi ini melalui proses reproduksi.
Remaja perlu arahan untuk menemukan saluran atau aktivitas dalam menjauhkan pikirannya dari hal ini hingga waktu untuk menikah datang. Hal lain yang bisa disebutkan di sini adalah bahwa remaja di masa sekarang, sangat kurang peduli mengenai tantangan besar berbangsa dalam arti yang terbatas dan umat Islam dalam lingkup lebih luas. Alasan dalam hal ini, sebagaimana saya melihatnya, adalah remaja terlalu sibuk dengan kekhawatiran mereka dan ketertarikan untuk menghabiskan waktu dan hobi untuk menarik perhatian orang lain. Selain itu, mereka belum cukup dewasa untuk memikirkan masalah besar bangsa dalam lingkup yang lebih kecil dan umat Islam dalam lingkup yang lebih luas.
Meskipun demikian, dengan mengajak remaja berpartisipasi dalam diskusi mengenai persoalan-persoalan di masyarakat dan bahkan bertanya langsung kepada mereka untuk meminta pendapat mereka, akan membantu membangkitkan perhatian mereka dengan mencari informasi lebih mendalam mengenai persoalan-persoalan tersebut.
Oleh karenanya, sebagai orang tua, baik Ayah ataupun Ibu, perlu mengetahui perkembangan anak terutama saat-saat mereka menjelang remaja. Perhatian dan nasehat dari orang tua sangat dibutuhkan agar anak tidak salah jalan. Orang tua perlu menjelaskan bahwa ketika anak sudah remaja, mereka sudah punya tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap ibadahya kepada Allah maupun tanggung jawab dengan sesama manusia apabila dia melakukan kesalahan.
Kedekatan orang tua terhadap anak yang sudah remaja sangat penting, agar anak ketika memiliki permasalahan tidak mencari teman atau orang lain untuk menumpahkan isi hatinya, karena nantinya bisa berakibat tidak baik, apalagi jika nasehat yang diberikan oleh temannya tersebut tidak sesuai dengan tuntunan agama. Dengan akrabnya hubungan anak dengan orang tua, anak akan lebih terbuka untuk menceritakan berbagai hal yang sedang dihadapi, dan orang tua pasti akan memberikan nasehat yang terbaik buat anaknya.
Sumber : Anakmu Sudah Remaja, Karangan Prof. Abdul Karim Bakkar

Posting Komentar untuk "Pentingnya Penanaman Ajaran Agama dan Moralitas Dalam Jiwa Remaja"