Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teladan Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Orang Tuanya

Teladan Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Orang Tuanya
Gambar : pixabay.com

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merupakan salah seorang rasul Allah. Beliau termasuk ke dalam rasul ulul azmi dan merupakan termasuk ke dalam 25 orang rasul yang wajib diimani oleh umat Islam. 

Nabi Ibrahim dilahirkan di Kota Ur, bagian dari Wilayah Mesopotamia, atau sekarang yang dikenal dengan Iraq. Nabi Ibrahim lahir pada saat kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang sangat kejam yang dikenal dengan nama Raja Namrud. Ayah dari Nabi Ibrahim benama Azar yang dikenal sebagai seorang pembuat berhala, yang disembah oleh kaumnya Raja Namrud.

Nabi Ibrahim AS adalah manusia yang cerdas, masa kecilnya dihabiskan dengan berfikir mengenai segala ciptaan Allah, sehingga beliau tidak ikut-ikutan dengan kebiasaan masyarakat saat itu, termasuk kebiasaan mereka dalam beribadah kepada selain Allah.

Setiap malamnya Nabi Ibrahim melakukan pencarian tentang hakikat sang pencipta. Kilau cahaya Bintang sempat memukau Nabi Ibrahim, Tapi akhirnya cahaya bintang hilang ditutupi oleh cahaya Bulan, dan ketika bulan bercahaya terang, siang harinya cahaya bulan dikalahkan oleh sinar Matahari. Begitu pula saat malam tiba, siang matahari yang terang akhirnya hilang ditelan kegelapan. Kejadian berulang sepanjang waktu cukup membuktikan bagi Nabi Ibrahim bahwasanya itu semua hanya benda bukan Tuhan sang Maha Pencipta.

Kisah ini disampaikan oleh Allah dalam Al-quran surat Al-An'am ayat 76 hingga 78, yang artinya :

"Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam.Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (QS. Al-An'am:76-78)

Ayat di atas menggambarkan kemampuan Nabi Ibrahim dalam berfikir dan menyadari bahwa menyembah selain Allah adalah perbuatan yang tiada berguna. Akhirnya Setelah pencarian sekian lama, Allah SWT mengabulkan do’a Nabi Ibrahim. Allah memberikan petunjuk dan mengangkat Nabi Ibrahim menjadi seorang Rasul.

Setelah diangkat menjadi rasul, maka langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah mendakwahkan keluarganya. Nabi Ibrahim mendakwahkan ayahnya dengan lembut dan penuh sopan santun. Nabi Ibrahim menyampaikan kalau dirinya diangkat menjadi seorang rasul dan mengajak kaumnya untuk meninggalkan kemusyrikan.

Dalam Al-Qur’an Surat Maryam ayat 43, Allah SWT berfirman yang artinya :

"Wahai ayahku, sungguh telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus"(Surat Maryam ayat 43).

Walaupun Ayahnya menolak, namun Nabi Ibrahim AS tidak pernah berputus asa, berkali-kali diajak ayahnya untuk memeluk agama tauhid. Nabi Ibrahim juga berdo’a kepada Allah agar ayahnya diberikan hidayah. Akhlak Nabi Ibrahim terhadap ayahnya sangat mulia, apapun kondisinya, beliau tetap sayang pada orang tuanya, walaupun ayah Nabi Ibrahim adalah seorang pembuat patung berhala.

Dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat : 86, diceritakan Nabi Ibrahim mendoakan ayahnya,

… dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat. (QS Asy-Syu’ara 26:86)

Akan tetapi hidayah ada di tangan Allah. Bahkan seorang rasulpun tidak mampu memberikan hidayah pada keluarganya. Pada akhirnya Nabi Ibrahim sangat bersedih, sampai ajal menjemput ayahnya tetap berada dalam kemusyrikan.


Admin, dari berbagai sumber

Posting Komentar untuk "Teladan Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Orang Tuanya"